Apa yang dimaksud dengan upacara perkawinan adat ? Sejak kapan perkawinan adat Yogyakarta dimulai ? Bagaimana langkah-langkah upacara pengantin adat Yogyakarta ?

166 LAMPIRAN V HASIL WAWANCARA I Narasumber : KRT. Rintaiswara Tanggal : 13 Februari 2016 Pukul : 10.00-12.00 WIB 1. Apa yang dimaksud dengan upacara perkawinan adat ? Jawab : Perkawinan adat merupakan rangkaian sebagai pelengkap dari syarat-syarat baku pernikahan menurut agama masing-masing. Upacara adat merupakan rangkaian tambahan, namun berbeda sesuai dengan aturan agama yang dianutnya. 2. Sejak kapan perkawinan adat Yogyakarta dimulai ? Jawab : Perkawinan adat Yogyakarta yaitu dimulai sejak bersamaan dengan Kerajaan Mataram di Yogyakarta. Yaitu sebagai penerus budaya Mataram, sebagai perdamaian Giyanti dengan Sri Sultan Hamengku Buwana I. Pada pernikahan adat Yogyakarta menggunakan sunduk mentul berjumlah 5. 3. Bagaimana langkah-langkah upacara pengantin adat Yogyakarta ? Jawab : Langkah-langkah rangkaian : 1. Siraman: - Dilaksanakan sehari sebelum upacara ijab - Mensucikan diri, waktu upacara jam 10.00-11.00 WIB - Orang tua dan sesepuh secara berurutan - Dilakukan di kamar atau “di kolah” - Di bawaah diberi anyaman dari janur - Dilaksanakan oleh maksimal oleh 7 orang yang penting berjumlah ganjil - Dari air 7 sumur sumber, dicampur dengan bunga yakni kembang sritaman : mawar, melati, kenanga, kantil, dll. 167 - Dilulur dengan beras dan kencur dan pewarna: merah, biru, putih, klasabangka, sehelai mori, dan daun-daunan seperti kluwih agar selalu diberi kelebihan, awar-awar, daun opo-opo, daun koro sebagai penghalang, tola bala, daun dadap serep dingin, dan alang-alang. - Memakai kain grompol nagasari. Grompol berkumpul, menyatu - Warna coklat dan putih 2. Ngerik : - Dikerik bulu sinoman, tujuannya untuk memohon keselamatan. Yang disiapkan jenang, tumpeng, dan tukon pasar - Ngerik yaitu menghilangkan bulu halus kalong dibersihkan, dibuat konsep halup-halupi, dibuat penunggul, penipis, pengapit, dan godeg cengkorongan - Kain yang dipakai motif truntum menuntun, menyatu, tumbuh semi - Warna coklat karismatik, hitam : kebadian, kuning keluhuran, dan putih kesucian 3. Midodareni : - Berupa tirakatan - Disiapkan sesajen, kembar mayang kapatan mini. Kapatan merupakan pohon surga, siapa yang berdoa akan kesampaian dikabulkan - Pengantin putri dipaes oleh juru paes - Kepercayaan kejawen tentang Dewi Nawangsih dan Jaka Tarub yang memiliki anak bernama Dewi Nawang Wulan. 4. Ijab : 168 - Pengantin putri tidak mengikuti malam sebelumnya ada prosesi penantingan - Kedua pengatin memakai motif kain yang sama, antara batik motif sidoluhur, sidoasih, dan sidomukti 5. Panggih: - Dilakukan pembawaan kembang mayang, balangan gantal suruh yaitu untuk pengantin pria sebanyak 3 buah yang memiliki arti iman, ikhsan, dan islam. Sedangkan untuk putri berjumlah 1 yang artinya sekali “jadi manten” dalam seumur hidupnya. - Setelah itu dilakukan upacara “mijiki sikil” dan “mecah tigan” yang memiliki lambang kesinambungan hidup dan kontinunitas kesinambungan dengan alam. - Pondongan : di depan manten kakung, dilaksanakan tarian edan- edanan. - Kemudian dilaksanakan prosesi dahan walimah : tompo poyo  pencari rezeki laki-laki

4. Bagaimana makna atau motif busana batik pada busana pengantin