I. Faktor-faktor Penyebab
a. Lingkungan
Freud mengatakan bahwa sebagian besar penyebab menjadi waria adalah pengaruh dari luar atau sesudah dilahirkan Yanti dalam P. Esty
dan Sugoto, 1998. Dalam beberapa teori psikologi disebutkan bahwa kecenderungan orang menjadi waria salah satunya disebabkan oleh
heterophobia, yaitu adanya ketakutan pada hubungan seks dari jenis kelamin yang lain karena pengalaman yang salah Davidson dan Neale,
1978 dalam Koeswinarno, 1996. b.
Proses Pembelajaran Proses pembelajaran yang memberikan cukup pengaruh adalah
pembelajaran pada masa anak-anak yang biasanya melalui identifikasi terhadap suatu tokoh. Sebagai contoh, anak laki-laki mengidentifikasi
ayah, sedangkan anak perempuan mengidentifikasi dirinya kepada ibu. Jika terjadi kebalikannya, maka akan terjadi kekacauan Yanti dalam P.
Esty dan Sugoto, 1998. Pada umumnya para orang tua tidak menyadari secara lebih dini bahwa anak mereka mengalami kelainan kepribadian.
Mereka kurang menyadari bahwa akibat dari perilaku sehari-hari yang dianggap wajar, pada akhinya akan menciptakan pribadi-pribadi yang
menyimpang. Meskipun tahap-tahap perkembangan libido ditentukan secara biologis, harus diakui bahwa perkembangan anak-anak dipengaruhi
oleh reaksi tokoh-tokoh penting, yaitu melalui cara-cara pengasuhan, sikap orang tua dan sebagainya Koeswinarno, 1996.
c. Cara Mendidik yang Salah
Stoller mengatakan bahwa waria dapat terjadi karena peran ibu terlalu dominan dalam diri anak laki-laki Yanti dalam P. Esty dan
Sugoto, 1998. Kelahiran anak yang “cantik” ini membuat ibu tergugah untuk membentuk ikatan emosional yang erat dengan anaknya. Selain itu,
adanya keinginan-keinginan terpendam dari orang tua untuk memiliki anak dari jenis kelamin yang berlawanan mengakibatkan cara mendidik
anak yang keliru, dan ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terciptanya pribadi waria Koeswinarno, 1996.
d. Biologis
Tim peneliti JN Zhou, MA Hofman, LJ Gooren, DF Swaab dari Belanda telah menemukan bukti awal bahwa waria mempunyai struktur
otak yang berbeda dengan laki-laki pada umumnya. Paling tidak dalam satu area kunci yang kira-kira 1 – 8 inchi lebarnya. Mereka meneliti satu
bagian dari hypothalamus yang disebut Central Division of The Bed Nucleus of The Strim Terminalis BSTc. Area ini yang diperkirakan dapat
meningkatkan perilaku seksual, rata-rata lebih besar 44 terdapat pada laki-laki dari pada perempuan. Para ilmuwan dari Institut Penelitian Otak
Belanda melaporkan bukti awal bahwa BSTc pada waria lebih menyerupai BSTc perempuan dari pada laki-laki. Tapi pada kenyataannya, rata-rata
BSTc pada waria sedikit lebih kecil dari pada BSTc pada perempuan. Para peneliti menemukan bahwa sedikitnya terdapat satu motif biologis yang
menyebabkan waria ingin mengganti alat kelaminnya, walaupun mungkin
hal ini bukan satu-satunya alasan Yanti dalam Hariyanti, 2004; dan Kompas, 9 Agustus 2004.
Hingga saat ini penyebab seseorang menjadi waria masih terus dipelajari. Teori yang ada dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1 teori bawaan; 2
hasil didikan lingkungan; 3 konsumsi beberapa zat kimia, dan terdapat bukti tentang sejumlah polutan yang memberikan efek sama. Teori yang semakin sering
dibicarakan dan diyakini kebenarannya saat ini adalah teori pertama, yaitu sehubungan dengan kondisi hormonal dan otak janin dalam kandungan Faiz,
2002; dan Kompas, 9 Agustus 2004.
J. Perbedaan Waria dan Homoseksualitas