11
dan sesekali menerbitkan edisi khusus, perwajahan surat kabar pun ikut mengadakan perubahan. Perubahan tersebut misalnya, perubahan ukuran pada
kolom, gambar, tata letak, tata wajah dan perubahan pada bahasa penyajian dan gaya pelaporannya Santana,2005:85.
2.1.1.1 Surat kabar
Setiap masyarakat membutuhkan berita, kata penulis Inggris Dame Rebecca West, seperti orang membutuhkan mata, ia ingin tahu segala sesuatu
yang terjadi. Tapi berita tidak selamanya demikian, menurut William Radolf Hearts salah satu tokoh penerbitan di Amerika punya sinisme. Berita, menurutnya
ialah seseorang yang menghentikan sesuatu yang hendak dicetak, karena iklan Iebih penting Santana,2005:86.
Dua hal tersebut menyertai perkembangan dunia persuratkabaran modern. Sejalan dengan daya rengkuhnya terhadap jutaan pembaca di berbagai belahan
dunia, serta persaingannya dengan radio dan televisi. Teknologi elektronik yang memasok televisi hampir di setiap rumah, ikut mendorong perkembangan proses
pencetakan surat kabar. Kehadiran televisi membuat kemunculan koran atau surat kabar dibagikan secara gratis di negara — negota eropa dan amerika. Iklan telah
menutup biaya produksi cetak Santana,2005:86. Sebuah surat kabar berbeda dari tipe publikasi lain, karena kesegarannya,
karakteristik headline-nya dan keanekaragaman liputan yang menyangkut berbagai topik isu dan peristiwa. Hal ini terkait dengan kebutuhan pembaca, akan
sisi menarik informasi yang ingin dibacanya dari surat kabar yang menjadi
12
langganannya. Walau demikian surat kabar bukan sekedar pelapor kisah — kisah human interest dari berbagai peristiwa Santana,2005:85.
Pada abad ke-19, surat kabar independent pertama memberikan kontribusi signifikan bagi penyebaran keaksaraan —membuat khalayak keluar dari buta
huruf dan berbagai konsep hak asasi manusia d6an kebebasan demokratis. Surat kabar terus menerus mengasah pandangan - pandangan ihwal global village,
perkampungan dunia di akhir abad ke-20. Setiap kejadian international terkait erat dengan kepentingan tiap orang di belahan dunia manapun ia berada. Setiap kisah
tragedi perseorangan menjadi milik tiap orang untuk mempersoalkannya ke dalam drama persoalan internasional Santana,2005:87.
Asumsinya, setiap orang memiliki hak untuk mengetahui segala pernak — pernik kejadian. Karena dari bekal informasi itulah setiap orang dapat turut urun -
rembug – berpartisipasi - dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk mendapatkan kepastian informasi dan kemampuan urun — rembug tersebut, tiap orang
nnembutuhkan wartawan surat kabar yang bertugas sebagai wakil masyarakat untuk mencari dan memberi tahu tentang segala peristiwa yang terjadi dan
dibutuhkan masyarakat. Pada sisi inilah, mengapa wartawan memiliki hak untuk tahu pada segala informasi publik, dan diberi keleluasaan untuk mencari ke
mana pun informasi itu berada. Sebab, wartawan bertanggung jawab pada kebutuhan masyarakat akan informasi yang ada di lingkungannya
Santana,2005:87. Surat kabar harian sendiri terbit untuk mewadahi keperluan tersebut.
Informasi menjadi instrumen penting dari masyarakat industri. Maka itulah, surat
13
kabar harian bisa disebut sebagai produk dari industri masyarakat. Di samping itu, dalam bentuknya yang independen dalam kerandirian, surat kabar biasanya
integral dengan perkembangan paham demokrasi di sebuah masyarakat. Hal itu bisa terlihat dari kondisi kebebasan pers yang terdapat pada suatu masyarakat, dan
tingkat keaksaraan membuat khalayak keluar dari buta huruf masyarakat
Santana,2005:87. Perkembangan surat kabar sendiri menurut ENCYCLOPEDIA
BRITANNICA bisa dilihat dari tiga fase : 1.
Fase pelopor yang mengawali penerbitan surat kabar yang muncul secara sporadis, dan secara gradual kemudian menjadi penerbitan yang regular,
teratur waktu terbit dan materi pemberitaannya, serta khalayak pembacanya. Berbagai surat kabar, ketika awal terbit di masyarakat belum benar - benar
memahami fungsi media; ditambah kesulitan membaca huruf - huruf berita cetak karena keterbiasaan retorika oral jadi penghubung antar individu sosial.
Namun, perkembangan masyarakat akhirnya membuat pertumbuhan surat kabar menjadi institusi penerbitan mapan yang diakui masyarakat.
2. Pertumbuhan kemapanan jurnal — jurnal reguler yang masih rentan terhadap
berbagai tekanan masyarakat. Sistem otokrasi yang masih menguasai masyarakat membuat surat kabar kerap ditekan kebebasan menyampaikan
laporan pemberitannya. Penyensoran terhadap berbagai subjek materi informasinya kerap diterima surat kabar. Setiap pendirian surat kabar mesti
memiliki izin lisensi pihak yang berkuasa. Semua itu akhirnya mengurangi independensisurat kabar sebagi instrument media informasi.
14
3. Masa penyensoran telah tiada namun berganti dengan berbagi bentukkan
pengendalian. Kebebasan pers telah memang telah diperoleh, berbagai pemberitaan sudah leluasa disampaikan. Akan tetapi, sistem kapitalisasi
industri masyarakat kerap jadi pengontrol. Ini dilakukan antara lain melalui pengenaan pajak, penyuapan, dan sanksi hukum yang dilakukan kepada
berbagai media dan pelaku — pelakunya Santana,2005:87-88.
2.1.1.2 Kartun Editorial