14
3. Masa penyensoran telah tiada namun berganti dengan berbagi bentukkan
pengendalian. Kebebasan pers telah memang telah diperoleh, berbagai pemberitaan sudah leluasa disampaikan. Akan tetapi, sistem kapitalisasi
industri masyarakat kerap jadi pengontrol. Ini dilakukan antara lain melalui pengenaan pajak, penyuapan, dan sanksi hukum yang dilakukan kepada
berbagai media dan pelaku — pelakunya Santana,2005:87-88.
2.1.1.2 Kartun Editorial
Kartun Editorial adalah kolom visual sindiran di media massa yang mengomentari berita dan isu yang sedang ramai dibicarakan masyarakat, karena
pengaruhnya -yang signifikan. Sebagai editorial visual, karikatur mencerminkan kebijakan dan garis politik dan ideologi media yang memuatnya
Oetama.2001,158. Dalam kebanyakan surat kabar Indonesia penulis tajuk dan pojok sering
bergantian. Sebaliknya pengisi kartikatur jelas nama dan sosoknya. Karikatur, prosesnya karya kreatif, tetapi barangkali juga bentuk dan sosoknya akhirnya
merupakan karya kreasi interaktif. Interaktif kedalam, yakni dengan sesama rekan wartawan, interaktif dengan visi daze nilai bersama lembaga. Interaktif keluar,
dengan lingkungan luar, masyarakat, negara, ,Juga dengan pemerintah. Sekalipun prosesnya kreasinya interaktif, bahkan tidak pula dapat dilepaskan dari institusi
surat kabar yang merupakan panggungnya, bobot pribadi wartawan hadir kuat dan karena hal itu sang karikaturis menjadi terkenal Oetama,200I ;159.
15
Sejak awal abad ke-18, karikatur dan kartun dikenal sebagai lahan kreatif seniman dan karena sejak semula dimuat di penerbitan, maka karikatur bisa
diperdebatkan karena sifatnya yang kritis, menusuk, cerdas, dan tentunya lucu. Sedangkan terdapat pertanyaan antara beda kartun dan karikatur. Maka dapat
dijelaskan bahwa karikatur lebih mengarah pada sosok tokoh. Sedangkan kartun Iebih pada kejadian atau persoalan. Acapkali pada kartun, kita melihat semacam
summing up, semacam kepadatan dari sosok, peristiwa atau permasalahan. Deskripsi panjang lebar sudah dibaca pada berita, komentar, artikel, dan foto.
Namun ketika dijumpai sebuah karikatur, aktualitas dan kepadatan peristiwa dan permasalahan itu, terasa sangat intensif dan mengejutkan Oetama.2001;160.
Karikaturis atau kartunis dapat dikategorikan sebagai wartawan. Tentu bukan karena karya mereka dimuat di pentas surat kabar, namun karena karya
mereka aktual, seperti wartawan lainnya. Karyanya berupa opini atau komentar, yaitu komentar mengenai sosok pribadi seseorang, kejadian atau permasalahan
yang aktual, yang sedang berlangsung, yang sedang menjadi pembicaraan, perhatian dan kerisauan banyak pihak. Sosok pribadi maupun kejadian menjadi
lahan pemberitaan seperti komentar atau opini, artikel, pojok dan foto - foto jurnalistik juga menjadi lahan bagi karikaturis. Dengan demikianlah maka
karikaturis dapat dikategorikan sama dengan wartawan umumnya, hanya karyanya saja berupa humor visual Oetama.2001;160.
Kelebihan kartun atau karikatur opini adalah visual, padat, berunsur satir, ada nilai kejelian, kecenderungan berlebihan, mengemukakan atau
mengeksploitasi segi - segi tertentu yang , khas dan menarik. Ada unsur kritik,
16
memperolok, mengajak bercanda, dan bila berhasil ada faktor kejutan, sesuatu yang oleh kebanyakan orang tidak terbayangkan Oetama.2001;160.
2.1.1.3 Kartun atau karikatur