Kinerja Karyawan DASAR TEORI
14
a. Orientasi pelayanan konsumen: mendengar dan memenuhi permintaan konsumen, memperhatikan kepuasan konsumen, dan inisiatif
memberikan informasi yang membantu konsumen. b. Inovasi untuk kemajuan lebih baik: mengembangkan cara kerja yang
sudah ada pada umumnya, berusaha mencari cara kerja yang lebih memudahkan, terbuka dan bersedia menerima gagasan baru yang
bermanfaat. c. Orientasi pada hasil kerja: bekerja dengan lebih baik dari sebelumnya,
pantang menyerah demi pencapaian standar kinerja, berusaha keras menyelesaikan tugas dan mampu menyelesaikan masalah dengan baik.
d. Kerjasama tim: mendukung penuh kebijakan tim, terlibat dalam memperbaharui barbagai informasi yang berguna bagi tim, mau
terlibat dalam setiap kerja tim, dan mau membantu rekan kerja apabila pekerjaan sendiri sudah terselesaikan.
e. Integritas dan kredibilitas pribadi: dapat dipercayai, menyampaikan informasi berdasarkan fakta dan kebenaran, menyelesaikan kewajiban
dan tanggung jawab pribadi, dapat berempati terhadap kenyataan rekan kerja, dan menghargai kelemahan rekan kerja.
f. Kedisiplinan: sangat disiplin di dalam lingkup lingkungan kerja, mengikuti tata tertib dan prosedur kerja dan memelihara keteraturan
dan ketertiban dalam bekerja. Dari uraian tersebut, dapat dilihat bahwa dimensi yang digunakan
oleh PT. SAT memiliki beberapa kesamaan dengan teori dimensi kinerja
15
lainnya yaitu dimensi kualitas, kerja sama tim dari Miner 1988 dan dimensi dari Parasuraman 1985 yakni kehandalan, daya tanggap,
kompetensi, kesopanan, komunikasi, kejujuran, dan pengetahuan terhadap pelanggan. Ke enam dimensi diatas lah yang akan digunakan dalam
penelitian ini.
4. Evaluasi Kinerja Wibowo 2008 menyatakan bahwa evaluasi kinerja dilakukan
untuk memberikan penilaian terhadap hasil kerja atau prestasi kerja yang diperoleh organisasi, tim atau individu. Menurut Wirawan 2009, tinggi
rendahnya hasil evaluasi kinerja ternilai secara teori menentukan tinggi rendahnya kinerja organisasi.
Sementara itu, Riggio 2008 memandang evaluasi kinerja sebagai alat resmi untuk mengukur kinerja pegawai dibandingkan dengan standar
organisasi yang telah ditetapkan. Pendapat lain mengemukakan sebagai pendekatan penilaian kinerja berdasarkan perilaku menilai atau mengukur
dimensi-dimensi kompetensi yang telah ditetapkan Grote dalam Sudarmanto, 2009.
Menurut Sudarmanto 2009, evaluasi kinerja akan menjadi sarana efektif yang diharapkan akan membawa manfaat kedua belah pihak, baik
karyawan maupun organisasi. Manfaat dari evaluasi kinerja antara lain: a. Mengukur hasil dan kemajuan yang dicapai dengan membandingkan
target, sasaran atau standar kinerja yang ditetapkan sebelumnya.