Subjek Penelitian Metode Pengumpulan Data

33 Kemudian membuat rentang kategori 5-40 dalam tabel yang dibagi menjadi 4 area, setelah itu menghitung masing- masing skor total perilaku hubungan dan skor total perilaku tugas, dari hasil skor masing-masing tersebut akan nampak pada gambar grafik mengenai gaya kepemimpinan yang sesuai ada pada kategori S1, S2, S3 atau S4. Gambar. 1 Kesesuaian Perilaku Tugas dan Hubungan 2 Kematangan karyawan Menentukan skor kematangan karyawan dengan cara membuat peringkat kategori pada skala kematangan pekerjaan dan psikologis M dengan membuat rentang kategori 6-48 dalam tabel yang dibagi menjadi 4 kolom dan dibuat kategori tinggi, sedang dan rendah. Untuk kategori tinggi M4 memiliki skor 40-48 yaitu karyawan mampu atau kompeten dan mau atau yakin, kategori sedang namun cenderung tinggi M3 memiliki 34 skor 28-39 karyawan mampu tetapi tidak mau atau tidak yakin dan kategori sedang namun cenderung rendah M2 memiliki skor 16-27 karyawan tidak mampu tetapi mau atau yakin, kategori rendah M1 memiliki skor 6-15 karyawan tidak mampu dan tidak mau atau tidak yakin. Kemudian respon dari masing- masing subjek di skor total dan dilihat atau disesuaikan respon subjek ada di kategori M1, M2, M3 atau M4. Tabel. 5 Level Kematangan Karyawan Tinggi Sedang Rendah Kematangan M4 M3 M2 M1 Subjek 16 75 9 3 Efektivitas kepemimpinan situasional Efektivitas kepemimpinan situasional dilihat dari kesesuaian perilaku pemimpin yakni perilaku tugas dan perilaku hubungan dengan kematangan bawahan yakni kematangan pekerjaan dan psikologis. Jika kategori skor kematangan bawahan sesuai dengan kuadran pada skala perilaku tugas dan hubungan maka skor efektivitas kepemimpinan situasional adalah 1. Sedangkan bila kategori skor kematangan karyawan tidak sesuai dengan kuadaran pada skala perilaku tugas dan hubungan maka skor efektivitas kepemimpinan situasional adalah 0. 35 Tabel. 6 Kesesuaian Gaya Kepemimpinan dengan Level Kematangan Level kematangan Gaya yang Sesuai M1 Rendah Tidak mampu dan tidak mau atau tidak yakin S1 Memberitahukan Perilaku tinggi tugas dan rendah hubungan M2 Rendah ke sedang Tidak mampu tetapi mau atau Yakin S2 Menjajakan Perilaku tinggi tugas dan tinggi hubungan M3 Sedang ke tinggi Mampu tetapi tidak mau atau tidak yakin S3 Mengikutsertakan Perilaku tinggi hubungan dan rendah tugas M4 Tinggi MampuKompeten dan mauyakin S4 Mendelegasikan Perilaku rendah hubungan dan rendah tugas 2. Skala Kinerja Skala kinerja menggunakan dimensi alat ukur kinerja dari tempat pengambilan data yang didasarkan pada dimensi Orientasi Pelayanan Konsumen, Inovasi, Orientasi Hasil Kerja, Kerjasama Tim, Integritas dan Kredibilitas Pribadi, dan Kedisiplinan. Skala ini mengukur kinerja karyawan. Skala kinerja menggunakan model Graphic Rating Scales. Skala tersebut mendasarkan pada masing-masing aitem pernyataan yang memiliki empat alternatif jawaban dengan masing-masing alternatif jawaban tersebut mempunyai skor yang berbeda-beda yaitu; Sangat kurang dari yang diharapkan 1, Kurang dari yang diharapkan 2, Melebihi dari 36 yang diharapkan 3, Sangat melebihi dari yang diharapkan 4. Blue print dicantumkan dalam tabel. 7 berikut ini: Tabel. 7 Blue Print Skala Kinerja No Dimensi Jumlah aitem 1 Orientasi pelayanan konsumen 4 2 Inovasi 4 3 Orientasi hasil kerja 4 4 Kerjasama tim 4 5 Integritas dan kredibilitas pribadi 5 6 Kedisiplinan 4 Total 25

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas Penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi menyangkut tingkat kebenaran suatu instrumen mengukur isi content dari area yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas isi diselidiki melalui analisis rasional terhadap isi tes professional judgement yang diperoleh dengan cara mengkonsultasikan aitem yang telah disusun kepada ahli yaitu dosen pembimbing, dengan tujuan supaya aitem-aitem yang disusun mencakup keseluruhan isi objek yang hendak diukur sehingga alat tes tersebut relevan dan tidak keluar dari batas tujuan ukur Azwar, 2011. 37 2. Seleksi Aitem Kualitas suatu tes sangat ditentukan oleh kualitas aitem-aitemnya maka penting bagi peneliti untuk melakukan seleksi aitem. Seleksi aitem dilakukan dengan analisis kuantitatif terhadap parameter-parameter aitem yaitu, berdasarkan daya diskriminasi aitem. Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu yang memilki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur Azwar, 2011 Pengujian daya diskriminasi aitem akan menghasilkan koefisien korelasi aitem-total rix yang dikenal dengan istilah parameter daya beda aitem. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi aitem tota l ≥ 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan Azwar,2011. a. Skala kinerja Tabel. 8 Blue Print Skala Kinerja Setelah Uji Coba No Dimensi Jumlah aitem 1 Orientasi pelayanan konsumen 4 2 Inovasi 4 3 Orientasi hasil kerja 4 4 Kerjasama tim 4 5 Integritas dan kredibilitas pribadi 5 6 Kedisiplinan 4 Total 25 Setelah diuji coba ditemukan bahwa koefisien korelasi aitem total pada masing masing aitem diatas 0.30. Maka tidak ada aitem yang gugur. 38 b. Skala kematangan Tabel. 9 Blue Print Skala Kematangan Pekerjaan dan Psikologis Setelah Uji Coba No Kematangan karyawan Dimensi Jumlah aitem 1 Kematangan pekerjaan Pengalaman kerja 1 Pengetahuan kerja 1 Pemahaman akan syarat pekerjaan 1 2 Kematangan psikologis Kemauan untuk memikul tanggungjawab 1 Motivasi berprestasi 1 Komitmen 1 Total 6 Setelah diuji coba ditemukan bahwa koefisien korelasi aitem total pada masing masing aitem diatas 0.30. Maka tidak ada aitem yang gugur. c. Skala perilaku tugas Tabel. 10 Blue Print Skala Perilaku Tugas Setelah Uji Coba No Dimensi perilaku tugas Jumlah aitem 1 Penyusunan tujuan 1 2 Pengorganisasian 1 3 Menetapkan batas waktu 1 4 Pengarahan 1 5 Pengendalian 1 Total 5 39 Setelah diuji coba ditemukan bahwa koefisien korelasi aitem total pada masing masing aitem diatas 0.30. Maka tidak ada aitem yang gugur. d. Skala perilaku hubungan Tabel. 11 Blue Print Skala Perilaku Hubungan Setelah Uji Coba No Dimensi perilaku hubungan Jumlah aitem 1 Memberikan dukungan 1 2 Mengkomunikasikan 1 3 Memudahkan interaksi 1 4 Aktif menyimak 1 5 Memberikan balikan 1 Total 5 Setelah diuji coba ditemukan bahwa koefisien korelasi aitem total pada masing masing aitem diatas 0.30. Maka tidak ada aitem yang gugur. 3. Reliabilitas Reliabilitas tes adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Tinggi rendahnya reliabilitas, secara emprik ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Besarnya reliabilitas berkisar antara 0 sampai 1,00. Reliabilitas dianggap sempurna bila mendekati 0.9. Estimasi reliabilitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal Alpha Cronbach Azwar,2011. Koefisien 40 reliabiltas untuk skala kinerja sebesar 0.913 dan skala kematangan sebesar 0.846. Sedangkan koefisien reliabilitas untuk skala perilaku tugas sebesar 0.942 dan skala perilaku hubungan sebesar 0.903.

G. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis data dengan menggunakan dengan teknik uji Independent Sample T-Test, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan uji homogenitas ini merupakan syarat sebelum dilakukannya pengetesan uji Independent Sample T-Test Santoso, 2010. a. Uji normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal Santoso, 2010. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS versi 20. Jika nilai p lebih besar daripada 0,05 maka data yang diperoleh memiliki sebaran yang normal Santoso, 2010.