semakin tinggi, sebaliknya semakin tinggi skor total item unfavorable maka penyesuaian sosial mereka semakin rendah.
3. Blue Print Skala
Blue Print mengungkapkan aspek penyesuaian sosial mahasiswa
Batak Karo di Yogyakarta disajikan dalam tabel 1.
Tabel 1 Blue Print Skala Uji Coba Terpakai Kemampuan Penyesuaian Sosial
Mahasiswa Batak Karo Di Yogyakarta
No Aspek-aspek
Nomor Item Jumlah
Favorable Unfavorable
1. Penampilan Fisik
1, 2, 5, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 18, 19, 24,
25 3, 4, 6, 7, 11, 14, 17,
20, 21, 22, 23 25
2. Penyesuaian Diri
terhadap Kelompok
28, 29, 30, 33, 35, 36, 38, 39, 40, 43, 44, 46,
47, 49 26, 27, 31, 32, 34, 37,
41, 42, 45, 48, 51, 53, 54
27
3. Sikap Sosial
50, 52, 57, 59, 63, 64, 65, 68, 69, 73, 74, 75,
77, 78, 79 55, 56, 58, 60, 61, 62,
66, 67, 70, 71, 72, 76, 80, 81, 83
30
4. Kepuasan Pribadi
82, 86, 87, 90, 91, 94, 96, 97, 98, 102, 103,
106, 107, 109, 110 84, 85, 88, 89, 92, 93,
95, 99, 100, 101, 104, 105, 108
28
Total
110
4. Uji Coba Penelitian
Sebelum kuesioner digunakan terlebih dahulu diuji cobakan untuk mendapat keterangan mengenai kuesioner tersebut. Pengujian alat ukur
dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, sehingga diperoleh kelayakan sebagai alat ukur dan
mengungkapkan yang hendak diteliti. Penelitian menggunakan uji coba terpakai. Peneliti menggunakan
uji coba terpakai karena keterbatasan subjek penelitian. Peneliti kesulitan mengumpulkan mahasiswa Batak Karo dalam jumlah besar seperti yang
dibutuhkan untuk mengisi kuesioner penelitian, karena sebagian anggota perkumpulan IMKA Yogyakarta hanya berkumpul ketika perkumpulan
kesukuan mengadakan acara-acara tertentu. Oleh karena itu, peneliti melakukan pengumpulan data dengan mendatangi tempat tinggal kampus
subyek satu-persatu.
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas
Sugiyono 2010 mengatakan validitas merupakan ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian dengan data yang
dilaporkan oleh peneliti. Menurut Azwar 2009 validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya. Suatu instrumen dikatakan valid ketika instrumen yang digunakan mengukur apa yang hendak diukur. Oleh karena itu, validitas
merupakan bagian paling dasar dalam mengembangkan dan mengevaluasi suatu tes.
Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan validitas isi content validity. Validitas isi merupakan
validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional yang dilakukan oleh dosen pembimbing sebagai
professional judgement Azwar, 2012. Pengujian bertujuan untuk
memastikan bahwa item-item mencakup keseluruhan aspek yang hendak diukur. Alat ukur penelitian baru mulai diuji coba setelah item-item
dinyatakan sesuai.
2. Seleksi Item
Seleksi item dilakukan setelah melakukan uji coba alat ukur untuk melihat apakah item-item digunakan sebagai item-item penelitian atau
tidak. Seleksi item atau pengujian item dihitung dengan bantuan SPSS for windows
16 dengan melihat Corrected item-totalcorrelation. Keputusan ditetapkan dengan nilai koefisien
validitas ≥ 0,20 Azwar, 2009. Apabila terdapat item yang memiliki nilai koefisien di bawah 0,20 maka item
tersebut dinyatakan gugur. Peneliti memilih batasan r
ix
≥ 0,20 karena jumlah item yang lolos terlalu sedikit ketika
menggunakan batasan ≥ 0,30 atau pun ≥0,25 sehingga batasan diturunkan sedikit lagi menjadi 0,20. Batasan 0,20
merupakan batasan terendah dalam seleksi item. Keputusan ini tentu saja berdampak terhadap validitas data, sehingga untuk kedepannya