Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

jumlah 6 guru 8. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru kelas bawah di Kecamatan Pakem didominasi oleh guru dengan tingkat pendidikan terakhir S1 selain PGSD dengan jumlah 40 guru 51. 2. Deskripsi Data Penelitian Data dalam penelitian ini adalah data mengenai persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik. Deskripsi data yang disajikan meliputi rata-ratamean M, modus Mo, median Me, standar deviasi SD, dan distribusi frekuensi masing-masing variabel. Mean adalah jumlah rata-rata dari jumlah seluruh nilai dibagi jumlah responden. Modus adalah nilai yang paling banyak muncul dalam distribusi. Median merupakan nilai tengah antara distribusi frekuensi atas dengan distribusi frekuensi bawah. Standar deviasi dapat diartikan sebagai rata-rata penyimpangan setiap skor dengan mean masing-masing skor. Deskripsi data masing-masing variabel secara rinci dijelaskan dalam uraian berikut ini: a Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Data variabel mengenai persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik diperoleh melalui skala variabel persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan jumlah pernyataan 40 item dan jumlah responden 78 guru kelas bawah. Data variabel persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik yang diolah menggunakan program SPSS Descriptives versi 20 dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Data Variabel Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik N Valid 78 Missing Mean 129,77 Median 129,50 Mode 119,00 Std. Deviation 10,69 Variance 114,39 Range 44,00 Minimum 112,00 Maximum 156,00 Sum 10122,00 Berdasarkan tabel 4.5, diperoleh skor tertinggi yaitu 156,00 dan skor terendah yaitu 112,00. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa harga mean sebesar 129,77, median 129,50, modus 119,00, dan standar deviasi 10,69. Penentuan kecenderungan variabel mengacu pada posisi relatif skor terhadap norma mean skor populasi dan standar deviasi. Berdasarkan acuan, maka data tersebut dapat dikategorikan dalam lima kelas persepsi yaitu: Sangat Buruk = x Mean - 1,5 SD = x {129,77 – 1,5 10,69} = x 113,74 Buruk = Mean - 1,5 SD x Mean - 0,5 SD = {129,77 – 1,5 10,69} x {129,77 - 0,5 10,69} = 113,74 x 124,43 Sedang = Mean - 0,5 SD x Mean + 0,5 SD = {129,77 - 0,5 10,69} x {129,77 + 0,5 10,69} = 124,43 x 135,12 Baik = Mean + 0,5 SD x Mean + 1,5 SD = {129,77 + 0,5 10,69} x {129,77 + 1,5 10,69} = 135,12 x 145,81 Sangat Baik = Mean + 1,5 SD x = {129,77+1,5 10,69} x = 145,81 x Hasil perhitungan tersebut disajikan dalam tabel 4.6 sedangkan untuk menentukan jumlah frekuensi dapat dilihat pada lampiran 7a. Tabel 4.6 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Variabel Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik No Interval Frekuensi Persentase Kategori 1 x 113,74 1 1 Sangat Buruk 2 113,74 x 124,43 30 38 Buruk 3 113,74 x 135,12 25 32 Sedang 4 113,74 x 145,81 16 21 Baik 5 145,81 x 6 8 Sangat Baik Total 78 100 Berdasarkan tabel 4.6, distribusi persentase kategori kecenderungan untuk variabel persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dapat digambarkan dalam pie chart 4.1. Gambar 4.1 Gu Berdasark frekuensi var tematik pada variabel perse kategori buru pelaksanaan p guru 32, tematik pada persepsi guru sangat baik se Sementar pelaksanaan guru tentang termasuk dal 4.1 Pie Chart Distribusi Kecenderungan Variabel Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik arkan tabel 4.6 dan gambar 4.1 tersebut, diketah variabel persepsi guru tentang pelaksanaan pem da kategori sangat buruk sebanyak 1 guru 1, rsepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tem ruk sebanyak 30 guru 38, variabel persepsi gu n pembelajaran tematik pada kategori sedang seb variabel persepsi guru tentang pelaksanaan pem da kategori baik sebanyak 16 guru 21, dan ru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik pad sebanyak 6 guru 8. tara itu, jika dilihat dari rerata skor persepsi gu n pembelajaran tematik secara keseluruhan mak ng pelaksanaan pembelajaran tematik di Kecamat dalam kategori sedang. Hal ini dilihat dari rera 1 38 32 21 8 Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Sangat Bu Buruk Sedang Baik Sangat Ba 71 el Persepsi tahui bahwa pembelajaran , frekuensi tematik pada guru tentang sebanyak 25 pembelajaran dan variabel ada kategori guru tentang aka persepsi atan Pakem erata sebesar Buruk Baik 129,77 yang berada pada rentang 124,43 x 135,12 dan jika rerata tersebut dibandingkan dengan lima kategori kelas persepsi termasuk dalam kategori sedang. b Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Data variabel mengenai kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik diperoleh melalui skala variabel kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dengan jumlah pernyataan 52 item dan jumlah responden 78 guru kelas bawah. Data variabel kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yang diolah menggunakan program SPSS Descriptives versi 20 dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Data Variabel Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik N Valid 78 Missing Mean 168,85 Median 168,50 Mode 186,00 Std. Deviation 13,63 Variance 185,74 Range 55,00 Minimum 147,00 Maximum 202,00 Sum 13170,00 Berdasarkan tabel 4.7, diperoleh skor tertinggi yaitu 202,00 dan skor terendah yaitu 147,00. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa harga mean sebesar 168,85, median 168,50, modus 186,00, dan standar deviasi 13,63. Penentuan kecenderungan variabel mengacu pada posisi relatif skor terhadap norma mean skor populasi dan standar deviasi. Berdasarkan acuan, maka data tersebut dapat dikategorikan dalam lima kelas kinerja yaitu: Sangat Buruk = x Mean - 1,5 SD = x {168,85 – 1,5 13,63} = x 148,41 Buruk = Mean - 1,5 SD x Mean - 0,5 SD = {168,85 – 1,5 13,63} x {168,85 - 0,5 13,63} = 148,41 x 162,04 Sedang = Mean - 0,5 SD x Mean + 0,5 SD = {168,85 - 0,5 13,63} x {168,85 + 0,5 13,63} = 162,04 x 175,67 Baik = Mean + 0,5 SD x Mean + 1,5 SD = {168,85 + 0,5 13,63} x {168,85 + 1,5 13,63} = 175,67 x 189,29 Sangat Baik = Mean + 1,5 SD x = {168,85 + 1,5 13,63} x = 189,29 x Hasil perhitungan tersebut disajikan dalam tabel 4.8 sedangkan untuk menentukan jumlah frekuensi dapat dilihat pada lampiran 7b. Tabel 4. No 1 x 148, 2 148,41 3 162,04 4 175,67 5 189,29 To Berdasark kecenderunga pembelajaran Gambar 4.2 G Berdasark frekuensi va tematik pada variabel kine kategori buru l 4.8 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Variabel Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Interval Frekuensi Persentase K 48,41 2 3 Sang 1 x 162,04 30 38 4 x 175,67 19 24 S 7 x 189,29 23 30 9 x 4 5 San Total 78 100 arkan tabel 4.8, distribusi persentase ngan untuk variabel kinerja guru dalam pe ran tematik dapat digambarkan dalam pie chart 4.2 4.2 Pie Chart Distribusi Kecenderungan Variabel Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik arkan tabel 4.8 dan gambar 4.2 tersebut, diketah variabel kinerja guru dalam pelaksanaan pem da kategori sangat buruk sebanyak 2 guru 3, inerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tem uruk sebanyak 30 guru 38, variabel kinerja g 3 38 24 30 5 Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Sangat Bu Buruk Sedang Baik Sangat Ba 74 bel Kinerja tik Kategori angat Buruk Buruk Sedang Baik angat Baik e kategori pelaksanaan 4.2. el Kinerja tahui bahwa pembelajaran , frekuensi tematik pada guru dalam Buruk Baik pelaksanaan pembelajaran tematik pada kategori sedang sebanyak 19 guru 24, variabel kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik pada kategori baik sebanyak 23 guru 30, dan variabel kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik pada kategori sangat baik sebanyak 4 guru 5. Sementara itu, jika dilihat dari rerata skor kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik secara keseluruhan maka kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di Kecamatan Pakem termasuk dalam kategori sedang. Hal ini dilihat dari rerata sebesar 168,85 yang berada pada rentang 162,04 x 175,67 dan jika rerata tersebut dibandingkan dengan lima kategori kelas kinerja termasuk dalam kategori sedang. 3. Uji Asumsi Dasar Pengujian asumsi perlu dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis. Uji asumsi ini bertujuan untuk memastikan bahwa data yang akan dianalisis telah memenuhi prasyarat yang telah ditetapkan pada suatu metode atau teknik analisis data tertentu. Data yang diperoleh kemungkinan tidak memenuhi suatu kondisi yang diisyaratkan bagi penggunaan teknik analisa data tertentu. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengujian asumsi terlebih dahulu agar hasil analisis data menjadi valid. Uji asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam analisis ini meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Berikut merupakan penjelasannya: a Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data yang diperoleh dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan metode parametrik yang mensyaratkan data harus berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji 1- Sample Kolmogorov-Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Persepsi Kinerja N 78 78 Normal Parameters a,b Mean 129,77 168,85 Std. Deviation 10,69 13,63 Most Extreme Differences Absolute ,11 ,10 Positive ,11 ,10 Negative -,09 -,06 Kolmogorov-Smirnov Z 1,01 0,91 Asymp. Sig. 2-tailed ,26 ,39 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat pada kolom Kolmogorov Smirnov, nilai signifikansi untuk variabel persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik sebesar 0,26 sedangkan nilai untuk variabel kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sebesar 0,39. Nilai signifikansi dari masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Uji normalitas juga dilakukan dengan visualisasi histogram yang dapat dilihat pada gambar 4.3 dan 4.4. Gambar 4.3 Visualisasi Histogram Uji Normalitas Variabel Persepsi Guru Gambar 4.3 menunjukkan visualisasi histogram uji normalitas persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik. Distribusi data yang normal akan menyerupai bentuk bel, lonceng, atau genta Martono, 2010: 113. Gambar 4.3 menunjukkan bahwa histogram membentuk kurva normal. Histogram membentuk kurva normal maka data persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik berdistribusi normal. Gambar 4.4 Visualisasi Histogram Uji Normalitas Variabel Kinerja Guru Gambar 4.4 menunjukkan visualisasi histogram uji normalitas kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik. Distribusi data yang normal akan menyerupai bentuk bel, lonceng, atau genta Martono, 2010: 113. Gambar 4.4 menunjukkan bahwa histogram membentuk kurva normal. Histogram membentuk kurva normal maka data kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik berdistribusi normal. b Uji Linieritas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang diteliti bersifat linier atau tidak. Pengujian linieritas menggunakan test for linierity pada SPSS versi 20 dengan taraf signifikansi = 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier jika signifikansinya kurang dari 0,05 p 0,05. Hasil uji linieritas dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Hasil Uji Linieritas ANOVA Table Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Persepsi Kinerja Between Groups Combined 7181,09 34 211,21 5,58 ,00 Linearity 5000,98 1 5000,98 132,19 ,00 Deviation from Linearity 2180,12 33 66,06 1,75 ,04 Within Groups 1626,75 43 37,83 Total 8807,85 77 Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat pada kolom linearity, nilai signifikansinya sebesar 0,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik mempunyai hubungan yang linear karena 0,00 kurang dari 0,05 0,00 0,05. 4. Uji Hipotesis Setelah semua tahapan dalam penelitian ini dilakukan, langkah selanjutnya yaitu pengujian hipotesis yang menjadi inti dari penelitian ini. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah. Jawaban sementara ini harus diuji kebenarannya secara empirik. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik korelasi product moment dari Pearson karena untuk menganalisis hubungan antara dua variabel yang datanya sama-sama berjenis interval dan berdistribusi normal. Setelah dilakukan analisis dengan = 0,05, maka hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Hasil Uji Korelasi Correlations Persepsi Kinerja Persepsi Pearson Correlation 1 ,754 Sig. 2-tailed ,000 N 78 78 Kinerja Pearson Correlation ,754 1 Sig. 2-tailed ,000 N 78 78 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Hipotesis penelitian mengatakan bahwa: Ho : tidak ada hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar se-Kecamatan Pakem. Ha : ada hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar se-Kecamatan Pakem. Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa tingkat korelasi antara variabel persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sebesar 0,754. Tingkat korelasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan tabel koefisien korelasi. Tabel 4.12 Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,339 Rendah 0,40 – 0,559 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 0,999 Sangat Kuat 1,00 Sempurna Sumber: Eriyanto, 2011: 351 Berdasarkan tabel koefisien korelasi tersebut, dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi 0,754 berada pada interval 0,60 – 0,799 sehingga antara variabel persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki tingkat hubungan yang kuat. Berdasarkan hasil analisis dengan bantuan SPSS versi 20 diperoleh bahwa taraf signifikansi sebesar 0,000 yang artinya 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho: ditolak dan Ha: diterima, artinya ada hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik.

B. Pembahasan

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar se- Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. Berdasarkan hasil perhitungan distribusi kecenderungan variabel persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik menunjukkan bahwa kecenderungan frekuensi variabel terbanyak pada kategori buruk dengan jumlah 30 guru atau 38. Sementara itu, jika dilihat dari nilai mean empirik sebesar 129,77 menunjukkan bahwa persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik di Kecamatan Pakem berada pada kategori sedang. Diketahui pula berdasarkan hasil perhitungan distribusi kecenderungan variabel kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik menunjukkan bahwa kecenderungan frekuensi variabel terbanyak pada kategori buruk dengan jumlah 30 guru atau 38. Selain itu, diketahui pula bahwa nilai mean empirik untuk kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sebesar 168,85 sehingga berada pada kategori sedang. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik berpengaruh terhadap kinerja guru. Semakin baik persepsi guru, maka semakin baik pula kinerjanya. Sebaliknya semakin buruk persepsi guru, maka semakin buruk kinerjanya. Berdasarkan hasil analisis statistik dan pengujian hipotesis menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson, menunjukkan bahwa nilai korelasi antara variabel persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sebesar 0,754 pada taraf signifikansi 0,000. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis penelitian diterima karena p = 0,000 0,05 sehingga ada hubungan yang positif antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di SD se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. Hubungan yang positif menunjukkan bahwa semakin baik tingkat persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik, akan diikuti dengan semakin baiknya kinerja guru. Terkait dengan hubungan persepsi dengan kinerja guru tersebut, Prawiradilaga Siregar 2008: 132 menjelaskan bahwa persepsi adalah awal dari segala macam kegiatan belajar. Semua diawali dari persepsi sehingga persepsi dapat memengaruhi cara berpikir, bekerja, bersikap, dan kinerja pada seseorang. Persepsi seseorang mengenai suatu objek dipengaruhi oleh penampilan objek itu sendiri dan pengetahuan seseorang mengenai objek tersebut. Cara berpikir, bekerja, bersikap, dan kinerja seseorang dapat berkembang dengan baik jika seseorang memiliki persepsi yang mendukung. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Barus 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru dengan besar koefisien determinasi 0,558. Penelitian sejenis dilakukan oleh Najmulmunir, Hasyim, Jubaedah 2009 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi guru terhadap peran supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dengan koefisien korelasi sebesar 0,570. Kedua penelitian tersebut memiliki hubungan yang positif, artinya semakin baik persepsi guru maka semakin baik pula kinerjanya. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Barus 2011 dan Najmulmunir, Hasyim, Jubaedah 2009 tersebut menguatkan hasil penelitian ini. Meskipun variabel bebas, sampel, dan tempat penelitian berbeda ternyata menunjukkan hasil yang sama yaitu persepsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kinerja guru. Persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik yang baik akan berakibat pada kinerja guru yang juga akan baik. Hasil korelasi 0,754 menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang kuat antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik. Namun demikian, masih terdapat faktor lain yang perlu diperhatikan agar kinerja guru lebih optimal. Hasil korelasi 0,754 menunjukkan bahwa persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik memberikan kontribusi yang besar dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik. Ada faktor lain yang berpengaruh terhadap analisis korelasi tersebut antara lain pandangan guru yang menganggap bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik itu membutuhkan berbagai macam keterampilan yang harus dikuasai oleh guru. Pandangan yang seperti ini dikarenakan guru terlanjur memandang bahwa pendekatan antarmata pelajaran lebih mudah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini memengaruhi pandangan guru mengenai pembelajaran tematik. Persepsi adalah awal dari segala macam kegiatan belajar yang bisa terjadi pada setiap kesempatan Prawiradilaga Siregar, 2008: 132. Cara berpikir, bekerja, bersikap, dan kinerja pada seseorang dipengaruhi oleh persepsinya. Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda. Hasil persepsi seseorang mengenai suatu objek dipengaruhi oleh penampilan objek itu sendiri dan pengetahuan seseorang mengenai objek tersebut Suharnan, 2005: 24. Manusia cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki dibandingkan dengan informasi baru yang diperolehnya. Hal ini berakibat pada kesalahan seseorang dalam mempersepsikan sesuatu. Pembelajaran tematik yang menekankan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif membuat guru menjadi terbebani. Guru menganggap bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran tematik memerlukan kreatifitas yang tinggi dalam menentukan dan melaksanakan pembelajaran dengan metode dan media yang melibatkan siswa secara aktif. Hal ini dapat dilihat dari persepsi guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yang berada pada kategori sedang. Pemerintah berusaha mengurangi kesulitan guru tersebut dengan menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum ini baru diterapkan secara serentak di seluruh Indonesia pada tahun ajaran 20132014. Dalam kurikulum 2013, pemerintah sudah membantu guru dengan menyiapkan semua komponen yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran mulai dari kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, pendekatan, sumber, dan media pembelajaran. Selanjutnya, guru harus menerapkan komponen-komponen tersebut dalam kegiatan pembelajaran. 86

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar se- Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman dengan nilai koefisien korelasi 0,754. Nilai koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun demikian masih terdapat keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: 1. Penggunaan skala sebagai instrumen pengumpulan data yang dianggap bahwa responden akan memberikan jawaban yang sesuai dengan kondisi sebenarnya ternyata hal tersebut sulit dikontrol kejujurannya. Hal ini ditunjukkan dengan responden di beberapa sekolah memberikan jawaban yang sama persis untuk keseluruhan item pernyataan. 2. Waktu penyebaran instrumen skala yang bersamaan dengan akhir semester genap sehingga responden merasa terbebani sebab harus mengisi raport dan persiapan penerimaan siswa baru.