Kajian Pustaka LANDASAN TEORI
Majid 2014: 129-131 mengatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran tematik terdapat tiga langkah kegiatan yaitu:
a Kegiatan awalpembuka
Kegiatan awalpembuka dilakukan untuk menarik perhatian siswa, menumbuhkan motivasi belajar siswa, dan memberikan acuan atau
rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan. Supardi 2013: 106-107 menjelaskan secara khusus tujuan membuka
pelajaran adalah untuk: 1
Mempersiapkan mental siswa agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibahas dalam proses pembelajaran.
2 Menarik minat dan perhatian siswa
Menarik minat dan perhatian siswa dapat dilakukan dengan memberi keyakinan kepada siswa bahwa materi yang akan
dipelajari bermanfaat bagi dirinya. 3
Menumbuhkan motivasi belajar siswa Menumbuhkan motivasi belajar siswa dilakukan dengan
membangun suasana akrab dan hangat sehingga siswa merasa dekat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan mengaitkan materi atau
pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa. Menurut Marno Idris 2014: 77 dalam mengaitkan
materi antara mata pelajaran baru dengan materi yang sudah dikuasai siswa, guru hendaknya melakukan apersepsi. Apersepsi
merupakan mata rantai penghubung antara pengetahuan siap
siswa yang telah dimiliki oleh siswa untuk digunakan sebagai batu loncatan atau titik pangkal menjelaskan hal-hal baru atau
materi baru yang akan dipelajari siswa Marno Idris, 2014: 77. 4
Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan.
Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran dapat dilakukan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan membuat kaitan atau hubungan antara pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa dengan materi atau
pengalaman belajar yang akan dipelajari siswa. b
Kegiatan inti Kegiatan inti merupakan kegiatan pokok dalam pembelajaran. Dalam
kegiatan inti dilakukan pembahasan terhadap tema dan subtema melalui kegiatan belajar dengan menggunakan metode dan media
sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Dalam pelaksanaan kegiatan inti, guru harus menguasai beberapa
keterampilan yang meliputi: 1
Keterampilan menjelaskan Keterampilan menjelaskan merupakan dasar keterampilan
mengajar yang harus dikuasai oleh seorang guru. Menjelaskan pada dasarnya adalah menuturkan secara lisan mengenai suatu
materi pelajaran yang disampaikan secara sistematis dan terencana sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi
pelajaran Marno Idris, 2014: 95. Menurut Marno Idris 2014: 106-110 komponen-komponen yang harus dikuasai
seorang guru dalam keterampilan menjelaskan yaitu: a
Bahasa yang sederhana Penggunaan bahasa yang baik sangat diperlukan dalam
menjelaskan materi pelajaran. Bahasa yang baik meliputi kejelasan kata-kata yang diucapkan, kelancaran dalam
berbicara, dan menghindari penggunaan bahasa lisan maupun tulis yang tidak baku.
b Penggunaan contohilustrasi
Pemahaman siswa
terhadap materi
pelajaran dapat
ditingkatkan dengan menghubungkannya dengan kejadian- kejadian sehari-hari yang sering dijumpai siswa. Dengan
demikian guru harus memberikan contoh-contoh secara nyata, konkret, dan jelas sesuai dengan lingkungan, daya tangkap,
dan tingkat perkembangan siswa. c
Struktursistematis Agar siswa mudah memahami penjelasan guru, hendaknya
guru menjelaskan urutan langkah-langkah dengan jelas sehingga siswa mampu membedakan bagian yang penting dan
yang tidak penting.
2 Keterampilan Memberi Variasi Stimulus Pembelajaran
Penyampaian materi pelajaran yang monoton tentunya kurang menarik minat dan perhatian siswa. Untuk menarik minat dan
perhatian siswa, guru hendaknya melakukan variasi pembelajaran. Supardi 2013: 109-110 menjelaskan bahwa variasi stimulus
pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan mediaalat peraga, dan sumber belajar. Selain itu, guru juga perlu melakukan
variasi pola interaksi dalam kegiatan pembelajaran. 3
Keterampilan Bertanya Menurut Marno Idris 2014: 113 dalam menjelaskan guru
hendaknya tidak hanya bicara sendiri saja monolog, melainkan juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
ataupun menjawab pertanyaan dari guru. Sebaiknya guru mengajukan pertanyaan konkret kepada siswa mengenai hal yang
baru dijelaskan atau memancing pertanyaan dari siswa. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, guru dapat mengetahui
sejauh mana siswa memahami penjelasan yang disampaikan. c
Kegiatan akhirpenutup Kegiatan akhir dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta
keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya dan mengetahui tingkat keberhasilan siswa serta keberhasilan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Supardi 2013: 108 menjelaskan bahwa keterampilan menutup pembelajaran dapat dilakukan dengan
cara menyimpulkan atau membuat garis-garis besar materi pokok yang telah dibahas dan memberikan tindak lanjut serta pemberian
tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa baik secara individu maupun kelompok terkait dengan materi yang sudah dipelajari.
3. Kinerja Guru dalam Pembelajaran Tematik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 700 kinerja merupakan sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, dan
kemampuan kerja seseorang. Sedangkan Mulyasa 2013: 88 mengungkapkan bahwa kinerja merupakan unjuk kerja seseorang yang
diwujudkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya sebagai akumulasi dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
dimilikinya. Pendapat lain diungkapkan oleh Supardi 2013: 45 yang
menerangkan bahwa kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan. Berbeda dengan Supardi, Sudarma 2013: 135 mendefinisikan kinerja sebagai
penampilan yang melakukan, menggambarkan, dan menghasilkan suatu hal, baik bersifat fisik maupun non fisik yang sesuai dengan petunjuk,
fungsi, dan tugas yang dilandasi oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi.
Berdasarkan uraian pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kegiatan yang dilakukan seseorang
guna mencapai prestasi sesuai yang diharapkan. Kinerja dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dan penampilan seseorang.
Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran dan bertanggung jawab atas
peserta didik yang dibimbingnya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik Supardi, 2013: 54. Selanjutnya Supardi 2013: 54
menjelaskan bahwa kinerja guru ditunjukkan dengan kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugasnya dan menggambarkan adanya
suatu perilaku yang ditampilkan guru selama melakukan kegiatan pembelajaran.
Kinerja guru dapat dilihat dengan jelas dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan ditunjukkan melalui prestasi yang
dicapai peserta didik Supardi, 2013: 55. Kinerja guru yang baik akan menghasilkan prestasi belajar peserta didik yang baik pula. Kinerja guru
tidak terlepas dari peserta didik sebagai subjek dan prestasi belajar yang dicapai peserta didik merupakan gambaran kinerja guru sebagai
perencana dan pengelola pembelajaran Supardi, 2013: 56. Berdasarkan uraian pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kinerja guru adalah kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugas dalam kegiatan pembelajaran. Kinerja guru ditunjukkan dengan prestasi
belajar yang dicapai oleh peserta didik.
Menurut Mulyasa 2013: 103 kinerja guru dalam pembelajaran adalah kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan
menilai pembelajaran yang berkaitan dengan proses dan hasil. Sejalan dengan pendapat Mulyasa tersebut, Rusman 2011: 50 menjelaskan
bahwa kinerja guru dalam proses pembelajaran adalah bagaimana kemampuan
seorang guru
dalam merencanakan
pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
Perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi yang dilakukan
merupakan siklus
yang berkesinambungan
sehingga diharapkan terjadi perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus
Mulyasa, 2013: 102. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus menyesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik Supardi,
2013: 56. Kinerja guru ditunjukkan dari seberapa besar kompetensi-
kompetensi yang disyaratkan dipenuhi Supardi, 2013: 55. Menurut Musfah 2011: 29 kompetensi adalah kemampuan seseorang yang
meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Seperti
yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007, kompetensi yang dijadikan dasar untuk kinerja guru dalam
kegiatan pembelajaran yaitu kompetensi pedagogis, profesional, sosial, dan kepribadian Priatna Sukamto, 2013: 3.
Payong 2011: 28-29 menjelaskan bahwa kompetensi pedagogis merupakan kemampuan seorang guru dalam membimbing peserta didik
sehingga menjadi manusia yang dewasa dan matang. Guru harus mempunyai 10 kompetensi inti terkait dengan standar kompetensi
pedagogis yang meliputi 1 menguasai karakteristik peserta didik; 2 menguasai teori dan prinsip pembelajaran yang mendidik; 3
mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran; 4 menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; 5 memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi; 6 memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik; 7 berkomunikasi secara efektif; 8
menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; 9 memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk perbaikan; dan 10
melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan pembelajaran. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan guru untuk membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan oleh Standar Pendidikan Nasional Payong, 2011: 28. Selanjutnya Payong 2011: 44-49 menjelaskan tentang standar
kompetensi profesional yang harus dimiliki seorang guru yaitu 1 menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir yang mendukung mata
pelajaran, 2 menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar, 3 mengembangkan
materi pembelajaran
secara kreatif,
4 mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan melalui tindakan
reflektif, dan 5 memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Sementara itu, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa serta
menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia Payong, 2011: 28. Kemampuan dalam kompetensi kepribadian digolongkan dalam lima
kompetensi utama yakni: 1 bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, 2 pribadi yang jujur,
berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, 3 pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, 4
menunjukkan etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan 5 menjunjung tinggi kode etik profesi guru
Payong, 2011: 51-59. Kompetensi terakhir yaitu kompetensi sosial. Menurut Payong
2011: 28 kompetensi sosial adalah kemampuan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kemampuan dalam
standar kompetensi ini mencakup empat kompetensi utama yaitu: 1 bersikap inklusif, bertindak objektif, dan tidak diskriminatif, 2
berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun, 3 beradaptasi di tempat tugas di seluruh wilayah RI, dan 4 berkomunikasi dengan
komunitas profesi sendiri dan profesi lain Payong, 2011: 61-65.
Berdasarkan uraian pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam pembelajaran merupakan
kemampuan seorang guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan melakukan evaluasi pembelajaran baik secara proses maupun hasil.
Kinerja guru dalam pembelajaran ditunjukkan melalui empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial.
Menurut Supardi 2013: 51 ada tiga faktor yang memengaruhi kinerja yaitu faktor individual, organisasional, dan psikologis. Faktor
individual meliputi 1 kemampuan dan keterampilan: mental dan fisik; 2 latar belakang: keluarga, tingkat sosial, dan penggajian; dan 3
demografis: umur, asal-usul, dan jenis kelamin. Faktor organisasional meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan, dan struktur. Sedangkan
faktor psikologis meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi.