Pengertian Corporate Governance Prinsip-prinsip Dasar Good Corporate Governance

2.2.1.1. Pengertian Corporate Governance

Corporate Governance merupakan sebuah isu yang tidak pernah usang untuk dikaji pelaku bisnis, akademik, pembuat kebijakan dan lain sebagainya. Pemahaman tentang praktik Corporate Governance terus berevolusi dari waktu ke waktu. Kajian atas Corporate Governance mulai disinggung pertama kalinya oleh Berle dan Means pada tahun 1932 ketika membuat sebuah buku yang menganalisis terpisahnya kepemilikan saham ownership dan kontrol. Istilah Corporate Governance itu sendiri untuk pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee Komite Cadbury di tahun 1992. Komite Cadbury mendevisikan Corporate Governance adalah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaaan dengan tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholders Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, 2006 : 24. Organization for Economic Cooperation and Development OECD mendefisinikan Corporate Governance Indra Surya dan Ivan Yustiavanda, 2006 : 25 adalah sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board, pemegang saham dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance merupakan suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan komisaris, direksi, pemegang saham dan para stakeholder lainnya serta pencapaian tujuan perusahaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1.2. Prinsip-prinsip Dasar Good Corporate Governance

Secara umum ada Lima prinsip-prinsip dasar yaitu 1. Transparency Keterbukaan Informasi Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Dalam mewujudkan transparansi ini sendiri, perusahaan harus menyediakan informasi yang cukup, akurat dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Setiap perusahaan, diharapkan pula dapat mempublikasikan informasi keuangan serta informasi lainnya yang material dan berdampak signifikan pada kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Selain itu, para investor harus dapat mengakses informasi penting perusahaan secara mudah pada saat diperlukan. Mas Achmad Daniri, 2005 : 9 2. Accountability Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organisasi perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Masalah yang sering ditemukan di perusahaan-perusahaan Indonesia adalah mandulnya fungsi pengawasan Dewan Komisaris atau justru sebaliknya, Komisaris Utama mengambil peran wewenang yang seharusnya dijalankan direksi. Padahal, diperlukan kejelasan tugas serta organisasi perusahaan agar terciptanya suatu mekanisme Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pengecekan dan pertimbangan dalam pengelola perusahaan. Mas Achmad Daniri, 2005 : 10 3. Responsibilitas pertanggungjawaban Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian kepatuhan di dalam pengelolahan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku di sini termasuk yang berkaitan dengan masalah pajak, hubungan industrial, perlindungan lingkungan hidup, kesehatankeselamatan kerja, standar penggajian dan persaingan yang sehat. Mas Achamad Daniri, 2005 : 10 4. Independency independensi Kemandirian adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Independensi terutama sekali penting dalam proses pengambilan keputusan. Hilangnya independensi dalam proses pengambilan keputusan akan menghilangkan objektivitas dalam pengambilan keputusan tersebut. Kejadian ini akan sangat fatal bila ternyata harus mengorbankan kepentingan perusahaan yang seharusnya mendapat prioritas utama. Mas Achmad Daniri, 2005 : 11 5. Fairness Kesetaraan dan Kewajaran Secara sederhana kesetaraan dan kewajara fairness bisa didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. serta peraturan perundangan yang berlaku. Fairnees juga mencakup kejelasan hak-hak pemodal, sistem hukum dan penegakan peraturan untuk melindungi hak-hak investor khususnya pemegang saham minoritas dari berbagai bentuk kecurangan. Fairnees diharapkan membuat seluruh aset perusahaan dikelola secara baik dan prudent hati-hati, sehingga muncul perlindungan kepentingan pemegang saham secara fair jujur dan adil. Fairnees juga diharapkan memberikan perlindungan kepada perusahaan terhadap praktek korporasi yang merugikan. Fairnees menjadi jiwa untuk memonitor dan menjamin perlakuan yang adil di antara beragam kepentingan dalam perusahaan. Mas Achamad Daniri, 2005 : 12-13

2.2.1.3. Implementasi Prinsip Good Corporate Governance