PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RASIO UTANG PERUSAHAAN.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Progdi Akuntansi

Diajukan Oleh :

Dewi Permata Kusuma Wardani

0713010203/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

Dewi Permata Kusuma Wardani

0713010203/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(3)

Disusun Oleh :

Dewi Permata Kusuma Wardani

0713010203/FE/EA

Telah dipertahankan dihadapan

dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur

Pada …………

Pembimbing :

Tim Penguji :

Pembimbing Utama

Ketua

………

………..


(4)

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang merupakan

salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur dengan judul “Penerapan

Good Corporate Governance

Terhadap Rasio

Hutang Perusahaan ”.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka

akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan hal

itu, maka dalam kesempatan istimewa ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam

mendukung kelancara penulisan skripsi baik berupa dukungan, doa maupun

bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat yang

mendalam mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Rahman A. Suwaidi, MSi., selaku Wakil Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(5)

5. Ibu Dra. Ec. Siti Sundari, Msi., selaku Dosen Pembimbing penulis dalam

mengerjakan skripsi.

6. Kedua orangtua penulis, Bapak dan Ibu yang telah memberikan doa

kepada penulis, dan seluruh keluarga besar.

7. Seluruh teman-teman yang telah memberikan motivasi dan bantuan kepada

penulis.

8. Pusat Penelitian Pengembangan dan Pengabdian pada Masyarakat (P4M)

yang telah mengolah data penelitian penulis.

9.Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skipsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna

meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surabaya, Mei 2011


(6)

Kata Pengantar ... i

Daftar isi ... iii

Daftar Tabel ... vi

Daftar Lampiran ... viii

Abstraksi ... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

... 6

2.2 Landasan Teori ... 7

2.2.1 Teori Keagenan ... 7

2.2.1.1 Pengertian Corporate Governance ... 9

2.2.1.2 Prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance ... 10

2.2.1.3 Implementasi Prinsip Good Corporate Governance ... 12

2.2.1.4 Sistem Penilaian Pelaksanaan Good Corporate Governance.13

2.2.1.5 Manfaat Corporate Governance ... 15

2.2.1.6 Tujuan Penerapan Good Corporate Governance ... 16


(7)

2.2.2.3 Pemakaian Rasio Keuangan ... 18

2.2.3 Rasio Leverage ... 18

2.2.3.1 Pengertian Rasio Leverage ... 18

2.2.3.2 Implikasi Rasio Leverage ... 21

2.2.3.3 Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap

Rasio Hutang ... 22

2.3 Kerangka Pikir ... 23

2.4 Hipotesis ... .23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 24

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 25

3.2.1 Populasi dan Objek Penelitian ... 25

3.2.2 Sampel ... 25

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.3.1 Jenis Data ... 27

3.3.2 Sumber Data ... 28

3.3.3 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 28

3.4.1 Uji Normalitas ... 28

3.4.2 Teknik Analisis ... 29


(8)

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 32

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 34

4.2.1 Rasio Hutang Perusahaan ( Y )... 34

4.2.2 Penerapan Good Corporate Governance ( X ) ... 40

4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 44

4.3.1 Hasil Uji Kualitas Data ... 44

4.3.1.1 Uji Outlier ... 44

4.3.1.2 Hasil Uji Normalitas

...

44

4.3.1.3 Persamaan Regresi ... 46

4.3.2 Uji Hipotesis ... 51

4.3.2.1 Uji F ... 51

4.3.3.2 Uji t ... 54

4.4 Pembahasan ... 58

4.4.1 Implikasi Hasil Penelitian ... 58

4.4.2 Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu .... 61

4.4.3 Keterbatasan Penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran... 63

DAFTAR PUSTAKA


(9)

Tabel 4.1 Tabel Data Rasio Hutang Perusahaan di Proksikan Oleh

CD/TA, NCD/TA, TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E Tahun 2006 ... 35

Tabel 4.2 Tabel Data Rasio Hutang Perusahaan di Proksikan Oleh

CD/TA, NCD/TA, TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E Tahun 2007 ... 36

Tabel 4.3 Tabel Data Rasio Hutang Perusahaan di Proksikan Oleh

CD/TA, NCD/TA, TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E Tahun 2008 ... 38

Tabel 4.4 Tabel Data Rasio Hutang Perusahaan di Proksikan Oleh

CD/TA, NCD/TA, TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E Tahun 2009 ... 39

Tabel 4.5 Tabel Skor Corporate Governance Perception Index(CGPI)

Tahun 2006 ... 41

Tabel 4.6 Tabel Skor Corporate Governance Perception Index(CGPI)

Tahun 2007 ... 42

Tabel 4.7 Tabel Skor Corporate Governance Perception Index(CGPI)

Tahun 2008 ... 42

Tabel 4.8 Tabel Skor Corporate Governance Perception Index(CGPI)

Tahun 2009 ... 43

Tabel 4.9 Tabel Hasil Uji Outlier ... 44

Tabel 4.10 Tabel Hasil Uji Normalitas ... 45

Tabel 4.11 Tabel Hasil Regresi ... 46

Tabel 4.12 Tabel Hasil Regresi ... 47

Tabel 4.13 Tabel Hasil Regresi ... 48


(10)

Tabel 4.17 Tabel Hasil Uji F ... 51

Tabel 4.18 Tabel Hasil Uji F ... 52

Tabel 4.19 Tabel Hasil Uji F ... 52

Tabel 4.20 Tabel Hasil Uji F ... 53

Tabel 4.21 Tabel Hasil Uji F ... 53

Tabel 4.22 Tabel Hasil Uji F ... 54

Tabel 4.23 Tabel Hasil Uji t ... 54

Tabel 4.24 Tabel Hasil Uji t ... 55

Tabel 4.25 Tabel Hasil Uji t ... 56

Tabel 4.26 Tabel Hasil Uji t ... 56

Tabel 4.27 Tabel Hasil Uji t ... 57


(11)

LAMPIRAN 1.

Data Rasio Hutang di Proksikan Oleh CD/TA, NCD/TA,

TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E Tahun 2006

LAMPIRAN 2.

Data Rasio Hutang di Proksikan Oleh CD/TA, NCD/TA,

TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E Tahun 2007

LAMPIRAN 3.

Data Rasio Hutang di Proksikan Oleh CD/TA, NCD/TA,

TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E Tahun 2008

LAMPIRAN 4.

Data Rasio Hutang di Proksikan Oleh CD/TA, NCD/TA,

TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E Tahun 2009

LAMPIRAN 5.

Skor Corporate Governance Perception Index (CGPI)

Tahun 2006

LAMPIRAN 6.

Skor Corporate Governance Perception Index (CGPI)

Tahun 2007

LAMPIRAN 7.

Skor Corporate Governance Perception Index (CGPI)

Tahun 2008

LAMPIRAN 8.

Skor Corporate Governance Perception Index (CGPI)

Tahun 2009

LAMPIRAN 9.

Hasil Uji Outlier

LAMPIRAN 10.

Hasil Uji Normalitas


(12)

Oleh :

Dewi Permata Kusuma Wardani

Abstraksi

Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 mengalami

krisis yang berkepanjangan, salah satunya penyebabnya adalah lemahnya

penerapan

Good Corporate Governance

pada perusahaan di Indonesia, seperti

tindakan-tindakan manajemen yang mementingkan diri sendiri dengan

mengabaikan kepentingan investor tentang pengembalian atas investasi yang telah

mereka tanamkan. Penerapan

Good Corporate Governance

merupakan salah satu

upaya untuk melepaskan diri dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh kualitas

penerapan

Good Corporate Governance

terhadap rasio utang perusahaan yang

diproksikan oleh CD/TA, NCD/TA, TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E.

Sampel dalam penelitian ini adalah 24 perusahaan yang memperoleh skor

dengan kategori sangat terpercaya, terpercaya dan cukup terpercaya dalam riset

CGPI tahun 2006-2009 yang dilakukan oleh

The Indonesian Institute for

Corporate Governance

(IICG) dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana.

Hasil analisis regresi linier sederhana menyimpulkan bahwa

Good

Corporate Governance

tidak berpengaruh signifikan terhadap rasio utang yang

diproksikan CD/TA, NCD/TA, TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Corporate Governance merupakan suatu cara untuk menjamin bahwa manajemen bertindak baik untuk kepentingan stakeholders. Pelaksanaan Good Corporate Governance menuntut adanya tanggung jawab antara perusahaan sebagai badan hukum, direksi dan komisaris sebagai pengurus dengan para pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas. Prinsip-prinsip atau

pedoman pelaksanaan Good Corporate Governance menunjukkan adanya

perlindungan tidak hanya kepada pemegang saham, tetapi meliputi seluruh pihak yang terlibat dalam perusahaan. Pihak-pihak luar perusahaan juga memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan tentang pendanaan ke perusahaan. Pada informasi yang disajikan oleh manejemen dalam bentuk laporan keuangan. Agar dapat memberikan makna bagi pengguna laporan, terutama investor dan kreditor.

Organisasi dunia seperti Bank Dunia dan The Organisasi for Economic Cooperation and Development (OECD) berpartisipasi dalam mengembangkan

konsep-konsep Corporate Governance. Seperti didefinisikan oleh OECD,

Corporate Governance adalah suatu gabungan antara hukum, peraturan dan praktek-praktek sektor privat yang cocok dan memungkinkan perusahaan untuk modal dan sumber daya manusia beroperasi secara efisien, sehingga dapat menjaga kelangsungan operasional dengan menghasilkan nilai ekonomis jangka


(14)

panjang untuk pemegang sahamnya dan masyarakat secara keseluruhan (Tim BPKP, 2003). Mekanisne kunci dari kerangka Corporate Governance meliputi struktur dewan direksi, kompensasi direksi dan kepemilikan manajerial, pemegang saham institusional, auditor, informasi akuntansi dan auditing serta pasar untuk pengendalian perusahaan (short. al, 1999).

Corporate Governance telah menjadi sebuah isu yang menarik sejak dekade terakhir. Khususnya di Indonesia pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan. Banyak pihak yang mengatakan lamanya

proses perbaikan disebabkan oleh lemahnya Corporate Governance yang

diterapkan dalam perusahaan di Indonesia. Sejak saat itu, baik pemerintah maupun investor mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam praktek Corporate Governance. Ciri utama dari lemahnya Corporate Governance

adalah tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan investor tentang pengembalian atas investasi yang telah mereka tanamkan.

Krisis yang terjadi di Indonesia juga tidak terlepas dari keberadaan isu

Corporate Governance. penelitian yang dilakukan oleh Asian Development Bank

(ADB) tahun 2001 (seperti dikutip oleh sudarma, 2006) terhadap negara Asia Timur, menyatakan bahwa penyebab krisis dikawasan ini pada tahun 1997 adalah kepemilikan perusahaan publik masih terkonsentrasi pada kalangan tertentu. Mekanisme pengawasan oleh dewan direksi atau komisaris tidak berfungsi secara efektif dalam melindungi kepentingan pemegang saham , pasar belum berperan sebagai pengontrol perusahaan korporasi yang sehat dan 70% pendanaan perusahaan berasal dari pinjaman bank yang belum diimbangi dengan


(15)

pengawasan yang cukup terhadap bank sebagai debitur. Hasil ini menun jukkan bahwa Corporate Governance di Asia Timur masih buruk. Terutama di Indonesia hasil ini didukung dengan fenomena rendahnya partisipasi atas survei The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yang bertujuan untuk mengetahui kualitas penerapan Good Corporate Governance perusahaan.

Ada beberapa penelitian berkaitan dengan corporate governance, seperti yang dilakukan oleh (Darmawati dkk, 2005), (Suranta dan Midiatuti, 2005), (Klapper dan Love, 2002), (Siallagan, 2007) serta (Sayidah, 2007) yang meneliti pengaruh kualitas Corporate Governance terhadap kinerja atau return saham perusahaan. Secara umum hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara kinerja perusahaan dengan Corporate Governance, kecuali hasil penelitian

(Sayidah, 2007). Temuan (Sayidah, 2007) menunjukkan kualitas Corporate

Governance pada tingkat signifikansi 5% tidak mempengaruhi kinerja perusahaan. Penelitian yang lain yang dilakukan oleh (Harford, et.al, 2005), (Black et. al, 2003) dan (Litov, 2005) bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Corporate Governance terhadap kebijakan pendanaan. (Harford, et.al, 2005)

menemukan bahwa perusahaan dengan Corporate Governance yang kuat

terpercaya (hak pemegang saham yang kuat) semua pemenuhan kebutuhan akan dibiayai oleh ekuitas serta mempunyai leverage yang kecil atau berpengaruh negatif dan (Black et. al, 2003) menemukan hal yang sama bahwa leverage dan kualitas Corporate Governance mempunyai hubungan negatif. Tetapi (Litov, 2005) menentang adanya bukti bahwa Corporate Governance yang baik (hak pemegang saham yang kuat) berhubungan dengan leverage yang lebih kecil. Hasil penelitian (Litov, 2005) menunjukkan adanya Perusahaan dengan Corporate Governance yang baik mempunyai leverage/rasio hutang yang lebih besar.


(16)

Pendanaan dari hutang menarik untuk diteliti dan masih kontroversional hasil penelitian mengenai hubungan Corporate Governance dengan leverage/rasio hutang perusahaan ini mendorong peneliti untuk meneliti kembali dengan objek penelitian perusahaan publik di Indonesia.

Atas dasar tersebut di atas penulis berminat untuk melakukan penelitian dengan judul :

“Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Rasio Hutang

Perusahaan”

1.2.Perumusan Masalah

Good Corporate Governance dalam perusahaan berfungsi untuk melindungi kepentingan investor. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan

diatas dapat dilihat bahwa Corporate Governance di dalam perusahaan

merupakan hal yang penting. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan masalah :

Apakah kualitas penerapan Good Corporate Governance berpengaruh

terhadap rasio hutang perusahaan?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kualitas penerapan Good Corporate Governance terhadap rasio hutang perusahaan yang telah mengikuti survey Corporate Governance Perception Index (CGPI).


(17)

1.4. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti, Penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan wawasan terutama mengenai pentingnya

Corporate Governance dan pengaruhnya terhadap rasio hutang.

b. Bagi Akademis, Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti

empiris dan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai praktik

Corporate Governance di perusahaan serta dapat dijadikan referensi dalam mengadakan penelitian lebih lanjut tentang masalah yang sama dan dapat diterapkan dimasa yang akan akan datang.

c. Bagi Praktisi, Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan sumbungan pemikiran yang bermanfaat.

d. Bagi pihak lain, Penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber

informasi dan referensi dalam penelitian selanjutnya sebagai sarana untuk menambah wawasan.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitan Terdahulu

Penelitian tentang Good Corprate Governance (GCG) juga dilakukan oleh Sayidah Nur, 2007, Pengaruh kualitas Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik (Studi kasus Peringkat 10 Besar CGPI tahun 2003, 2004,2005). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti tambahan terhadap penelitian Gompers dkk (2003) yang menemukan ada hubungan positif antara indeks

Corporate Governance dengan kinerja perusahaan jangka panjang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 22 perusahaan non perbankan yang terdiri dari 7 perusahaan yang masuk peringkat 10 besar CGPI tahun 2004 dan 10 perusahaan yang masuk peringkat 10 besar Corporate Governance Perception Index (CGPI) tahun 2005.

Penelitan dilakukan oleh Salman dan Farid, 2007, Pengaruh Karakteristik Perusahaan dengan Faktor Regulasi sebagai Variabel Kontrol Terhadap Kualitas

Good Corporate Governance Perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris bahwa variabel komposisi aktiva dan industri perbankan dan non perbankan berpengaruh positif terhadap kualitas Corporate Governance yang diterapkan perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 65 perusahaan yang masuk dalam pemeringkatan berdasarkan indeks CGPI tersebut dari tahun 2001 sampai tahun 2004. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian terdiri dari perusahaan BUMN dan non BUMN.


(19)

Penelitian juga dilakukan oleh hermawan carina, 2009, Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bukti empiris mengenai pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan economic value added (EVA). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk dalam pemeringkatan berdasarkan indeks CGPI tersebut daritahun 2007 dan 2008.

Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Persamaan terletak pada objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan go publik yang ikut dalam pemeringkatan

Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dan tehnik analisisnya adalah regresi

Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel (X) yaitu pada rasio hutang dan pengamatan yang dilakukan adalah pada tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009.

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Teori Keagenan

Dalam rangka memahami Corporate Governance maka digunakanlah

dasar perspektif hubungan keagenan. Jensen and Menckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontak antara manajer (agen) dan investor (principal). Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan (di pihak investor) dan pengendalian (di pihak manajer). Kepemilikan diwakili oleh investor yang mendelegasikan kewenangan kepada agen, dalam hal ini manajer untuk mengelolah kekayaan investor. Investor


(20)

mempunyai harapan bahwa dengan mendelegasikan wewenang pengolahan tersebut, mereka akan memperoleh keuntungan tambahan kekayaan dan kemakmuran investor.

Jensen and menckling (1976) menjelaskan biaya keagenan terdapat tiga jenis yaitu:

1. Biaya Monitoring (monitoring cost), merupakan biaya yang

dikeluarkan untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh agen.

2. Biaya Bonding (bonding cost), merupakan biaya untuk menjamin

bahwa agen tidak akan bertindak kerugian prinsipal atau dengan kata lain untuk meyakinkan agen, bahwa prinsipal akan memberikan kompensasi jika agen benar-benar melakukan tindakan tersebut.

3. Biaya kerugian residual (residual cost), merupakan nilai uang yang ekuivalen dengan pengurangan kemakmuran yang dialami oleh prinsipal akibat dari perbedaan kepentingan.

Masalah keagenan timbul karena perbedaan kepentingan dan asimetri informasi antara pemegang saham dan manajemen serta pihak-pihak lain yang berkepentingan, serta ketidakmampuan kontrak yang lengkap untuk seluruh agen (Hart, 1995).

Corporate Governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima kembali atas dana yang telah mereka investasikan.


(21)

2.2.1.1. Pengertian Corporate Governance

Corporate Governance merupakan sebuah isu yang tidak pernah usang untuk dikaji pelaku bisnis, akademik, pembuat kebijakan dan lain sebagainya. Pemahaman tentang praktik Corporate Governance terus berevolusi dari waktu ke waktu. Kajian atas Corporate Governance mulai disinggung pertama kalinya oleh Berle dan Means pada tahun 1932 ketika membuat sebuah buku yang menganalisis terpisahnya kepemilikan saham (ownership) dan kontrol. Istilah

Corporate Governance itu sendiri untuk pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee (Komite Cadbury) di tahun 1992. Komite Cadbury mendevisikan

Corporate Governance adalah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaaan dengan tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholders (Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, 2006 : 24).

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mendefisinikan Corporate Governance (Indra Surya dan Ivan Yustiavanda, 2006 : 25) adalah sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board, pemegang saham dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Good Corporate

Governance merupakan suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan komisaris, direksi, pemegang saham dan para stakeholder


(22)

2.2.1.2. Prinsip-prinsip Dasar Good Corporate Governance Secara umum ada Lima prinsip-prinsip dasar yaitu

1. Transparency (Keterbukaan Informasi)

Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Dalam mewujudkan transparansi ini sendiri, perusahaan harus menyediakan informasi yang cukup, akurat dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Setiap perusahaan, diharapkan pula dapat mempublikasikan informasi keuangan serta informasi lainnya yang material dan berdampak signifikan pada kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Selain itu, para investor harus dapat mengakses informasi penting perusahaan secara mudah pada saat diperlukan. (Mas Achmad Daniri, 2005 : 9)

2. Accountability (Akuntabilitas)

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organisasi perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Masalah yang sering ditemukan di perusahaan-perusahaan Indonesia adalah mandulnya fungsi pengawasan Dewan Komisaris atau justru sebaliknya, Komisaris Utama mengambil peran wewenang yang seharusnya dijalankan direksi. Padahal, diperlukan kejelasan tugas serta organisasi perusahaan agar terciptanya suatu mekanisme


(23)

pengecekan dan pertimbangan dalam pengelola perusahaan. (Mas Achmad Daniri, 2005 : 10)

3. Responsibilitas (pertanggungjawaban)

Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolahan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku di sini termasuk yang berkaitan dengan masalah pajak, hubungan industrial, perlindungan lingkungan hidup, kesehatan/keselamatan kerja, standar penggajian dan persaingan yang sehat. (Mas Achamad Daniri, 2005 : 10)

4. Independency (independensi)

Kemandirian adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Independensi terutama sekali penting dalam proses pengambilan keputusan. Hilangnya independensi dalam proses pengambilan keputusan akan menghilangkan objektivitas dalam pengambilan keputusan tersebut. Kejadian ini akan sangat fatal bila ternyata harus mengorbankan kepentingan perusahaan yang seharusnya mendapat prioritas utama. (Mas Achmad Daniri, 2005 : 11)

5. Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran)

Secara sederhana kesetaraan dan kewajara (fairness) bisa

didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian


(24)

serta peraturan perundangan yang berlaku. Fairnees juga mencakup kejelasan hak-hak pemodal, sistem hukum dan penegakan peraturan untuk melindungi hak-hak investor khususnya pemegang saham minoritas dari berbagai bentuk kecurangan.

Fairnees diharapkan membuat seluruh aset perusahaan dikelola secara baik dan prudent (hati-hati), sehingga muncul perlindungan kepentingan pemegang saham secara fair (jujur dan adil). Fairnees

juga diharapkan memberikan perlindungan kepada perusahaan terhadap praktek korporasi yang merugikan. Fairnees menjadi jiwa untuk memonitor dan menjamin perlakuan yang adil di antara beragam kepentingan dalam perusahaan. (Mas Achamad Daniri, 2005 : 12-13)

2.2.1.3. Implementasi Prinsip Good Corporate Governance

OECD sebagai salah satu organisasi internasional yang menjadi pionir dalam pengembangan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, memasukkan kepentingan para pemegang saham sebagai kepentingan utama bagi pengembangan suatu perusahaan.(Indra Surya dan Ivan yustiavandana, 2006 :69). Penerapan prinsip Good Corporate Governance tidak hanya berkaitan dengan kepentingan para pemegang saham yang sudah ada dalam suatu perusahaan, melainkan turut meliputi kepentingan para calon pemegang saham (future investors). Dengan kata lain, implementasi prinsip Good Corporate Governance

akan memperhatikan kepentingan dari para calon investor dengan memberi akses informasi material yang cukup baik dari suatu perusahaan, sebelum memutuskan


(25)

untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.(Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, 2006 : 70).

Selain para pemegang saham atau investor, perlu diperhatian juga kepentingan para kreditor karena hampir tidak ada perusahaan yang dapat berjalan dengan modal sendiri, sehingga mencari tambahan dana yang diperlukan untuk biaya operasional perusahaan ataupun ekspansi usaha. Penerapan prinsip-prinsip

Good Corporate Governance dalam suatu perusahaan merupakan salah satu bahan pertimbangan utama bagi kreditor dalam mengevaluasi potensi suatu perusahaan untuk memberi pinjaman/kredit. Bahkan bagi perusahaan yang berdomisili di Negara-negara berkembang, implementasi prinsip Corporate Governance secara konkret, dapat memberikan kontribusi untuk memulikan kepercayaan para kreditor terhadap kinerja suatu perusahaan yang telah dilanda krisis.(Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, 2006 83-84)

2.2.1.4. Sistem Penilaian Pelaksanaan Good Corporate Governance

Penilaian terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance di Indonesia dilakukan oleh lembaga independen yaitu The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dengan menggunakan Corporate Governance Perception Index (CGPI). Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program

riset dan pemeringkatan penerapan Good Corporate Governance pada

perusahaan-perusahaan di Indonesia. Program Corporate Governance Perception Index (CGPI) secara konsisten telah diselenggarakan pada setiap tahunnya sejak tahun 2001. Program ini dirancang untuk memicu perusahaan dalam meningkatkan kualitas penerapan konsep Corporate Governance.


(26)

Proses Penilaian pemeringkatan penerapan Good Corporate Governance

dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI) yaitu Self-assessment, kelengkapan dokumen, paparan makalah dan observasi. (Swasembada, 2009)

a. Self-assessment (dengan bobot 15%)

Pada tahap ini perusahaan diminta mengisi kuesioner

Self-assessment seputar penerapan konsep Corporate Governance di perusahaannya.

b. Kelengkapan Dokumen (dengan bobot 25%)

Pada tahap ini perusahaan diminta untuk mengumpulkan dokumen dan bukti yang mendukung penerapan Corporate Governance di perusahaannya.

c. Paparan Makalah (dengan bobot 12%)

Pada tahap ini perusahaan diminta untuk membuat penjelasan

kegiatan perusahaan dalam menerapkan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance dalam bentuk makalah dengan memperhatikan sistematik penyusunan yang telah ditentukan.

d. Observasi (dengan bobot 48%)

Pada tahap ini tim peneliti Corporate Governance Perception Index

(CGPI) akan berkun jung ke lokasi perusahaan peserta untuk

menelaah kepastian penerapan prinsip-prinsip Good Corporate


(27)

2.2.1.5. Manfaat Corporate Governance

Menurut FCGI pelaksanaan Corporate Governance diharapkan dapat

memberikan manfaat Berikut ini :

1. Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung pemegang saham sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen. Biaya-biaya ini dapat berupa kerugian yang di derita perusahaan sebagai akibat penyalagunaan wewenang ataupun berupa biaya pengawasan yang timbul untuk mencegah terjadinya hal tersebut.

2. Mengurangi biaya modal (cost of capital), yaitu sebagai dampak dari pengolahan perusahaan yang baik tadi menyebabkan tingkat bunga atas dana atau sumber daya dipinjam oleh perusahaan semakin kecil seiring dengan turunnya tingkat risiko perusahaan.

3. Meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus dapat

meningkatkan citra perusahaan di mata publik dalam jangka panjang.

4. Menciptakan dukungan para stakeholder (para pemangku

kepentingan) dalam lingkungan perusahaan tersebut terhadap keberadaan perusahaan dan sebagai strategi dan kebijakan yang ditempuh perusahaan, karena umumnya mereka mendapat jaminan dan juga mendapat manfaat maksimal dari segala tindakan dan operasi perusahaan dalam menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan. (Mas Achmad Daniri, 2005 : 14)


(28)

2.2.1.6. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance

Penerapan Corporate Governance mempunyai beberapa tujuan yang

ingin dicapai yaitu

1. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing

2. Menciptakan cost of capital yang lebih mudah

3. Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan

kinerja ekonomi perusahaan

4. Meningkitakan keyakinan dan kepercayaan dari stakeholder

terhadap persahaan

5. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum. (Indra

Surya dan Ivan Yustiavandana, 2006 : 68)

2.2.2. Analisis Rasio Keuangan

2.2.2.1.Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individual atau kombinasi dari laporan tersebut (Munawir, 2002 : 37).

Ada dua cara membandingkan nilai rasio-rasio yang telah diperoleh, yaitu:

a. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio tahun lalu pada

perusahaan yang sama.

b. Membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan rasio

kelompok perusahan yang sejenis (rasio industri/rasio rata-rata) untuk waktu yang sama (Sutrisno,2001: 246).


(29)

2.2.2.2.Tujuan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan untuk memberikan informasi dan gambaran perkembangan keuangan perusahaan ynag diperoleh dengan mengadakan interprestasi dari laporan keuangan untuk menilai atau mengukur prestasi maupun kinerja manajemen pada suatu periode tertentu. Rasio keuangan ditujukkan guna meningkatkan (sutrisno, 2002).

a. Likuiditas

Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Likuiditas berhubungan dengan masalah dengan masalah kepercayaan kreditor jangka pendek kepada perusahaan, artinya semakin tinggi likuiditas semakin percaya para kreditor jangka pendek.

b. Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban apabila dilikuiditas. Biasanya permasalahan yang muncul apabila perusahaan mampu menutup semua hutang-hutangnya.

c. Rentabilitas

Salah satu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.


(30)

2.2.2.3.Pemakai Rasio Keuangan

Menurut Syamsudin (1994 : 38), pada umumnya ada tiga kelompok yang paling berkepentingan dengan rasio keuangan, yaitu :

a. Para Pemegang Saham dan Calon Pemegang Saham

Mereka menaruh perhatian utama pada tingkat keuntungan, baik yang sekarang maupun kemungkinan tingkat keuntungan pada masa yang akan datang. Hal ini sangat penting bagi mereka karena tingkat keuntungan ini akan mempengaruhi harga-harga saham mereka miliki.

b. Para Kreditor dan Calon Kreditor

Para kreditor umunya merasa berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban finansial baik jangka pendek maupun jangka panjang.

c. Manajemen Perusahaan

Manajemen perusahaan berkepentingan dengan seluruh keadaan keuangan perusahaan karena mereka menyadari bahwa keadaan tersebut yang akan dinilai oleh para pemilik perusahaan maupun para kreditor.

2.2.3. Rasio Leverage

2.2.3.1.Pengertian Rasio Leverage

Rasio leverage menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. Apabila perusahaan tidak mempunyai leverage atau

leverage faktornya = 0 artinya perusahaan dalam beroperasi sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan hutang. Semakin rendah


(31)

leverage faktor, perusahaan mempunyai resiko yang kecil bila kondisi ekonomi merosot (Sutrisno,2001 : 248-249).

Penggunakan dana hutang bagi perusahaan tersebut mempunyai tiga dimensi:

1. Pemberi Kredit akan menitik beratkan pada besarnya jaminan atas kredit yang diberikan.

2. Dengan menggunakan dana hutang, maka apabila perusahaan

mendapatan keuntungan lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat.

3. Dengan menggunakan hutang, pemilik mendapatkan dana tanpa

kehilangan pengendalian pada perusahaanya. Semakin besar tingkat leverage perusahaan, akan semakin besar jumlah hutang yang digunakan, dan semakin besar risiko bisnis yang dihadapi terutama apabila kondisi perekonomian memburuk (Sutrisno, 2001 : 248-249).

Ada lima rasio leverage yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan yakni sebagai berikut : (Sutrisno, 2001 : 249-251).

a. Total Debt to Total Asset Ratio

Rasio total hutang dengan total aktiva yang biasa disebut rasio hutang (debt ratio), mengukur prosentase besarnya dana yang berasal dari hutang. Yang dimaksud dengan hutang adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik berjangka pendek maupun berjangka panjang.


(32)

b. Debt to Equity Ratio

Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri sedikit dibandingkan dengan hutangnya.

     

c. Time Interest Earned Ratio

Time interst earned ratio yang sering disebut coverage ratio ini merupakan rasio antara laba sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga dengan laba yang diperolehnya.

 

            & 

d. Fixed Charge Coverege ratio

Rasio ini mengukur kemampuanperusahaan untuk menutup beban tetapnya termasuk pembayaran dividen saham preferen, bunga, angsuran pinjaman, dan sewa.


(33)

e. Debt Service Ratio

Debt service ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi beban tetapkan termasuk angsuran pokok pinjaman.

Debt Service Ratio = Laba sebelum bunga & pajak

Bunga+sewa+Angsuran pokok pinjaman

(1-tarif pajak)

2.2.3.2.Implikasi Rasio Leverage

Rasio-rasio leverage yang mengukur perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang berasal dari kreditor perusahaan, mengandung berbagai implikasi (Weston and Copeland, 2002: 227), yaitu:

a. Para kreditor melihat modal sendiri perusahaan atau dana yang

disediakan pemilik untuk menentukan besarnya margin pengaman (margin of safety).

b. Dengan mencari dana yang berasal dari hutang, pemilik

memperoleh manfaat mempertahankan kendali perusahaan dengan investasi yang terbatas.

c. Jika perusahaan memperoleh laba yang lebih besar dari dana yang dipinjam daripada yang harus dibayar sebagai bunga, maka hasil pengembalian (return) kepada para pemilik akan meningkat.


(34)

2.2.3.3. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Rasio Hutang

Teori keagenan dapat menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan. Pada dasarnya, konflik terjadi karena adanya kepentingan antara manajemen dan investor. Konflik ini muncul ketika manajemen mengambil proyek-proyek yang mempunyai risiko lebih besar dari yang diperkirakan oleh kreditur. Hal ini investor tidak mau dirugikan apabila dana diinvestasikan berisiko tinggi dan bisa menyebabkan kebangkrutan perusahaan.

Good Corporate Governance sebagai mekanisme untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan, bertujuan untuk mengurangi kepentingan pemegang saham dan stakeholder lain. Adanya prinsip-prinsip Good Corporate Governance seperti transparency, accountability, responsibilitas, Independency dan fairnees yang dilakukan oleh perusahaan dan mekanisme Good Corporate Governance dapat meminimalisasi konflik kepentingan antara manajer dan para pemegang saham perusahaan. Sistem yang baik akan memberikan perlindungan efektif kepada pemegang saham untuk memperoleh kembali investasinya.

Good Corporate Governance merupakan syarat bagi perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan dari investor di pasar modal. Perusahaan dengan

Corporate Governance yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan. Semakin

tinggi penerapan Corporate Governance yang diukur dengan Corporate

Governance Indeks Perception (CGPI) semakin tinggi pula tingkat ketaatan perusahaan. Menurut Nur Sayidah dan Diah Pujiati, 2008, apabila semakin baik kualitas penerapan Corporate Governance pada perusahaan akan semakin meningkatkan rasio hutang.


(35)

2.3. Kerangka Pikir

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas penerapan Good Corporate Governance terhadap rasio hutang perusahaan yang telah

mengikuti survey Corporate Governance Perception Index (CGPI).

Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dapat disimpulkan dengan gambar kerangka pikir sebagai berikut :

2.4. Hipotesis

Hipotesis yang diperoleh dari uraian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :

H1: Kualitas penerapan Good Corporate Governance secara signifikan mempengaruhi rasio hutang perusahaan yang diproksikan oleh CD/TA,


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atas konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasi kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.

Variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Rasio Hutang Perusahaan (Y)

Rasio hutang/Leverage, yaitu rasio untuk mengukur sampai

seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Skala pengukuran yang digunakan adalah rasio dengan menggunakan satuan persen. Dalam penelitian ini rasio hutang yang digunakan adalah :

1. Utang Jangka pendek (Current Debt) / Total Aset = CD/TA

2. Utang Jangka Panjang (Non Current Debt) / Total Aktiva =

NCD/ TA

3. Total Hutang (Total Debt) / Total Aktiva = TD / TA 4. Utang Jangka Pendek / Shareholder Equity = CD / E 5. Utang Jangka Panjang / Shareholder Equity = NCD / E 6. Total utang / Shareholder Equity = TD / E


(37)

2. Penerapan Good Corporate Governance (X)

Penerapan Corporate Governance adalah pengimplementasian

konsep tata kelola perusahaan yang dilakukan oleh suatu

perusahaan. Pengukuran kualitas penerapan Good Corporate

Governance (GCG) dilakukan dengan menggunakan skor

Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang dipublikasikan oleh majalah SWA, indeks yang digunakan untuk memberikan skor berupa angka mulai dari 0 sampai 100, jika perusahaan memiliki skor mendekati atau mencapai nilai 100 maka perusahaan tersebut semakin baik dalam menerapkan Corporate Governance.

3.2. Tehnik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi dan Objek Penelitian

Populasi merupakan batas suatu objek penelitian dan sekaligus merupakan batas bagi proses induksi (generalisasi) penelitian yang bersangkutan (Efferin, 2004). Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan terdaftar di BEI per 31 desember 2005 sebanyak 326 perusahaan.

3.2.2 Sampel

Sampel dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan reprensentative dari sebuah populasi (Sumarsono, 2002 : 44). Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive


(38)

sampling, yaitu teknik dengan menggunakan pertimbangan dan batasan tertentu sehingga sampel yang dipilih relevan dengan tujuan penelitian.

Peneliti menetapkan kreteria pemilihan sampel sebagai berikut:

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 31 desember 2005.

2. Perusahaan non perbankan yang termasuk dalam peringkat

Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang dilakukan oleh lembaga The Indonesian Institute for Corporate Governance

(IICG) dan perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan pada tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009.

Terdiri dari 24 perusahaan meliputi : Tabel 3.1 : Tabel sampel perusahaan

No Nama Perusahaan Tahun

1. PT. Medco Energi Internasional Tbk. 2006

2. PT. Astra Internasional Tbk. 2006

3. PT. Aneka Tambang Tbk. 2006 2007 2008 2009

4. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2006 2009

5. PT. Kalbe Farma Tbk. 2006 2007

6. PT. Astra Graphia Tbk. 2006 2007

7. PT. United Traktor Tbk. 2006 2007 2008 2009

8. PT. Indosat Tbk. 2006 2007 2008

9. PT. Bakrie & Brother Tbk. 2006 2007


(39)

11. PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk. 2006

12. PT. Kawasan Berikat Nusantara (persero) Tbk. 2006 2007 2009

13. PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. 2006 2008

14. PT. Adhi Karya Tbk. 2007 2008 2009

15. PT. Krakatau Steel Tbk. 2007 2008 2009

16. PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. 2007 2008

17. PT. Wijaya Karya (persero)Tbk. 2007 2008

18. PT. Panorama Transportasi Tbk. 2007 2008 2009

19. PT. Elnusa Tbk. 2008 2009

20. PT. Angkasa Pura II Tbk. 2008

21. PT. Bakrieland Development Tbk. 2008 2009

22. PT. Jasa Marga (persero) Tbk. 2009

23. PT. Garuda Indonesia (persero) Tbk. 2009

24. PT. Bumi Resources Tbk. 2009

3.3 Tehnik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder yang digunakan berupa data laporan keuangan tahunan peruasahaan dan laporan hasil dalam peringkatan penerapan Corporate Governance yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yang berupa skor pemeringkatan Corporate Governanace Perception Index (CGPI)


(40)

3.3.2. Sumber Data

Dalam penelitian ini data-data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan, Sampel didapat dari perpustakaan, pojok bursa efek dan skor pemeringkatan CGPI dari majalah SWA.

3.3.3. Metode Pengumpulan Data

Tehnik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti mencatat dan mengcopy laporan keuangan tahunan perusahaan.

3.4. Tehnik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode Kolmograf Smirnov (Sumarsono, 2004 : 40).

Pedoman dalam mengambi keputusan apakah sebuah data mengikuti distribusi normal adalah :

1. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.

2. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi adalah normal. (Sumarsono, 2004 : 43)


(41)

3.4.2. Tehnik Analisis

Sesuai dengan tujuan dan hipotesis penelitian alat analisis yang digunakan dalam penelitian adalah Metode Analisis Regresi Linear Sederhana.

Model Analisis Regresi Linear Sederhana dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut (J. Supranto, 2001 : 179)

Yi = a + bx + e

dimana :

Yi = Variabel rasio hutang perusahaan

Y1 = Utang jangka pendek (current debt) / Total aset = CD/TA Y2 = Utang jangka panjang (non current debt) / Total aktiva =

NCD/TA

Y3 = Total Hutang (total debt) / total aktiva = TD/TA Y4 = Utang jangka pendek / shareholder equity = CD/E Y5 = Utang jangka panjang / shareholder equity = NCD/E Y6 = Total utang / shareholder equity = TD/E

X = variabel kualitas penerapan Good Corporate Governance

(GCG) yang di ukur dengan Corporate Governance

Perception Index (CGPI)

a = konstanta

b = koefisien regresi variabel X


(42)

3.4.3. Uji Hipotesis

1. Uji F

Untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :

a. Hipotesis

H

0 :

ß

1 = 0 (Model regresi tidak cocok)

H

1 :

ß

1≠0 (Modal regresi cocok) b. Level of signifikan (α) = 0,05 c. ketentuan pengujian :

1) Jika tingkat signifikan (p-value) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

2) Jika tingkat signifikan (p-value) < 0,05 mka H0 ditolak dan H1 diterima

2. Uji

t

Untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh kualitas penerapan

Good Corporate Governance terhadap rasio utang digunakan uji dengan prosedur sebagai berikut

a. Hipotesis

H0 : ß1 = 0 (tidak terdapat pengaruh kualitas penerapan

Good Corporate Governance terhadap rasio utang) H1 : ß1 0 ≠ (terdapat pengaruh kualitas penerapan Good Corporate Governance terhadap rasio utang) 


(43)

b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan dan k : n jumlah variabel.

c. ketentuan pengujian :

1) Jika tingkat signifikan (p-value) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

2) Jika tingkat signifikan (p-value) < 0,05 mka H0 ditolak dan H1 diterima.


(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan oleh penulis adalah perusahaan-perusahaan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan perusahaan yang bersedia praktik Good Corporate Governance (GCG)nya dinilai oleh the Indonesian Intitute for Corporate Governance (IICG) pada tahun 2006, 2007, 2008, 2009.

Pada tahun 2006 jumlah perusahaan yang bersedia mengikuti survey The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) berjumlah 24 perusahaan terdiri dari 1 perusahaan di sektor aneka industry, 1 perusahaan di sektor industry konsumsi, 2 perusahaan di sektor infrastuktur, 7 perusahaan di sektor keuangan (perbankan), 4 perusahaan di sektor perdagangan dan jasa, 4 perusahaan di sektor Pertambangan, 1 perusahaan di sektor pertanian, 4 perusahaan di sektor BUMN.

Pada tahun 2007 jumlah perusahaan yang bersedia mengikuti survey The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) berjumlah 22 perusahaan, terdiri dari 4 perusahaan di sektor perdagangan dan jasa, 3 perusahaan di sector pertambangan, 4 perusahaan di sektor keuangan (perbankan), 1 perusahaan di sektor industry konsumsi, 2 perusahaan di sektor infratruktur, 2 perusahaan di sektor property, 6 perusahaan di sektor BUMN.

Pada tahun 2008 jumlah perusahaan yang bersedia mengikuti survey The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) berjumlah 21 perusahaan


(45)

terdiri dari 3 perusahaan di sector perdagangan dan jasa, 3 perusahaan di sector pertambangan, 5 perusahaan di sector keuangan (perbankan), 2 perusahaan di sector infratruktur, 2 perusahaan di sector property, 6 perusahaan di sector BUMN, 1 perusahaan swasta.

Pada tahun 2009 jumlah perusahaan yang bersedia mengikuti survey The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) berjumlah 20 perusahaan terdiri dari 3 perusahaan di sector perdagangan dan jasa, 2 perusahaan di sector tambang, 4 perusahaan di sector keuangan (perbankan), 2 perusahaan di sector infratruktur, 1 perusahaan di sector property, 6 perusahaan di sector BUMN, 1 perusahaan swasta, 1 perusahaan di sector BUMD.

Dilihat dari jumlah peserta yang mengikuti survey Good Corporate

Governance ini dari tahun ke tahun kebayakan diikuti oleh perusahaan yang berstatus Emiten/perusahaan terbuka. Perseroan terbatas (PT) adalah perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang berbadan hukum. Perseroan Terbatas (PT) di Indonesia yang sebelumnya diatur oleh Undang-undang perseroan Terbatas No. 1 tahun 1995 (berlaku sejak 7 maret 1996) telah direvisi dengan undang-undang Perseroan Terbatas No.40 tahun 2007 (berlaku sejak 15 Agustus 2007).

Posisi kedua perusahaan yang sering mengikuti survey Good Corporate Governance (GCG) ini adalah perusahaan yang berstatus BUMN. Pada sector

BUMN, muncul peraturan yang mengatur penerapan Good Corporate

Governance membutuhkan waktu beberapa tahun setelah krisis ekonomi tahun 1997/1998 melanda Indonesia hingga dikeluarkannya Kepmen PM-PBUMN No.23.m-PM.PBUMN/2000 yang mengatur dan merumuskan pengembangan


(46)

praktik Good Corporate governance dalam perusahaan perseroan dalam hal ini BUMN.

Pemerintah dalam hal ini mentri BUMN, cukup responsive dalam menghadapi permasalahan tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan ditetapkannya Surat keputusan Mentri BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 Tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada BUMN. Selain itu, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 yang menganjurkan agar BUMN mengimplementasikan tata kelola perusahaan yang baik.

Berdasarkan hasil riset dan pemeringkatan penerapan Good Corporate Governance yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance dalam survey Corporate Governance Perception Index (CGPI) dapat dilihat bahwa perusahaan-perusahaan yang bersedia menjadi peserta tersebut sudah memberikan perhatian yang lebih dan upaya yang besar untuk menjalankan bisnisnya secara bertanggungjawab, beretika, akuntabel, adil dan memiliki visi jangka panjang.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Rasio Utang Perusahaan (Y)

Rasio utang menunjukkan seberapa jauh kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. Apabila perusahaan tidak mempunyai leverage atau leverage

faktornya = 0 artinya perusahaan dalam beroperasi sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan hutang.


(47)

Tabel 4.1 : Data Rasio utang di proksikan oleh CD/TA, NCD/TA, TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E tahun 2006

NO  Nama Perusahaan  CD/TA NCD/TA  TD/TA CD/E  NCD/E TD/E 1  PT. Medco Energi Internasional Tbk.  0.14  0.51  0.64  0.47  1.73  0.20  2  PT. Astra Internasional Tbk.  0.35  0.20  0.54  0.99  0.51  1.04  3  PT. Aneka Tambang Tbk.  0.16  0.25  0.41  0.27  0.43  0.73  4  PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.  0.27  0.24  0.52  0.73  0.65  1.39  5  PT. Kalbe Farma Tbk.  0.14  0.09  0.23  0.22  0.14  0.36  6  PT. Astra Graphia Tbk.  0.26  0.23  0.49  0.52  0.46  0.16  7  PT. United Tractor Tbk.  0.36  0.23  0.59  0.88  0.56  1.44  8  PT. Indosat Tbk.  0.20  0.35  0.55  0.45  0.79  1.24  9  PT. Bakrie & Brother Tbk.  0.14  0.22  0.36  0.14  0.43  0.71  10  PT. Tambang BatuBara Bukit Asam Tbk.  0.14  0.12  0.26  0.19  0.16  0.35  11  PT. Bakrie Sumatra Plantation Tbk.  0.11  0.53  0.64  0.29  1.52  1.77  12  PT. Kawasan Berikat nusantara Tbk.  0.10  0.08  0.17  0.12  0.09  0.21  13  PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. 0.13 0.11 0.24 0.18  0.14 0.32

Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan tabel di atas dapat menunjukkan bahwa rasio utang di proksikan CD/TA tertinggi tahun 2006 adalah PT. United Tractor Tbk. Sebesar 0,36 sedangkan CD/TA terendah adalah PT. Kawasan Berikat Nusantara sebesar 0,10.

Rasio utang di proksikan NCD/TA tertinggi adalah PT. Bakrie Sumatra Plantation Tbk. Sebesar 0,53 sedangkan NCD/TA terendah adalah PT.Kawasan Berikat Nusantara Tbk. Sebesar 0,08.

Rasio utang di proksikan TD/TA tertinggi adalah PT. Medco Energi Internasional Tbk. Dan PT. Bakrie Sumatra Plantation Tbk. Sebesar 0,64 sedangkan TD/TA terendah adalah PT. Kawasan Berikat Nusantara Tbk. Sebesar 0,17.


(48)

Rasio utang di proksikan CD/E tertinggi adalah PT. Astra Internasional Tbk. Sebesar 0,99 sedangkan CD/E terendah adalah PT. Kawasan Berikat Nusantara Tbk. Sebesar 0,12.

Rasio utang di proksikan NCD/E tertinggi adalah PT. Medco Energi Internasional Tbk. Sebesar 1,73 sedangkan NCD/E terendah adalah PT. Kawasan Berikat Nusantara Tbk. Sebesar 0,09.

Rasio utang di proksikan TD/E tertinggi adalah PT. Medco Energi Internasional Tbk. Sebesar 2,20 sedangkan TD/E terendah adalah PT. Astra Graphia Tbk sebesar 0,16.

Tabel 4.2 : Data Rasio utang di proksikan oleh CD/TA, NCD/TA, TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E tahun 2007

NO  Nama Perusahaan  CD/TA  NCD/TA  TD/TA  CD/E  NCD/E TD/E 1  PT. Aneka Tambang Tbk.  0.15  0.12  0.27  0.12  0.17  0.38  2  PT. Adhi Karya Tbk.  0.75  0.12  0.87  6.15  0.98  7.13  3  PT. United Tractors Tbk.  0.40  0.15  0.55  0.92  0.34  1.26  4  PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.  0,10           0,08  0,17   0,12  0,09  0,21  5  PT. Astra Graphia Tbk.  0.48  0.02  0.50  0.95  0.04  0.99  6  PT. Kalbe Farma Tbk.  0.15  0.07  0.22  0.22  0.11  0.33  7  PT. Indosat Tbk.  0.26  0.37  0.63  0.7  1.02  1.72  8  PT. Krakatau Steel Tbk.  0.40  0.14  0.54  0.88  0.31  1.19  9  PT. Bakrie & Brother Tbk.  0.24  0.27  0.51  0.68  0.79  1.48  10  PT. Kawasan Berikat Nusantara Tbk.  0.09  0.08  0.17  0.12  0.09  0.21  11  PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk.  0.06  0.42  0.47  0.11  0.83  0.95  12  PT. Wijaya Karya Tbk.  0.54  0.13  0.67  1.73  0.42  2.15  13  PT. Panorama Transportasi Tbk.  0.30  0.22  0.52  0.66  0.49  0.66 


(49)

Berdasarkan tabel di atas dapat menunjukkan bahwa rasio utang di proksikan CD/TA tertinggi tahun 2007 adalah PT. Adhi Karya Tbk. Sebesar 0,75 sedangkan CD/TA terendah adalah PT. Kawasan Berikat Nusantara sebesar 0,09.

Rasio utang di proksikan NCD/TA tertinggi adalah PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. Sebesar 0,42 sedangkan NCD/TA terendah adalah PT. Astra Graphia Sebesar 0,02.

Rasio utang di proksikan TD/TA tertinggi adalah PT. Adhi karya Sebesar 0,64 sedangkan TD/TA terendah adalah PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Dan PT. Kawasan Berikat Nusantara Tbk. Sebesar 0,17.

Rasio utang di proksikan CD/E tertinggi adalah PT. Adhi Karya Sebesar 6,15 sedangkan CD/E terendah adalah PT. Citra Marga Nusantara Persada Tbk. Sebesar 0,11.

Rasio utang di proksikan NCD/E tertinggi adalah PT. Adhi Karya Tbk. Sebesar 0,98 sedangkan NCD/E terendah adalah PT. Astra Graphia Tbk. Sebesar 0,04.

Rasio utang di proksikan TD/E tertinggi adalah PT. Adhi Karya Tbk. Sebesar 7,13 sedangkan TD/E terendah adalah PT. Tambang Batubara Bukit Asam dan PT. Kawasan Berikat Nusantara sebesar 0,21.


(50)

Tabel 4.3 : Data Rasio utang di proksikan oleh CD/TA, NCD/TA, TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E tahun 2008

NO  Nama Perusahaan  CD/TA NCD/TA TD/TA  CD/E  NCD/E TD/E 1  PT. United Tractor Tbk.  0.34  0.16  0.51  0.71  0.34  1.05  2  PT. Aneka Tambang  Tbk.  0.07  0.14  0.21  0.09  0.17  0.26  3  PT. Adhi Karya Tbk.  0.77  0.11  0.88  6.78  0.96  7.74  4  PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.  0.22  0,11  0.33  0.34  0.17  0.51  5  PT. Krakatau Steel Tbk.  0.56  0.08  0.64  1.58  0.24  1.82  6  PT. Indosat Tbk.  0.21  0.45  0.66  0.61  1.34  1.95  7  PT. Wijaya Karya Tbk.  0.68  0.12  0.75  2.61  0.49  3.11  8  PT. Elnusa Tbk.  0.35  0.16  0.51  0.72  0.32  1.04  9  PT. Angkasa pura II Tbk.  0.05  0.02  0.07  0.05  0.02  0.07  10  PT. Citra Marga Nushapala Persada Tbk.  0.43  0.05  0.47  0.84  0.09  0.93  11  PT. Bakrieland Development Tbk.  0.21  0.17  0.38  0.39  0.27  0.69  12  PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk.  0.14  0.19  0.34  0.21  0.29  0.51  13  PT. Panorama Transportasi Tbk. 0.46 0.12 0.58  1.59  0.4 1.99 Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan tabel di atas dapat menunjukkan bahwa rasio utang di proksikan CD/TA tertinggi tahun 2008 adalah PT. Adhi Karya Tbk. Sebesar 0,77 sedangkan CD/TA terendah adalah PT. Angkasa Pura II sebesar 0,05.

Rasio utang di proksikan NCD/TA tertinggi adalah PT. Indosat Sebesar 0,45 sedangkan NCD/TA terendah adalah PT. Angka Pura II Sebesar 0,02.

Rasio utang di proksikan TD/TA tertinggi adalah PT. Adhi karya Sebesar 0,88 sedangkan TD/TA terendah adalah PT. Angkasa Pura II Sebesar 0,07.

Rasio utang di proksikan CD/E tertinggi adalah PT. Adhi Karya Sebesar 6,78 sedangkan CD/E terendah adalah PT. Angka Pura II Tbk. Sebesar 0,05.

Rasio utang di proksikan NCD/E tertinggi adalah PT. Indosat Tbk. Sebesar 1,34 sedangkan NCD/E terendah adalah PT. Angkasa Pura II Tbk. Sebesar 0,02.

Rasio utang di proksikan TD/E tertinggi adalah PT. Adhi Karya Tbk. Sebesar 7,74 sedangkan TD/E terendah adalah PT. angkasa Pura II sebesar 0,07.


(51)

Tabel 4.4 : Data Rasio utang di proksikan oleh CD/TA, NCD/TA, TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E tahun 2009.

NO  Nama Perusahaan  CD/TA NCD/TA TD/TA  CD/E  NCD/E TD/E 1  PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.  0.27  0.21  0.30  0.68  0.54  0.76  2  PT. Aneka Tambang  Tbk.  0.07  0.1  0.18  0.09  0.12  0.21  3  PT. United Tractor Tbk.  0.30  0.13  0.43  0.52  0.23  0.75  4  PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.  0.17  0.11  0.28  0.24  0.16  0.4  5  PT. Elnusa Tbk.  0.39  0.15  0.54  0.87  0.33  1.20  6  PT. Jasa Marga Tbk.  0.18  0.34  0.52  0.41  0.76  1.73  7  PT. Garuda Indonesia Tbk.  0.43  0.36  0.78  1.97  1.63  3.6  8  PT. Adhi Karya Tbk.  0.77  0.09  0.87  5.95  0.73  6.69  9  PT. Krakatau Steel Tbk.  0.40  0.14  0.54  0.88  0.31  1.19  10  PT. Bakrieland Development Tbk.  0.23  0.26  0.49  0.06  0.66  1.24  11.  PT. Bumi Resources Tbk.  0.28  0.49  0.78  1,44  2,51    3,95   

12  PT. Kawasan Berikat Nusantara Tbk.  0.13  0.07    0,07     0.16  0.09  0.25  13  PT. Panorama Transportasi Tbk. 0.38 0.15 0.52  1.15  0.44 1.59 Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan tabel di atas dapat menunjukkan bahwa rasio utang di proksikan CD/TA tertinggi tahun 2009 adalah PT. Adhi Karya Tbk. Sebesar 0,77 sedangkan CD/TA terendah adalah PT. Aneka Tambang sebesar 0,07.

Rasio utang di proksikan NCD/TA tertinggi adalah PT. Bumi Resources Tbk. Sebesar 0,49 sedangkan NCD/TA terendah adalah PT. Kawasan Berikat Nusantara Tbk. Sebesar 0,07.

Rasio utang di proksikan TD/TA tertinggi adalah PT. Adhi karya Sebesar 0,87 sedangkan TD/TA terendah adalah PT. Aneka Tambang Sebesar 0,18.

Rasio utang di proksikan CD/E tertinggi adalah PT. Adhi Karya Sebesar 5,95 sedangkan CD/E terendah adalah PT. Bakrieland Development Tbk. Sebesar 0,06.


(52)

Rasio utang di proksikan NCD/E tertinggi adalah PT. Bumi Resources Tbk. Sebesar 2,51 sedangkan NCD/E terendah adalah PT. Kawasan Berikat Nusantara Tbk. Sebesar 0,09.

Rasio utang di proksikan TD/E tertinggi adalah PT. Adhi Karya Tbk. Sebesar 6,69 sedangkan TD/E terendah adalah PT. Aneka Tambang Tbk. sebesar 0,21.

4.2.2. Penerapan Good Corporate Governance (X)

Good Corporate Governance adalah Sistem pengelolaan perusahaan yang baik dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar antara lain transparansi (transparency), akuntanbilitas (accountablity), responbilitas (responbility), indenpendensi (independency), dan kewajaran (fairness) yang bertujuan untuk melindungi dan mencapai keseimbangan antara pemegang saham (shareholder) dan pemangku kepentingan (stakeholder).

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance merupakan salah satu faktor

kunci sukses untuk mempertahankan dan menumbuhkan kepercayaan para investor. Pengukuran penerapan Good Corporate Governance dilakukan dengan

menggunakan skor Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang

diadakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG).

Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan

pemeringkatan penerapan Good Corporate Governance pada

perusahaan-perusahaan di Indonesia. Program ini dirancang untuk memicu perusahaan-perusahaan dalam meningkatkan kualitas penerapan konsep Corporate Governance.

Indeks yang digunakan unyuk memberikan skor berupa angka mulai dari 0 samapi 100, jika perusahaan memiliki skor mendekati atau mencapai nilai 100


(53)

maka perusahaan tersebut semakin baik dalam menerapkan Corporate Governance. Bila skor 55-69 maka diberi predikat “cukup terpercaya”. Bila skor 70-84 maka diberi predikat “terpercaya”. Bila skor 85-100 diberi predikat “sangat terpercaya”(SWA, 2008).

Nilai skor Corporate Governance perception index (CGPI) masing-masing sampel untuk perusahaan tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5 : Skor Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2006

NO  Nama Perusahaan  Skor 

1  PT. Medco Energi Internasional Tbk. 87,27  2  PT. Astra Internasional Tbk.   83,01  3  PT. Aneka Tambang Tbk.  81,92  4  PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.   81,30  5  PT. Kalbe Farma Tbk.  78,70  6  PT. Astra Graphia Tbk.   78,33  7  PT. United Tractor Tbk.  75,56 

8  PT. Indosat Tbk.   74,62 

9  PT. Bakrie & Brother Tbk.  72,32  10  PT. Tambang BatuBara Bukit Asam Tbk.   67,46  11  PT. Bakrie Sumatra Plantation Tbk.  65,98  12  PT. Kawasan Berikat nusantara Tbk.   58,32  13  PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk.   56,38  Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa Good Corporate

Governance tertinggi tahun 2006 adalah PT. medco Energi Internasional Tbk. Dengan skor 87,27 sedangkan Good Corporate Governance terendah adalah PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Dengan skor sebesar 56,38.


(54)

Tabel 4.6 : Skor Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2007

NO  Nama Perusahaan Skor 

1.  PT. Aneka Tambang Tbk.  82,07  2.  PT. Adhi Karya Tbk.  81,79  3.  PT. United Tractors Tbk.   81,53  4.  PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.  80,87  5.  PT. Astra Graphia Tbk.   80,30  6.  PT. Kalbe Farma Tbk.  79,70 

7.  PT. Indosat Tbk.   77,42 

8.  PT. Krakatau Steel Tbk.  77,35  9.  PT. Bakrie & Brother Tbk.   76,30  10.  PT. Kawasan Berikat Nusantara Tbk.  70,55  11.  PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk.   69,78  12.  PT. Wijaya Karya Tbk.   68,53  13.  PT. Panorama Transportasi Tbk.   57,08  Sumber : Lampiran6

Berdasarkan tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa Good Corporate

Governance tertinggi tahun 2007 adalah PT. Aneka Tambang Tbk. Dengan skor

82,07 sedangkan Good Corporate Governance terendah adalah PT. Panorama

Transportasi Tbk. Dengan skor sebesar 57,08.

Tabel 4.7 : Skor Corporate governance Perception Index (CGPI) 2008

NO  Nama Perusahaan  Skor 

1.  PT. United Tractor Tbk. 83,42  2.  PT. Aneka Tambang  Tbk.   83,41  3.  PT. Adhi Karya Tbk.  82,07  4.  PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.   81,23  5.  PT. Krakatau Steel Tbk.  80,70 

6.  PT. Indosat Tbk.   80,24 

7.  PT. Wijaya Karya Tbk.  78,55 

8.  PT. Elnusa Tbk.   78,28 

9.  PT. Angkasa pura II Tbk.  72,47  10.  PT. Citra Marga Nushapala Persada Tbk.   69,66  11.  PT. Bakrieland Development Tbk.   69,17  12.  PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk.   68,82  13.  PT. Panorama Transportasi Tbk.   60,55  Sumber : Lampiran 7


(55)

Berdasarkan tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa Good Corporate Governance tertinggi tahun 2008 adalah PT. United Tractor Tbk. Dengan skor

83,42 sedangkan Good Corporate Governance terendah adalah PT. Panorama

Transportasi Tbk. Dengan skor sebesar 60,55.

Tabel 4.8 : Skor Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2009

NO  Nama Perusahaan  Skor 

1.  PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.  88,67  2.  PT. Aneka Tambang  Tbk.  85,87  3.  PT. United Tractor Tbk.   85,44  4.  PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.  82,27 

5.  PT. Elnusa Tbk.   81,74 

6.  PT. Jasa Marga Tbk.  81,62  7.  PT. Garuda Indonesia Tbk.   81,58  8.  PT. Adhi Karya Tbk.  81,54  9.  PT. Krakatau Steel Tbk.   80,75  10.  PT. Bakrieland Development Tbk.  76,93  11.  PT. Bumi Resources Tbk.   73,82  12.  PT. Kawasan Berikat Nusantara Tbk.  73,40  13.  PT. Panorama Transportasi Tbk.   68,71  Sumber : Lampiran 8

Berdasarkan tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa Good Corporate

Governance tertinggi tahun 2009 adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Dengan skor 88,67 sedangkan Good Corporate Governance terendah adalah PT. Panorama Transportasi Tbk. Dengan skor sebesar 68,71.


(56)

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis 4.3.1. Hasil Uji Kualitas Data

4.3.1.1. Uji Outlier

Tabel 4.9 : Hasil Uji Outlier

    Hasil analisis deteksi adanya outlier pada analisis pertama terdapat nilai

mahal. Distance Maximum yang lebih besar dari 13.815510557 berarti terdapat outlier data tersebut. Oleh karena itu data yang outlier itu dikeluarkan dari data analisis yaitu sebanyak 4 (empat) case data, kemudian data dideteksi lagi ternyata tidak ditemukan data yang outlier sehingga data ini mempunyai kualitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk diolah lebih lanjut.

4.3.1.2. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan uji Kolmograf Smirnov, jika nilai signifikansi >


(57)

0,05 maka distribukan adalah normal (Sumarsono, 2004 : 40). Hasil Pengujian normalitas menggunakan uji Kolmogrov smirnov adalah sebagai berikut :

Tabel4.10 : Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji Kolmogorov Smirnov untuk variabel GCG (X) diperoleh nilai 1,098 dengan tingkat signifikansi 0,179. Karena tingkat signifikansi > 0,05 maka data GCG memiliki distribusi normal.

Berdasarkan hasil uji Kolmogorov Smirnov untuk variabel CD_TA di peroleh nilai 0,813 dengan tingkat signifikansi 0,523. Karena tingkat signifkansi > 0,05 maka data CD_TA memiliki distribusi normal.

Berdasarkan hasil uji Kolmogorov Smirnov untuk variabel NCD_TA di peroleh nilai 3,216 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifkansi < 0,05 maka data NCD_TA memiliki distribusi tidak normal. Apabila sampel sebagai cermin dari populasi dengan jumlah sampel lebih dari 30 biasanya juga mendekati distribusi normal (Suharyadi Purwanto, 2004 : 405).

Berdasarkan hasil uji Kolmogorov Smirnov untuk variabel TD_TA di peroleh nilai 0,827dengan tingkat signifikansi 0,501. Karena tingkat signifkansi > 0,05 maka data TD_TA memiliki distribusi normal.


(58)

Berdasarkan hasil uji Kolmogorov Smirnov untuk variabel CD_E di peroleh nilai 2,152 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifkansi < 0,05 maka data CD_E memiliki distribusi tidak normal. Apabila sampel sebagai cermin dari populasi dengan jumlah sampel lebih dari 30 biasanya juga mendekati distribusi normal (Suharyadi Purwanto, 2004 : 405).

Berdasarkan hasil uji Kolmogorov Smirnov untuk variabel NCD_E di peroleh nilai 1,290 dengan tingkat signifikansi 0,072. Karena tingkat signifkansi > 0,05 maka data NCD_E memiliki distribusi normal.

Berdasarkan hasil uji Kolmogorov Smirnov untuk variabel TD_E di peroleh nilai 1,674 dengan tingkat signifikansi 0,007. Karena tingkat signifkansi < 0,05 maka data NCD_E memiliki distribusi tidak normal. Apabila sampel sebagai cermin dari populasi dengan jumlah sampel lebih dari 30 biasanya juga mendekati distribusi normal (Suharyadi Purwanto, 2004 : 405).

4.3.1.2. Persamaan Regresi

Berikut adalah nilai estimasi koefisien regresi : Tabel 4.11 : Hasil Regresi


(59)

Sehingga persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut Y1= –0,044 + 0,004 X

a = Konstanta = -0,044

Persamaan regresi linier sederhana tersebut menunjukkan bahwa nilai konstanta yang di hasilkan sebesar -0,044 yang berarti apabila kualitas penerapan Good Corporate Governance adalah 0, maka rasio utang yang dipoksikan oleh CD/TA adalah sebesar -0,044.

b = koefisien regresi untuk X = 0,004

Artinya apabila skor kualitas penerapan Good Corporate Governance naik satu satuan, maka rasio utang perusahaan yang di proksikan oleh CD/TA akan naik sebesar 0,004 satuan.

Tabel 4.12 : Hasil Regresi

Y2= 0,191 + 0,000 X

a = Konstanta = 0,191

Persamaan regresi linier sederhana tersebut menunjukkan bahwa nilai konstanta yang di hasilkan sebesar 0,191 yang berarti apabila kualitas penerapan Good Corporate Governance adalah 0, maka rasio utang yang dipoksikan oleh CD/TA adalah sebesar 0,191.


(60)

b = Koefisien regresi untuk X = 0,000

Artinya apabila skor kualitas penerapan Good Corporate Governance naik satu satuan, maka rasio utang perusahaan yang di proksikan oleh NCD/TA akan naik sebesar 0,000 satuan.

Tabel 4.13 : Hasil Regresi

Y3 = 0,195 + 0,003 X a = Konstanta = 0,195

Persamaan regresi linier sederhana tersebut menunjukkan bahwa nilai konstanta yang di hasilkan sebesar 0,195 yang berarti apabila kualitas penerapan Good Corporate Governance adalah 0, maka rasio utang yang dipoksikan oleh CD/TA adalah sebesar 0,195.

b = Koefisien regresi untuk X = 0,003

Artinya apabila skor kualitas penerapan Good Corporate Governance naik satu satuan, maka rasio utang yang diproksikan oleh TD/TA akan naik 0,003 satuan.


(61)

Tabel 4.14 : Hasil Regresi

Y4 = -1,192 + 0,027 X a = Konstanta = -1,192

Persamaan regresi linier sederhana tersebut menunjukkan bahwa nilai konstanta yang di hasilkan sebesar -1,192 yang berarti apabila kualitas penerapan Good Corporate Governance adalah 0, maka rasio utang yang dipoksikan oleh CD/TA adalah sebesar -1,192.

b = Koefisien regresi untuk X = 0,027

Artinya apabila skor kualitas penerapan Good Corporate Governance naik satu satuan, maka rasio utang perusahaan yang di proksikan oleh CD/E akan naik sebesar 0,027 satuan.


(62)

Y5 = 0,165 + 0,004 X a = Konstanta = 0,165

Persamaan regresi linier sederhana tersebut menunjukkan bahwa nilai konstanta yang di hasilkan sebesar 0,165 yang berarti apabila kualitas penerapan Good Corporate Governance adalah 0, maka rasio utang yang dipoksikan oleh CD/TA adalah sebesar 0,165.

b = Koefisien regresi untuk X = 0,004

Artinya apabila skor kualitas penerapan Good Corporate Governance naik satu satuan, maka rasio utang perusahaan yang di proksikan oleh NCD/E akan naik sebesar 0,004 satuan.

Tabel 4.16 : Hasil Regresi

Y6 = -1,110 + 0,031 X a = Konstanta = -1,110

Persamaan regresi linier sederhana tersebut menunjukkan bahwa nilai konstanta yang di hasilkan sebesar -1,110 yang berarti apabila kualitas penerapan Good Corporate Governance adalah 0, maka rasio utang yang dipoksikan oleh CD/TA adalah sebesar -1,110.


(63)

b = Koefisien regresi untuk X = 0,031

Artinya apabila skor kualitas penerapan Good Corporate Governance naik satu satuan, maka rasio utang perusahaan yang di proksikan oleh TD/E akan naik sebesar 0,031 satuan.

4.3.2. Uji Hipotesis 4.3.2.1. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan guna mengetahui pengaruh variable bebas terhadap variable terikat. Berikut ini adalah hasil uji F pengaruh kualitas penerapan Good Corporate Governance terhadap variabel rasio utang perusahaan yang diproksikan oleh CD/TA, NCD/TA, TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E :

Tabel 4.17 : Hasil Uji F

Berdasarkan Tabel diatas diperoleh F hitung sebesar 1,620 dengan nilai signifikansi sebesar 0,210 lebih besar dari 0,05, maka diputuskan untuk menerima H0 dan menolak H1. Dengan demikian model regresi yang dihasilkan tidak cocok

guna mengetahui pengaruh kualitas penerapan Good Corporate Governance


(64)

Tabel 4.18 : Hasil Uji F

Berdasarkan tabel diatas diperoleh F hitung sebesar 0,005 dengan nilai signifikansi sebesar 0,946 lebih besar dari 0,05, maka diputuskan untuk menerima H0 dan menolak H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna mengetahui pengaruh kualitas penerapan Good Corporate Governance terhadap rasio utang perusahaan (diproksikan oleh NCD/TA).

Tabel 4.19 : Hasil Uji F

Berdasarkan tabel diatas diperoleh F hitung sebesar 0,883 dengan nilai signifikansi sebesar 0,352 lebih besar dari 0,05, maka diputuskan untuk menerima H0 dan menolak H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna mengetahui kualitas penerapan Good Corporate Governance terhadap rasio utang perusahaan (diproksikan oleh TD/TA).


(65)

Tabel 4.20 : Hasil Uji F

Berdasarkan tabel diatas diperoleh F sebesar 1,352 dengan nilai signifikansi sebesar 0,251 lebih besar dari 0,05, maka diputuskan untuk menerima H0 dan menolak H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna mengetahui pengaruh kualitas penerapan Good Corporate Governance terhadap rasio utang (diproksikan oleh CD/E).

Tabel 4.21 : Hasil Uji F

Berdasarkan tabel diatas diperoleh F sebesar 0,274 dengan nilai signifikansi sebesar 0,603 lebih besar dari 0,05, maka diputuskan untuk menerima

H0 dan menolak H1. Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa model regresi

yang dihasilkan tidak cocok guna mengetahui pengaruh kualitas penerapan Good Corporate Governance terhadap rasio utang (diproksikan oleh NCD/E).


(66)

Tabel 4.22 : Hasil Uji F

Berdasarkan tabel diatas diperoleh F sebesar 1,416 dengan nilai signifikansi sebesar 0,240 lebih besar dari 0,05, maka diputuskan untuk menerima H0 dan menolak H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi

yang dihasilkan tidak cocok guna menggunakan pengaruh kualitas Good

Corporate Governance terhadap rasio utang perusahaan (diproksikan oleh TD/E).

4.3.2.2. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut ini hasil uji t pengaruh kualitas penerapan

Good Corporate Governance terhadap rasio utang perusahaan yang di proksikan oleh CD/TA, NCD/TA, TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E:


(67)

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan hasil t hitung sebagai berikut : Pengujian Pengaruh kualitas penerapan Good Corporate Governance terhadap rasio utang yang di proksikan oleh CD/TA menghasilkan nilai t hitung sebesar 1,273 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,210, karena tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 sehingga diputuskan untuk menerima H0 dan menolak H1 artinya kualitas penerapan Good Corporate Governance tidak berpengaruh signifikan terhadap rasio utang perusahaan (diproksikan oleh CD/TA).

Tabel 4.24 : Hasil Uji t

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan hasil t hitung sebagai berikut : Pengujian Pengaruh kualitas penerapan Good Corporate Governance terhadap rasio utang yang di proksikan oleh NCD/TA menghasilkan nilai t hitung sebesar -0,068 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,946, karena tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 sehingga diputuskan untuk menerima H0 dan menolak H1 artinya kualitas penerapan Good Corporate Governance tidak berpengaruh signifikan terhadap rasio utang perusahaan (diproksikan oleh NCD/TA).


(68)

Tabel 4.25 : Hasil Uji t

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan hasil uji t sebagai berikut:

Pengujian Pengaruh kualitas penerapan Good Corporate Governance terhadap rasio utang yang di proksikan oleh TD/TA menghasilkan nilai t hitung sebesar 0,940 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,352, karena tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 sehingga diputuskan untuk menerima H0 dan menolak H1 artinya kualitas penerapan Good Corporate Governance tidak berpengaruh signifikan terhadap rasio utang perusahaan (diproksikan oleh TD/TA).

Tabel 4.26 : Hasil Uji t

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan hasil uji t sebagai berikut :

Pengujian Pengaruh kualitas penerapan Good Corporate Governance terhadap rasio utang yang di proksikan oleh CD/E menghasilkan nilai t hitung sebesar 1,163 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,251, karena tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 sehingga diputuskan untuk menerima H0 dan menolak H1 artinya


(1)

Skor CGPI tahun 2008

Perusahaan

Skor

1.

PT. United Tractors Tbk.

83,42

2.

PT. Aneka Tambang Tbk.

83,41

3.

PT. Adhi Karya (persero) Tbk.

82,07

4.

PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.

81,23

5.

PT. Krakatau Steel (persero) Tbk.

80,70

6.

PT. Indosat Tbk.

80,24

7.

PT. Wijaya Karya Tbk.

78,55

8.

PT. Elnusa Tbk.

78,28

9.

PT. Angkasa Pura II (persero) Tbk.

72,47

10.

PT. Citra Marga Nushapala Persada Tbk.

69,66

11.

PT. Bakrieland Development Tbk.

69,17

12.

PT. Pembangunan Jaya ancol Tbk.

68,82


(2)

Skor CGPI tahun 2009

Perusahaan

Skor

1.

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

88.67

2.

PT. Aneka Tambang Tbk.

85,87

3.

PT. United Tractor Tbk.

85,44

4.

PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.

82,27

5.

PT. Elnusa Tbk.

81,74

6.

PT. Jasa Marga (persero) Tbk.

81,62

7.

PT. Garuda Indonesia (persero) Tbk.

81,58

8.

PT. Adhi Karya (persero) Tbk.

81,54

9.

PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk

80,75

10.

PT. Bakrieland Development Tbk.

76,93

11.

PT. Bumi Resources Tbk.

73,82

12.

PT. Kawasan Berikat Nusantara (persero) Tbk.

73,40


(3)

Rasio Utang yang diproksikan CD/TA, NCD/TA, TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E

Tahun 2006

NO Nama Perusahaan CD/ TA NCD/ TA TD/ TA CD/ E NCD/ E TD/ E

1 PT. M edco Energi Int ernasional Tbk. 0.14 0.51 0.64 0.47 1.73 0.20

2 PT. Ast ra Int ernasional Tbk. 0.35 0.20 0.54 0.99 0.51 1.04

3 PT. Aneka Tambang Tbk. 0.16 0.25 0.41 0.27 0.43 0.73

4 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 0.27 0.24 0.52 0.73 0.65 1.39

5 PT. Kalbe Farma Tbk. 0.14 0.09 0.23 0.22 0.14 0.36

6 PT. Ast ra Graphia Tbk. 0.26 0.23 0.49 0.52 0.46 0.16

7 PT. Unit ed Tract or Tbk. 0.36 0.23 0.59 0.88 0.56 1.44

8 PT. Indosat Tbk. 0.20 0.35 0.55 0.45 0.79 1.24

9 PT. Bakrie & Brot her Tbk. 0.14 0.22 0.36 0.14 0.43 0.71

10 PT. Tam bang Bat uBara Bukit Asam Tbk. 0.14 0.12 0.26 0.19 0.16 0.35

11 PT. Bakrie Sumat ra Plant at ion Tbk. 0.11 0.53 0.64 0.29 1.52 1.77

12 PT. Kaw asan Berikat nusant ara Tbk. 0.10 0.08 0.17 0.12 0.09 0.21


(4)

Rasio Utang yang diproksikan CD/TA, NCD/TA, TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E

Tahun 2007

NO Nama Perusahaan CD/ TA NCD/ TA TD/ TA CD/ E NCD/ E TD/ E

1 PT. Aneka Tambang Tbk. 0.15 0.12 0.27 0.12 0.17 0.38

2 PT. Adhi Karya Tbk. 0.75 0.12 0.87 6.15 0.98 7.13

3 PT. Unit ed Tract ors Tbk. 0.40 0.15 0.55 0.92 0.34 1.26

4 PT. Tam bang Bat ubara Bukit Asam Tbk.

0.10 0.08 0.17 0.12 0.09 0.21

5 PT. Ast ra Graphia Tbk. 0.48 0.02 0.50 0.95 0.04 0.99

6 PT. Kalbe Farma Tbk. 0.15 0.07 0.22 0.22 0.11 0.33

7 PT. Indosat Tbk. 0.26 0.37 0.63 0.7 1.02 1.72

8 PT. Krakat au St eel Tbk. 0.40 0.14 0.54 0.88 0.31 1.19

9 PT. Bakrie & Brot her Tbk. 0.24 0.27 0.51 0.68 0.79 1.48

10 PT. Kaw asan Berikat Nusant ara Tbk. 0.09 0.08 0.17 0.12 0.09 0.21

11 PT. Cit ra M arga Nusaphala Persada Tbk. 0.06 0.42 0.47 0.11 0.83 0.95

12 PT. Wijaya Karya Tbk. 0.54 0.13 0.67 1.73 0.42 2.15


(5)

Rasio Utang yang diproksikan CD/TA, NCD/TA, TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E

Tahun 2008

NO Nama Perusahaan CD/ TA NCD/ TA TD/ TA CD/ E NCD/ E TD/ E

1 PT. Unit ed Tract or Tbk. 0.34 0.16 0.51 0.71 0.34 1.05

2 PT. Aneka Tambang Tbk. 0.07 0.14 0.21 0.09 0.17 0.26

3 PT. Adhi Karya Tbk. 0.77 0.11 0.88 6.78 0.96 7.74

4 PT.Tambang Bat ubara Bukit Asam Tbk. 0.22 0,11 0.33 0.34 0.17 0.51

5 PT. Krakat au St eel Tbk. 0.56 0.08 0.64 1.58 0.24 1.82

6 PT. Indosat Tbk. 0.21 0.45 0.66 0.61 1.34 1.95

7 PT. Wijaya Karya Tbk. 0.68 0.12 0.75 2.61 0.49 3.11

8 PT. Elnusa Tbk. 0.35 0.16 0.51 0.72 0.32 1.04

9 PT. Angkasa pura II Tbk. 0.05 0.02 0.07 0.05 0.02 0.07

10 PT. Cit ra M arga Nushapala Persada Tbk. 0.43 0.05 0.47 0.84 0.09 0.93

11 PT. Bakrieland Developm ent Tbk. 0.21 0.17 0.38 0.39 0.27 0.69

12 PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. 0.14 0.19 0.34 0.21 0.29 0.51


(6)

Rasio Utang yang diproksikan CD/TA, NCD/TA, TD/TA, CD/E, NCD/E, TD/E

Tahun 2009

NO Nama Perusahaan CD/ TA NCD/ TA TD/ TA CD/ E NCD/ E TD/ E

1 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 0.27 0.21 0.30 0.68 0.54 0.76

2 PT. Aneka Tambang Tbk. 0.07 0.1 0.18 0.09 0.12 0.21

3 PT. Unit ed Tract or Tbk. 0.30 0.13 0.43 0.52 0.23 0.75

4 PT.Tambang Bat ubara Bukit Asam Tbk. 0.17 0.11 0.28 0.24 0.16 0.4

5 PT. Elnusa Tbk. 0.39 0.15 0.54 0.87 0.33 1.20

6 PT. Jasa M arga Tbk. 0.18 0.34 0.52 0.41 0.76 1.73

7 PT. Garuda Indonesia Tbk. 0.43 0.36 0.78 1.97 1.63 3.6

8 PT. Adhi Karya Tbk. 0.77 0.09 0.87 5.95 0.73 6.69

9 PT. Krakat au St eel Tbk. 0.40 0.14 0.54 0.88 0.31 1.19

10 PT. Bakrieland Developm ent Tbk. 0.23 0.26 0.49 0.06 0.66 1.24

11. PT. Bumi Resources Tbk. 0.28 0.49 0.78 1,44 2,51 3,95

12 PT. Kaw asan Berikat Nusant ara Tbk. 0.13 0.07 0,07 0.16 0.09 0.25