25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni dengan melakukan percobaan pembuatan formulasi sediaan tablet liquisolid glibenklamid dengan
menggunakan kombinasi pelarut gliserin dan amilum kentang sebagai carrier material. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan
Padat dan Laboratorium Farmasi Fisika Universitas Sanata Dharma.
B. Variabel Penelitian
1.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perbandingan gliserin dan
amilum kentang menggunakan simplex lattice design dengan R1 0:100, R2 0:100, R3 25:75, R4 50:50, R5 50:50, R6
75:25, R7 100,0, dan R8 100,0. 2.
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah disolusi tablet liquisolid,
sifat fisik serbuk liquisolid indeks kompresibilitas, sifat fisik tablet liquisolid keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur.
3.
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah lokasi pemesanan
bahan yang dipakai, nomor ayakan, dan waktu pencampuran. 4.
Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu dan
kelembaban ruangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Definisi Operasional
1.
Sifat fisik serbuk merupakan parameter untuk mengukur kualitas serbuk
2.
Indeks kompresibilitas merupakan banyaknya ruang kosong pada campuran
serbuk yang akan berdampak pada pembuatan tablet. 3.
Sifat fisik tablet merupakan parameter untuk mengukur kualitas dari tablet
yang akan diproduksi. Parameter tersebut meliputi uji kekerasan,kerapuhan, waktu hancur, keseragaman bobot, dan disolusi tablet.
4.
Keseragaman kandungan merupakan salah satu parameter yang
menunjukkan setiap tablet yang dibuat memiliki kadar obat yang sama. 5.
Kekerasan tablet merupakan salah satu parameter yang menunjukkan
interaksi-interaksi antar komponennya seperti goncangan dan keretakan tablet.
6.
Kerapuhan tablet merupakan salah satu parameter yang menunjukkan
kekuatan tablet terhadap benturan mekanik saat pentabletan. 7.
Waktu hancur tablet merupakan salah satu parameter yang menunjukkan
waktu yang dibutuhkan tablet telah hancur sempurna. 8.
Disolusi merupakan salah satu parameter yang menunjukkan kadar obat yang
terlarut sempurna pada waktu tertentu. 9.
Formula tablet optimum merupakan formula yang memenuhi standar
penerimaan sediaan tablet yang ditetapkan meliputi memiliki kandungan zat aktif sebesar 90 sampai 120, kerapuhan
0,8, waktu hancur ≤ 15 menit, dan terdisolusi sebesar 100 setelah 30 menit.
D. Alat dan Bahan Penelitian