Kerapuhan tablet Waktu hancur tablet Disolusi tablet

M merupakan nilai rujukan , merupakan rata-rata dari masing-masing kandungan X 1 , X 2 ,…X n yang dinyatakan dalam persentase, k merupakan konstanta penerimaan dan s merupakan simpangan baku sampel. Berikut merupakan penggunaan uji keseragaman pada sediaan tablet yang disajikan pada tabel III. Tabel III. Penggunaan uji keseragaman pada sediaan tablet Bentuk sediaan Tipe Sub tipe Dosis dan perbandingan zat aktif Tablet ≥ 25 mg dan ≥ 25 25 mg atau 25 Tidak bersalut Keragaman bobot Keseragaman kandungan Salut Selaput Keragaman bobot Keseragaman kandungan Lainnya Keseragaman kandungan Keseragaman kandungan Depkes RI, 2014.

c. Kekerasan tablet

Tablet harus cukup kuat untuk mempertahankan bentuk selama mengalami perlakuan mekanik pada saat proses pengemasan, transportasi, hingga pada saat pemakaian Arulkumaran et al., 2014. Kekerasan tablet merupakan parameter penting dalam pembuatan tablet karena dapat mempengaruhi proses disintegrasi dan disolusi tablet Allen et al., 2014. Kekerasan tablet dipengaruhi oleh bobot bahan, kompatibilitas bahan, tekanan pengempaan, celah antara punch atas dan punch bawah pada saat pengempaan pengempaan Siregar, 2008

d. Kerapuhan tablet

Kerapuhan tablet merupakan kecenderungan tablet untuk remuk selama penanganan, pengemasan dan pengiriman Allen et al., 2014. Uji kerapuhan tablet dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kerusakan tablet yang terjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI akibat goncangan atau gesekan selama pengangkutan. Kerapuhan tablet dianggap cukup baik bila hasilnya kurang dari 1 Sulaiman, 2007.

e. Waktu hancur tablet

Waktu hancur tablet adalah waktu yang diperlukan tablet untuk pecah dan menjadi partikel-partikel penyusunnya, sehingga akan meningkatkan luas permukaan yang kontak dengan cairan dalam tubuh. Tekanan kompresi akan mempengaruhi waktu hancur tablet. Semakin besar tekanan kompresinya pada maka waktu hancur tablet makin lambat Siregar, 2008. Waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet tidak lebih dari 15 menit Allen et al., 2014. Selain tekanan kompresi waktu hancur tablet juga dipengaruhi oleh pemilihan bahan pembuatan tablet Aulton, 2007

f. Disolusi tablet

Disolusi adalah proses melarutnya zat aktif bahan obat dalam sediaan obat ke dalam suatu medium. Pada umumnya medium yang digunakan berupa air. Disolusi merupakan proses kinetik, sehingga prosesnya diamati dari pengamatan terhadap jumlah zat aktif yang terlarut ke dalam medium sebagai fungsi waktu. Disolusi juga merupakan tahap penentu terjadinya absorpsi. Berdasarkan laju disolusi, dapat diperkirakan kecepatan absorbsi yang mempengaruhi mulai kerja, intensitas, dan lama kerja obat di dalam tubuh.Pada tahun 1897, Noyes dan Whitney mencoba menguantifikasikan jumlah obat yang terlarut melalui persamaan : dWdt = D.Sh Cs-C .......................................................................... 12 W merupakan berat zat aktif yang terlarut dalam medium selama waktu t, sehingga dWdt adalah kecepatan disolusi zat aktif gramwaktu. D adalah koefisien difusi zat yang terlarut dalam medium yang digunakan, S adalah luas kontak muka zat aktif- medium, h adalah tebal lapisan tipis film-difusi, sedangkan Cs adalah konsentrasi dalam keadaan saturasi. Harga C menunjukkan konsentrasi zat aktif terlarut pada saat t Fudholi, 2013. Pengujian disolusi sediaan tablet liquisolid glibenklamid mengikuti penerimaan uji disolusi tablet glibenklamid yang tertera dengan nilai Q30 yaitu 75 zat aktif glibenklamid harus dapat larut setelah 30 menit dalam medium disolusi United States Pharmacopeial Convention, 2014.

B. Monografi bahan

1. Glibenklamid

Glibenklamid merupakan serbuk hablur putih atau hampir putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau. Glibenklamid mempunyai berat molekul sebesar 494.00 dengan Titik leleh 169,5 C Abdul, Swathimutyam, Padmanabha, Nalini, and Prakash, 2011. Glibenklamid Gliburide merupakan antidiabetik oral golongan sulfonilurea generasi kedua yang digunakan untuk pengobatan diabetes tipe II memiliki durasi aksi obat selama 24 jam Sweetman, 2009. Gambar 2. Struktur Kimia Glibenklamid Abdul et al., 2011.