Kebijakan Hutang Hutang dan Kebijakan Hutang a. Pengertian dan Jenis Hutang

lalu.” Munawir 2004 : 18 menyatakan bahwa “hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor.” Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa hutang merupakan kewajiban perusahaan pada pihak lain yang harus dipenuhi atau dibayar dengan uang, barang atau jasa saat jatuh tempo. Hutang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Hutang jangka pendek, merupakan hutang yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan, mana yang lebih panjang. Hutang jangka pendek meliputi, tetapi tidak terbatas pada, hutang dagang, beban yang masih harus dibayar, pendapatan diterima di muka, bagian lancar dari hutang jangka panjang, dan sebagainya. 2. Hutang jangka panjang, merupakan hutang yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun. Hutang jangka panjang dapat meliputi hutang obligasi, hutang sewa guna usaha jangka panjang, kewajiban pajak penghasilan tangguhan, dan kewajiban tidak lancar lainnya.

b. Kebijakan Hutang

Kebijakan hutang merupakan keputusan manajemen dalam menjalankan operasi perusahaan, khususnya mengenai bagaimana Universitas Sumatera Utara perusahaan akan didanai. Kebijakan hutang menentukan sampai sejauh mana hutang digunakan dalam struktur modal perusahaan.. Kebijakan hutang yang dilakukan perusahaan, jika dilakukan dengan baik, akan dapat meningkatkan imbal hasil bagi pemegang saham, karena sifat dasar hutang sebagai daya ungkit. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Soliha dan Taswan 2002 yang menemukan bahwa kebijakan hutang berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan price to book value. Menurut Brigham dan Houston 2006 : 101, ada dua alasan mengapa hutang dapat meningkatkan pendapatan serta meningkatkan pengembalian dari modal pemilik, yaitu : 1 Beban dapat menjadi pengurang pajak, penggunaan hutang akan menurunkan tagihan pajak dan memberikan lebih banyak laba operasi perusahaan yang tersedia bagi para investornya, 2 Jika laba operasi yang dinyatakan sebagai persentase dari aktiva ternyata melebihi tingkat bunga atas pinjaman, maka suatu perusahaan dapat menggunakan hutang untuk memperoleh aktiva, membayar bunga atas hutang dan masih sisa sebagai ”bonus” bagi para pemegang sahamnya. Namun, manajemen harus mempertimbangkan risiko keuangan dan operasi yang akan meningkat seiring meningkatnya tingkat hutang. Jumlah hutang yang besar akan meningkatkan risiko perusahaan, yaitu risiko gagal bayar bunga maupun pokok utangnya, yang dapat meningkatkan risiko kebangkrutan. Kebijakan hutang yang baik diukur dari perbandingan total hutang perusahaan terhadap aktiva yang dimilikinya. Pengukuran ini disebut dengan rasio hutang terhadap total aktiva debt to asset ratio DAR. Universitas Sumatera Utara Menurut Kasmir 2008 : 156 “debt to assets ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva”. Solomon 2004 : 780 menyatakan ”debt to assets ratio is a leverage ratio that indicates the long-run solvency or relative amount of financial risk incurred by a business”, artinya adalah debt to assets ratio merupakan sebuah rasio daya ungkit leverage yang mengindikasikan solvabilitas jangka panjang atau jumlah relatif risiko keuangan pendanaan yang dihasilkan oleh suatu bisnis. Rumus untuk menghitung rasio ini adalah: Dalam persamaan rasio PBV seperti yang telah diuraikan dalam subbab sebelumnya, bahwa rasio PBV dipengaruhi oleh tiga faktor dimana salah satunya merupakan faktor risiko k. Risiko ini merupakan risiko yang dihadapi oleh perusahaan, baik risiko bisnis maupun risiko pendanaan atau hutang.

5. Operating Leverage

Dokumen yang terkait

Pengaruh Likuiditas, Leverage,Perputaran Aset, dan Price Book Value terhadap Earnings Per Share pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 77 105

Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

30 283 90

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

8 63 108

Pengaruh Faktor – Faktor Fundamental Perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 55 88

PENGARUH LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 13 44

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, UKURAN DAN LEVERAGE PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

1 10 104

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Kebijakan Hutang, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

1 12 93

Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 21

Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 11

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14