Barfoed adalah reagen kimia yang digunakan untuk mendeteksi adanya monosakarida. Hal ini didasarkan pada pengurangan tembaga II asetat untuk
tembaga I oksida Cu2O, yang membentuk endapan batu bata merah Flinn, 2011. RCHO + 2Cu
2 +
+ 2H
2
O → RCOOH + Cu
2
O ↓ + 4H + Disakarida juga bereaksi, tetapi reaksi jauh lebih lambat. Kelompok aldehid dari
monosakarida yang biasanya membentuk hemiasetal siklik teroksidasi menjadi karboksilat tersebut. Sejumlah zat lain, termasuk natrium klorida, dapat mengganggu.
Hal ini ditemukan oleh kimiawan Denmark Christen Thomsen Barfoed dan terutama digunakan dalam botani. Reagen ini mirip dengan larutan Fehling untuk aldehida
Flinn, 2011.
e. Reagen Benedict
Larutan Benedict digunakan untuk menguji keberadaan gula pereduksi dalam suatu sampel. Prinsip pengujiannya sama dengan uji menggunakan larutan Fehling.
Gula pereduksi yang dapat diuji berupa monosakarida, disakarida kecuali sukrosa. Larutan Benedict akan menguji keberadaan gugus aldehida dan keton pada gula
aldosa dan ketosa. Larutan Benedict mengandung sodium sitrat, natrium karbonat anhidrat, dan tembaga sulfit. 7H
2
O, dan semua garam tersebut dilarutkan dalam air. Hasil positif yang ditunjukkan dari uji ini adalah terbentukan endapan berwarna
merah bata yang tidak larut. Endapan merah bata diakibatkan reaksi dari ion logam tembagaII direduksi menjadi tembaga I Nigam, 2007.
f. Glukosa
Glukosa adalah monosakarida berkarbon enam heksosa yang digunakan sebagai sumber dasar energi oleh kebanyakan sel heterotrofik Stansfield, 2006.
Glukosa adalah bahan bakar universal bagi sel manusia dan merupakan sumber karbon untuk sintesis sebagian besar senyawa lainnya. Semua jenis sel
manusia menggunakan glukosa untuk memperoleh energi. Gula lain dalam makanan terutama fruktosa dan galaktosa diubah menjadi glukosa atau zat antara dalam
metabolisme glukosa Williams, 2005.
g. Fruktosa
Fruktosa bahasa Inggris: fructose, levulose, atau gula buah, adalah monosakarida yang ditemukan di banyak jenis tumbuhan dan merupakan salah satu
dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa, yang bisa langsung diserap ke aliran darah selama pencernaan. Fruktosa ditemukan oleh
kimiawan Perancis Augustin-Pierre Dubrunfaut pada tahun 1847. Fruktosa murni rasanya sangat manis, warnanya putih, berbentuk kristal padat, dan sangat mudah
larut dalam air. Fruktosa ditemukan pada tanaman, terutama pada madu, pohon buah, bunga, beri dan sayuran. Di tanaman, fruktosa dapat berbentuk monosakarida
danatau sebagai komponen dari sukrosa. Sukrosa merupakan molekul disakarida
yang merupakan gabungan dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa Habibana, 2014.
Fruktosa adalah polihidroksiketon dengan 6 atom karbon. Fruktosa merupakan isomer dari glukosa; keduanya memiliki rumus molekul yang sama C
6
H
12
O
6
namun
memiliki struktur yang berbeda Habibana, 2014.
h. Sukrosa Disakarida Sukrosa adalah gula pasir yang kita kenal sehari-hari. Selain
terdapat pada tebu dan bit, sukrosa juga dapat ditemukan ditanaman lain seperti nanas dan wortel. Hidrolisis dengan enzim sukrase, sukrosa akan terpecah dan menghasilkan
satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Sukrosa digunakan sebagai zat pemanis secara langsung dan untuk mengawetkan buah dalam kaleng Marzuki,2010.
i. Maltosa
Gula ini merupakan disakarida utama yang diperoleh dari hidrolisis pati. Hidrolisis maltosa dengan enzim maltase akan menghasilkan dua molekul glukosa.
Maltosa mudah larut dalam air dan memiliki rasa lebih manis daripada laktosa, tetapi kurang manis daripada sukrosa. Maltosa digunakan dalam makanan bayi Marzuki,
2010.
j. Pati Pati atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat banyak di alam