cara-cara pengendalian moneter di Indonesia bisa dilakukan berdasarkan prinsip Syariah yang ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia Totok, 2006.
Peraturan institusi keuangan syariah kontemporer tidak jauh berbeda dengan peraturan institusi keuangan konvensional yang sudah berdiri, sehingga instrumen-
instrumen kebijakan moneter syariah juga banyak yang mirip dengan instrumen- instrumen kebijakan moneter konvensional. Namun, karena cara kerja instrumen
kebijakan moneter syariah memiliki persamaan dan perbedaan prinsip dengan cara kerja instrumen kebijakan moneter konvensional, transmisi kebijakan moneter syariah
dapat sama atau berbeda dengan transmisi kebijakan moneter konvensional. Namun demikian, beberapa studi empiris mulai bermunculan untuk melihat adanya
transmisi kebijakan moneter syariah dengan karakteristiknya. Sukmana dkk 2010 meneliti upaya awal untuk mengetahui adanya transmisi kebijakan moneter pada jalur
pembiayaan melalui perbankan Syariah Malaysia ke pertumbuhan ekonomi.
1. Tingkat Imbal Hasil SBIS
Peraturan Bank Indonesia nomor 1011PBI2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah menyatakan bahwa SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah
berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia menggunakan Akad
Jua’lah. SBIS dibuat oleh Bank Indonesia dalam rangka meningkatkan efektifitas mekanisme moneter dengan prinsip syariah. Kedua
instrumen ini memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai instrumen Operasi Pasar
Terbuka dalam rangka pengendalian moneter dengan tujuan akhir kestabilan nilai rupiah dan tingkat inflasi.
Penggunaan akad Jua’lah pada Sertifikat Bank Indonesia Syariah berarti suatu janji
atau komitmen iltizam untuk memberi imbalan tertentu ju’ul atas hasil natijah
yang ditentukan dari suatu pekerjaan. Dalam hal ini Bank Indonesia bertindak sebagai pemberi pekerjaan
Ja’il, bank syariah bertindak sebagai penerima perkerjaan
Maj’ullah dan objek underlying Ju’alah mahall al-„aqd adalah partisipasi bank syariah untuk membantu tugas Bank Indonesia dalam pengendalian
moneter melalui penyerapan likuiditas dari masyarakat dan menempatkannya di Bank Indonesia dalam jumlah dan waktu tertentu. Di dalam prakteknya yaitu saat Bank
Indonesia akan melakukan transaksi lelang SBIS maka Bank Indonesia akan mengumumkan bahwa Bank Indonesia akan melakukan kebijakan moneternya yaitu
akan menyerap likuiditas yang beredar di masyarakat. Maka bank syariah akan membeli SBIS tersebut dan mendapatkan imbalan tertentu.
Jumlah nominal Ju’ul atau imbalannya harus dibayarkan oleh Ja’il yang ditetapkan
saat terjadinya akad dan harus disepakati oleh kedua belah pihak. Tingkat suku bunga pada Sertifikat Bank Indonesia SBI dan tingkat imbal hasil
Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS nantinya akan digunakan sebagai proksi bagi kebijakan moneter, oleh karenanya perubahan pada tingkat suku bunga SBI
diharapkan mampu memberi pengaruh pada tingkat suku bunga kredit. Dengan kata lain tingkat suku bunga SBI dijadikan barometer untuk menentukan tingkat suku
bunga deposito, kemudian suku bunga pinjaman akan merespon perubahan tersebut.