kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral dengan menetapkan BI rate yang menjadi suku bunga acuan akan berpengaruh terhadap perkembangan suku bunga
jangka pendek misalnya suku bunga SBI di pasar uang rupiah. Perkembangan ini selanjutnya akan mempengaruhi suku bunga deposito yang diberikan perbankan pada
simpanan masyarakat dan suku bunga kredit yang dibebankan bank-bank kepada para debiturnya. Terdapat proses atau tenggang waktu, terutama karena kondisi internal
perbankan dalam manajemen aset dan kewajibannya. Pada tahap kedua, transmisi suku bunga dari sektor keuangan ke sektor riil akan
bergantung pada pengaruhnya terhadap permintaan konsumsi dan investasi dalam perekonomian. Pengaruh suku bunga terhadap permintaan konsumsi terjadi terutama
karena bunga deposito merupakan komponen dari pendapatan masyarakat income effect. Sementara itu, pengaruh suku bunga terhadap permintaan investasi terjadi
karena suku bunga kredit merupakan komponen biaya modal cost of capital, di samping yield obligasi dan dividen saham, dalam pembiayaan investasi. Pengaruh
melalui investasi dan konsumsi tersebut selanjutnya bakan berdampak pada besarnya permintaan agregat dan pada akhirnya akan menentukan output riil dan tingkat inflasi
dalam ekonomi.
D. Transmisi Kebijakan Moneter Konvensional
Transmisi kebijakan moneter dari perspektif konvensional dapat melalui jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi. Dengan
digunakannya instrumen suku bunga dalam rezim moneter inflation targeting.
transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga interest rate pass-through menjadi salah satu topik bahasan penting. Kebijakan moneter bertujuan untuk
mencapai kestabilan ekonomi yang diwujudkan dalam kestabilan harga-harga barang sehingga iklim berusaha terkondisi sedemikian rupa dan pada gilirannya tercapai
peningkatan kegairahan berusaha. Tujuan kebijakan moneter meliputi:
a. Stabilitas ekonomi Suatu keadaan dimana pertumbuhan ekonomi berlangsung secara terkendali dan
berkelanjutan. Artinya, pertumbuhan arus barang dan jasa dan arus uang berjalan seimbang.
b. Kesempatan kerja Desempatan kerja akan meningkat apabila produksi meningkat. Peningkatan
produksi biasanya diikuti dengan perbaikan nasib para karyawan ditinjau dari segi upah maupun keselamatan verja, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran para karyawan. c. Kestabilan Harga dari waktu ke waktu
Harga yang stabil menyebabkan masyarakat percaya bahwa membeli barang pada tingkat harga yang akan datang.
d. Neraca Pembayaran Internasional Neraca pembayaran dikatakan seimbang apabila jumlah nilai barang yang diekspor
sama dengan nilai barang yang diimpor. Misalnya: pemerintah melakukan devaluasi penurunan nilai uang dalam negeri terhadap uang luar negeri.
1. BI
rate
BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI rate
diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank
Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia
akan menurunkan BI rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan dengan berdasarkan tujuan awal dari kebijakan
moneter. Selain inflasi sasaran bagi Bank Indonesia dalam melaksanakan kebijakan moneter melalui suku bunga adalah kestabilan nilai tukar rupiah dan kestabilan
perekonomian yang terjadi. Dalam rangka mencapai sasaran akhir kebijakan moneter, Bank Indonesia
menerapkan kerangka kebijakan moneter melalui pengendalian suku bunga target suku bunga. Stance kebijakan moneter dicerminkan oleh penetapan suku bunga
kebijakan BI rate. BI rate diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia
melalui pengelolaan likuiditas liquidity management di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.
2. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI
Peraturan Bank Indonesia nomor 410PBI2002 tentang Sertifikat Bank Indonesia SBI menyatakan bahwa SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang
diterbitkan bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. SBI ditebitkan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu piranti dalam Operasi Pasar
Terbuka OPT. Sertifikat Bank Indonesia SBI adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek
1-3 bulan dengan sistem diskontobunga. SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk
mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar. Tingkat suku bunga yang berlaku
pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme BI rate suku bunga BI,
yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para
pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan. Bank Indonesia selaku otoritas moneter memiliki SBI sebagai instrumen utama yang
digunakan dalam operasi pasar terbuka. Penjualan SBI oleh Bank Indonesia yang dilakukan melalui lelang bertujuan untuk memenuhi target base money yang telah
ditetapkan. Bila Bank Indonesia ingin mengurangi likuiditas pasar maka jumlah penawaran dari peserta lelang SBI yang diambil lebih besar dari jumlah SBI yang