I. Studi Empirik
Sebelum melakukan penelitian ini, penulis mencoba mempelajari hasil-hasil
penelitian yang berkaitan dengan topik yang sedang ditulis yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Tabel 2 dibawah ini berupa ringkasan penelitian yang dilakukan
oleh Ascarya 2010. Penelitian Ascarya ini penulis gunakan sebagai rujukan utama dalam penulisan skripsi ini.
Tabel 2. Alur Transmisi dan Efektivitas Kebijakan Moneter Ganda di Indonesia periode januari 2003 sampai desember 2009
Penulis Judul
Variabel yang dipakai Metode
Penelitian Hasil Penelitian
Ascarya, 2010
Alur Transmisi
dan Efektivitas
Kebijakan Moneter
Ganda di Indonesia
periode januari 2003
sampai desember
2009 -
SBI 1 bulan -
tingkat Imbal hasil SBIS
- Suku bunga pasar
uang antar bank -
Tingkat bagi hasil pasar uang antarbank
syariah -
Suku bunga kredit modal kerja
- Tingkat bagi hasil
pembiayaan -
Total kredit bank konvensional
- Total pembiayaan
bank syariah -
Tingkat inflasi Model
Penelitian yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah
Granger Causality dan
Vector Autoregression
VAR Vector Error
Correction Model
VECM. -
alur transmisi kebijakan moneter konvensional
sesuai teori, sedangkan alur transmisi kebijakan
moneter Syariah belum dapat diidentifikasi
secara jelas dan terputus di PUAS.
- kesimpulan empiris
bahwa kebijakan moneter
untukpengurangan inflasi
dengan pola Syariah lebih efektif
dari pada dengan pola Konvensional.
Ringkasan penelitian pada Tabel 3 di bawah ini menggunakan analisis VAR yang digunakan untuk menganalisis efektivitas mekanisme transmisi kebijakan moneter di
indonesia melalui jalur suku bunga selama periode 1990:2 –2007:1. Penelitian ini
dilakukan oleh Natsir
Tabel 3. Ringkasan Penelitian “Analisis Empiris Efektivitas Transmisi
Kebijakan Moneter Di Indonesia Melalui Jalur Suku Bunga ”
Penulis Judul
Variabel yang dipakai
Metode Penelitian
Hasil Penelitian Natsir,
Agust 2011
Analisis Empiris
Efektivita s
Transmisi Kebijakan
Moneter Di
Indonesia Melalui
Jalur Suku Bunga
- Inf : Inflasi
- OG : Output
Gap -
rPUAB : Suku bunga pasar
uang antar bank
- rDEPO : Suku
bunga deposito
- rKRDT : Suku
bunga kredit -
rSBI : Suku bunga SBI
Model Penelitian
yang digunakan
dalam penelitian
ini adalah Vector
Auto Regressio
n VAR -
Melalui jalur ini dibutuhkan time lag sekitar 10 triwulan atau dua tahun
enam bulan hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan moneter.
- Respons variabel-variabel pada jalur
ini terhadap shock rSBI relatif kuat dan variable utama jalur ini yaitu
rPUAB mampu menjelaskan variasi sasaran akhir kebijakan moneter secara
signifikan yakni sebesar 63,11. Hasil ini sekaligus menunjukkan bahwa
rPUAB berfungsi secara efektif sebagai sasaran operasional kebijakan
moneter di Indonesia.
Ringkasan penelitian pada Tabel 4 di bawah ini menggunakan analisis VARVECM yang digunakan untuk menganalisis Mekanisme Transmisi Syariah pada Sistem
Moneter Ganda di Indonesia periode 2002:06 sampai 2008:05.
Tabel 4. Ringkasan Penelitian “Mekanisme Transmisi Syariah pada Sistem
Moneter Ganda di Indonesia ”
Penulis Judul
Variabel yang dipakai
Metode Penelitian
Hasil Penelitian Ali
Sakti, 2009
Mekanisme Transmisi Syariah
pada Sistem Moneter Ganda di
Indonesia -
Finc : Total Pinjaman yang
diberikan oleh perbankan
syariah
- Inf : Tingkat
inflasi yang dihitung dengan
Indeks Harga Konsumen
- PUAB :
Tingkat bunga pasar uang
antar bank -
Mat : tingkat bunga
maturities -
rSBI : tingkat bunga sertifikat
Model Penelitian yang
digunakan dalam penelitian
ini adalah Vector Auto
Regression VAR.
- instrumen
moneter konvensional
–dalam hal ini PUAB dan SBI-
berkontribusi lebih besar yakni
23.1 persen
terhadap variabel
pembiayaan perbankan
syariah LNFINCG
dibanding instrumen
syariah sendiri PUAS dan SWBI yang hanya
sebesar 11.2 persen. -
Dengan melihat dampak dari instrumen moneter
syariah SWBI atau SBI Syariah yang
menyebabkan turunnya pembiayaan perbankan
syariah secara umum,
- bank indonesia
- PUAS : tingkat
bagi hasil perbankan
syariah -
rSBIS : tingkat bagi hasil
sertifikat bank indonesia
syari’ah kiranya perlu peninjauan
ulang terhadap instrumen ini.
- dengan semakin tinggi
jumlah pembiayaan perbankan syariah
Indonesia maka akan berpengaruh positif pada
penurunan tingkat inflasi Indonesia.
Tabel 5 di bawah ini berisi ringkasan penelitian yang dilakukan oleh Dini Hasanah 2011. Penelitian ini menganalisis tentang Analisis Efektivitas Jalur Pembiayaan
Dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia Dengan Metode VARVECM.
Tabel 5. Ringkasan Penelitian “Analisis Analisis Efektivitas Jalur
Pembiayaan Dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia Dengan Metode VARVECM
”
Penulis Judul
Variabel yang dipakai
Metode Penelitian
Hasil Penelitian Dini
Hasanah, Mei 2011
Analisis Efektivitas Jalur
Pembiayaan Dalam
Mekanisme Transmisi
Kebijakan Moneter Di
Indonesia Dengan Metode
VARVECM -
Inf : Inflasi -
rSBIS : tingkat bagi hasil
sertifikat bank indonesia
syari’ah -
rPUAS : tingkat bagi hasil pasar
uang antar bank syariah
- LFIN :
Pembiayaan bank syariah
- LIPI : indeks
produksi industri Model yang
digunakan dalam
penlitian ini yaitu model
VARVECM -
Efektivitas jalur pembiayaan dalam
mekanisme transmisi kebijakan moneter di
Indonesia masih lemah.
- Hasil uji impuls
response function membuktikan pola
hubungan satu arah rSBIS terhadap
rPUAS positif, rPUAS terhadap
pembiayaan negatif, pembiayaan terhadap
produksi industri positif dan produksi
industri terhadap inflasi positif.
Tabel 4. Lanjutan
Tabel 6 di bawah ini berisi ringkasan penelitian oleh Aam Slamet Rusydiana 2009 bertujuan untuk mengidentifikasi proses transmisi moneter syariah di Indonesia
melalui salah satu jalur, yakni jalur pembiayaanfinancing dalam konvensional dikenal sebagai jalur kredit.
Tabel 6. Ringkasan Penelitian “Mekanisme Transmisi Syari’ah pada
Sistem Moneter Ganda di Indonesia”
Penulis Judul
Variabel yang dipakai
Metode Penelitian
Hasil Penelitian Aam
Slamet Rusydi
ana Mekanisme
Transmisi Syari’ah pada
Sistem Moneter Ganda di
Indonesia -
LNFinc -
SWBI -
SBI -
PUAS -
PUAB -
LNIHK Model yang
digunakan dalam penlitian
ini yaitu model Vector Auto
Regression VAR dan
Vector Error Correction
Model VECM -
Jika melihat struktur dekomposisi varian, variabel-
variabel dalam model yang berkontribusi terhadap
pembiayaan perbankan syariah LNFINCG berturut-turut
adalah: variabel Pasar Uang Antar BankPUAB sebesar
12.7, SBI 10.4, PUAS 6.6, SWBI 4.6 dan
LNIHKinflasi 1.7. Hasil ini menunjukkan bahwa
instrumen moneter konvensional
–dalam hal ini PUAB dan SBI- berkontribusi
lebih besar yakni 23.1 persen terhadap variabel pembiayaan
perbankan syariah LNFINCG dibanding instrumen syariah
sendiri PUAS dan SWBI yang hanya sebesar 11.2 persen.
Hal ini adalah wajar dan dapat dipahami karena saat ini
pangsa industri perbankan konvensional jauh lebih besar
dibanding perbankan syariah yang hanya sekitar 2-share
perbankan secara umum.
- Hasil IRF lain memperlihatkan
bahwa pola hubungan LNFINCG dengan SBI adalah
negatif. -
Kesimpulan lain yang tidak kalah penting adalah bahwa
pola hubungan antara LNFINCG dengan LNIHK
inflasi adalah juga negatif..