Hasil Uji Statistik Deskriptif Hasil Uji Regresi Berganda

62 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah Persentase SMKSMA 2 5,1 DI 2 5,1 DIII 11 28,3 DIV 2 5,1 S1 20 51,3 S2 2 5,1 Total 39 100 Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan tabel 4.5 di atas berdasarkan pendidikan terakhir yang dimiliki responden terlihat bahwa responden dengan pendidikan terakhir SMASMK berjumlah 2 responden atau sebesar 5,1, D1 berjumlah 2 responden atau sebesar 5,1, D3 berjumlah 11 responden atau sebesar 28,3, D4 berjumlah 2 responden atau sebesar 5,1, S1 berjumlah 20 responden atau sebesar 51,3, dan S2 berjumlah 2 responden atau sebesar 5,1.

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Pengukuran statistik deskriptif variabel dilakukan untuk memberikan gambaran umum mengenai kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata mean dan standar deviasi dari masing-masing variabel yaitu kewajiban kepemilikan NPWP, kepatuhan wajib pajak, pemeriksaan pajak, penagihan pajak dan penerimaan pajak disajikan sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kewajiban Kepemilikan NPWP 39 3.45 5.00 4.4499 .41395 Kepatuhan Wajb Pajak 39 .04 .08 .0677 .00726 Pemeriksaan Pajak 39 3.53 5.00 4.3299 .42356 Universitas Sumatera Utara 63 Penagihan Pajak 39 2.20 5.00 4.1436 .70367 Penerimaan Pajak 39 4.00 5.00 4.6538 .38689 Valid N listwise 39 Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa: 1. Dari 39 responden ini variabel independen kewajiban kepemilikan NPWP memiliki nilai minimum sebesar 3,45 dan maksimum sebesar 5,00 dengan rata-rata total jawaban 4,4499 dan standar deviasi 0,41395. 2. Pada variabel kepatuhan wajib pajak minimum jawaban 0,04 dan maksimun 0,08 dengan rata-rata total jawaban 0,0677 dan standar deviasi 0,00726. 3. Pada variabel pemeriksaan pajak minimum jawaban sebesar 3,533 dan maksimum sebesar 5,00 dengan rata-rata total jawaban sebesar 4,3299 dan standar deviasi 0,70367. 4. Variabel penagihan pajak jawaban minimum responden sebesar 2,20 dan maksimum sebesar 5,00 dengan rata-rata total jawaban 4,1436 dan standar deviasi 0,70367. 5. Pada variabel dependen yaitu penerimaan pajak memiliki nilai minimum 4,00 dan maksimum sebesar 5,00 dengan rata-rata total jawaban sebesar 4,6538 dan standar deviasi 0,38689. 4.3 Analisis Data 4.3.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan Universitas Sumatera Utara 64 total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0.03 maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid dan sebaliknya. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel kewajiban kepemilikan NPWP dengan 39 sampel responden. Tabel 4.7 Uji Validitas Kewajiban Kepemilikan NPWP Pernyataan Pearson Correlation Sig. Keterangan KKN1 .613 .000 Valid KKN2 .722 .000 Valid KKN3 .764 .000 Valid KKN4 .683 .000 Valid KKN5 .659 .000 Valid KKN6 .710 .000 Valid KKN7 .613 .000 Valid KKN8 .587 .000 Valid KKN9 .569 .000 Valid KKN10 .648 .000 Valid KKN11 .504 .001 Valid Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.7 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel yang memiliki subvariabel kewajiban kepemilikan NPWP KKN berada pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0,03, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan penelitian valid. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel kepatuhan wajib pajak dengan 39 sampel responden. Tabel 4.8 Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak Pernyataan Pearson Correlation Sig. Keterangan KWP1 .699 .000 Valid KWP2 .747 .000 Valid KWP3 .562 .000 Valid KWP4 .574 .000 Valid KWP5 .517 .000 Valid KWP6 .634 .000 Valid KWP7 .673 .000 Valid Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Universitas Sumatera Utara 65 Tabel 4.8 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel yang memiliki subvariabel kepatuhan wajib pajak KWP berada pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0,03, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan penelitian valid. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel pemeriksaan pajak dengan 39 sampel responden. Tabel 4.9 Uji Validitas Pemeriksaan Pajak Pernyataan Pearson Correlation Sig. Keterangan PMP1 .639 .000 Valid PMP2 .693 .000 Valid PMP3 .666 .000 Valid PMP4 .714 .000 Valid PMP5 .705 .000 Valid PMP6 .696 .000 Valid PMP7 .662 .000 Valid PMP8 .561 .000 Valid PMP9 .811 .000 Valid PMP10 .811 .000 Valid PMP11 .659 .000 Valid PMP12 .634 .000 Valid PMP13 .410 .000 Valid PMP14 .841 .000 Valid PMP15 .562 .000 Valid Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.9 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel yang memiliki subvariabel pemeriksaan pajak PMP berada pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0,03, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan penelitian valid. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel penagihan pajak dengan 39 sampel responden. Tabel 4.10 Uji Validitas Penagihan Pajak Pernyataan Pearson Correlation Sig. Keterangan PNP1 .855 .000 Valid PNP2 .814 .000 Valid PNP3 .872 .000 Valid PNP4 .862 .000 Valid Universitas Sumatera Utara 66 PNP5 .798 .000 Valid PNP6 .931 .000 Valid PNP7 .428 .000 Valid PNP8 .895 .000 Valid PNP9 .729 .000 Valid PNP10 .783 .000 Valid Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.10 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel yang memilki subvariabel penagihan pajak PNP berada pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0,03, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan penelitian valid. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel penerimaan pajak dengan 39 sampel responden. Tabel 4.11 Uji Validitas Penerimaan Pajak Pernyataan Pearson Correlation Sig. Keterangan PP1 .805 .000 Valid PP2 .842 .000 Valid PP3 .778 .000 Valid PP4 .871 .000 Valid PP5 .766 .000 Valid PP6 .848 .000 Valid Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.10 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel yang memiliki subvariabel penagihan pajak PP berada pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0,03, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan penelitian valid.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal teknik yang digunakan adalah dengan mengukur koefisien Cronbach’s Alpha. Suatu pertanyaan dapat dikategorikan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari 0,70 Ghozali, 2011:48. Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Universitas Sumatera Utara 67 Variabel Cronbach Alpha N of Item Keterangan Kewajiban Kepemilikan NPWP 0,838 11 Reliabel Kepatuhan Wajib Pajak 0,726 7 Reliabel Pemeriksaan Pajak 0,900 15 Reliabel Penagihan Pajak 0,927 10 Reliabel Penerimaan Pajak 0,897 6 Reliabel Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas yaitu tabel 4.11 menunjukkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s Alpha lebih besar dari 0,70. Untuk variabel X1 nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,838, untuk variable X2 nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,726, untuk variable X3 nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,900 dan untuk variable X4 nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,927. Begitu juga dengan dan untuk variable Y nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,897. Skor tersebut lebih besar dari 0,6 sehingga item pernyataan untuk variabel X1, X2, X3, X4, dan Y dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. 4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Suatu data akan berdistribusi normal Universitas Sumatera Utara 68 jika grafik histogram menyerupai bel yang menghadap ke atas. Hal ini bisa dilihat dalam tampilan grafik berikut ini: Gambar 4.1 Uji Normalitas Histogram Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Sementara dilihat dari grafik PP Plot, data dikatakan terdistribusi normal jika penyebaran data menggambarkan titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal pada normal probability plot. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa normalitas data terpenuhi. Hal ini bisa dilihat dalam tampilan grafik normal probability plot. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Universitas Sumatera Utara 69 Gambar 4.2 Uji Normalitas Grafik PP Plots Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan grafik normal plot pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal sehingga memenuhi asumsi normalitas. Pengujian normalitias dapat juga diuji secara statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: H : Data residual berdistribusi normal; Bila sig 0,05 dengan α = 5, Ha : Data residual tidak berdistribusi normal; bila sig 0,05 dengan α = 5, Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan tes Kolmogorov- Smirnov ditunjukkan oleh tabel 4.12 berikut : Tabel 4.13 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Universitas Sumatera Utara 70 U ji K ol m og or ov - S mi rn ov Sumber : Data primer yang diolah, 2015

4.4.2 Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolonieritas, dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF pada model regresi. Jika antar variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi lebih dari 0,09, maka merupakan indikasi adanya multikolinieritas dan suatu model regresi yang bebas dari masalah multikolonieritas apabila mempunyai nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10. Uji multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan VIF menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.14 berikut: Unstandardized Residual N 39 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .26628533 Most Extreme Differences Absolute .070 Positive .070 Negative -.054 Kolmogorov-Smirnov Z .439 Asymp. Sig. 2-tailed .991 a. Test distribution is Normal. Universitas Sumatera Utara 71 Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolonieritas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Kewajiban Kepemilikan NPWP .501 1.997 Kepatuhan Wajib Pajak .649 1.540 Pemeriksaan Pajak .283 3.530 Penagihan Pajak .333 3.004 a. Dependent Variable: Penerimaan Pajak Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada nilai variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 yang berarti tidak ada kolerasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama, dengan nilai VIF untuk masing-masing variabel independen kewajiban kepemilikan NPWP 1,997, kepatuhan wajib pajak 1,540, pemeriksaan pajak 3,530 dan penagihan pajak 3,004. Jadi tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Maka kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel independennya.

4.4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka dapat disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Universitas Sumatera Utara 72 heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar diatas dan dibawah angka 0 nol pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi penelitian ini layak digunakan untuk memprediksi penerimaan pajak berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu kewajiban kepemilikan NPWP, kepatuhan wajib pajak, pemeriksaan pajak dan penagihan pajak. 4.5 Hasil Uji Hipotesis 4.5.1 Uji Signifikansi Parsial Uji Statistik t Universitas Sumatera Utara 73 Uji statistik t berguna untuk menguji pengaruh dari masing- masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probability t 0,05 maka Ha diterima, sedangkan jika nilai probability t 0,05 maka Ha ditolak. Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik t Berdasarkan tabel 4.11, dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara parsial dari masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut : : Kewajiban kepemilikan NPWP berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Nilai t hitung variabel ukuran kewajiban kepemilikan NPWP diperoleh sebesar -0,203 dan nilai signifikansi sebesar 0,840 Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,840 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Sehingga H1 ditolak dengan pengertian Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.433 .593 2.415 .021 Kewajiban Kepemilikan NPWP -.032 .156 -.034 -.203 .840 Kepatuhan Wajib Pajak .341 .122 .409 2.794 .008 Pemeriksaan Pajak .442 .203 .484 2.182 .036 Penagihan Pajak -.007 .112 -.012 -.059 .954 a. Dependent Variable: Penerimaan Pajak Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Universitas Sumatera Utara 74 bahwa kewajiban kepemilikan NPWP tidak berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak. : Kepatuhan wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Nilai t hitung variabel kepatuhan wajib pajak diperoleh sebesar 2,794 dan nilai signifikansi sebesar 0,008. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,008 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak. Maka diterima karena didukung oleh data yang sesuai dengan ekspektasi penelitian. : Pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Nilai t hitung variabel pemeriksaan pajak diperoleh sebesar 2,182 dan nilai signifikansi sebesar 0,036. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,036 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak. Maka diterima karena didukung oleh data yang sesuai dengan ekspektasi penelitian. : Penagihan pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Nilai t hitung variabel ukuran penagihan pajak diperoleh sebesar -0,059 dan nilai signifikansi sebesar 0,954 Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,954 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Sehingga H4 ditolak dengan pengertian bahwa Universitas Sumatera Utara 75 penagihan pajak tidak berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak.

4.5.2 Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki pengaruh secara bersama-sama ataupun simultan terhadap variabel terikat, apabila nilai signifikan yang diperoleh kurang dari 0,05. Kriteria yang digunakan adalah apabila probabilitas 0,05 maka Ho diterima sedangkan sebaliknya jika probabilitas 0,05 maka Ho ditolak. Tabel 4.16 Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2.994 4 .748 9.443 .000 a Residual 2.694 34 .079 Total 5.688 38 a. Predictors: Constant, Penagihan Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak, Kewajiban Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak b. Dependent Variable: Penerimaan Pajak Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Kewajiban Kepemilikan NPWP , Kepatuhan Wajib Pajak , Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Y. Uji F pada tabel Anova diperoleh nilai F sebesar 9,443 dan nilai signifikan sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dari nilai 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kewajiban kepemilikan NPWP, kepatuhan wajib pajak, pemeriksaan pajak dan penagihan pajak secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Universitas Sumatera Utara 76

4.5.3 Uji Koefisien Determinasi R

2 Koefisien Determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi R 2 adalah antara nol dan satu. Tabel 4.17 Hasil Koefisien Determinasi Hasil uji koefisien determinasi pada Tabel 4.18 menunjukkan besarnya R 2 adalah 0,526. Dengan demikian besarnya pengaruh kewajiban kepemilikan NPWP, kepatuhan wajib pajak, pemeriksaan pajak dan penerimaan pajak adalah hanya sebesar 52,6. Sedangkan sisanya sebesar 47,4 adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.6 Hasil Uji Regresi Berganda

Untuk mengetahui pengaruh kewajiban kepemilikan NPWP, kepatuhan wajib pajak, pemeriksaan pajak dan penagihan pajak terhadap penerimaan pajak Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .725 a .526 .471 .28151 a. Predictors: Constant, Penagihan Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak, Kewajiban Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak b. Dependent Variable: Penerimaan Pajak Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Universitas Sumatera Utara 77 dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Pada dasarnya analisis regresi digunakan untuk memperoleh persamaan regresi dengan cara memasukkan perubah satu demi satu, sehingga dapat diketahui pengaruh yang paling kuat hingga yang paling lemah. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan bantuan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.18 Hasil Uji Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 Constant 1.433 .593 Kewajiban Kepemilikan NPWP -.032 .156 -.034 Kepatuhan Wajib Pajak .341 .122 .409 Pemeriksaan Pajak .442 .203 .484 Penagihan Pajak -.007 .112 -.012 a. Dependent Variable: Penerimaan Pajak Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan tabel 4.14 di atas diketahui bahwa nilai koefisien dari persamaan regresi dari output didapatkan model persamaan regresi: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Y = 1,433 - 0,032 + 0,341 + 0,442 - 0,007 + e Dimana: Y : Penerimaan Pajak X1 : Kewajiban kepemilikan NPWP X2 : Kepatuhan wajib pajak X3 : Pemeriksaan pajak X4 : Penagihan pajak e : Error 1. Hasil persamaan regresi, nilai konstanta sebesar 2,177, artinya kewajiban kepemilikan NPWP X1, kepatuhan wajib pajak X2, Universitas Sumatera Utara 78 pemeriksaan pajak X3 dan penagihan pajak X4 dianggap konstan maka penerimaan pajak konstan sebesar sebesar 2,177. 2. Koefisien regresi variabel kewajiban kepemilikan NPWP X1 sebesar -0,032 menyatakan bahwa kewajiban kepemilikan NPWP berlawanan arah dengan penerimaan pajak. Hal ini berarti setiap variabel kewajiban kepemilikan NPWP mengalami kenaikan 1 maka variabel penerimaan pajak akan turun sebesar 0,032 dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap. 3. Koefisien regresi variabel kepatuhan wajib pajak X2 sebesar 0,341 artinya kepatuhan wajib pajak mengalami kenaikan 1, maka penerimaan pajak Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,341 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. 4. Koefisien regresi variabel pemeriksaan pajak X3 sebesar 0,442 artinya pemeriksaan pajak mengalami kenaikan 1, maka penerimaan pajak Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,442 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. 5. Koefisien regresi variabel penagihan pajak X4 sebesar -0,007 menyatakan variabel penagihan pajak berlawanan arah dengan penerimaan pajak. Hal ini berarti setiap variabel penagihan pajak mengalami kenaikan 1 maka variabel penerimaan pajak akan turun sebesar 0,007 dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kewajiban Kepemilikan NPWP, Kepatuhan Wajib Pajak, Pemeriksaan Pajak, dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Medan/Sumatera Utara I)

30 203 130

Pengaruh Kewajiban Kepemilikan NPWP, Pemeriksaaan pajak dan Penagihan pajak terhadap Penerimaan Pajak (Pada kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Jakarta Selatan)

16 156 191

Analisa Atas Pemeriksaan Pajak Dan Penagihan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Bandung

0 24 164

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Material Wajib Pajak Dan Implikasinya Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Di Wilayah Bandung

3 21 152

Pengaruh Pengetahuan Pajak, Self Assestment System dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei di Kantor Pelayanan Pajak Pratama)

1 22 53

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

1 3 1

Pengaruh Penagihan Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survey di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

5 70 61

Analisis Pengaruh Kewajiban Kepemilikan NPWP, Kepatuhan Wajib Pajak, Pemeriksaan Pajak, dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Medan/Sumatera Utara I)

0 1 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewajiban Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 2.1.1 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) - Analisis Pengaruh Kewajiban Kepemilikan NPWP, Kepatuhan Wajib Pajak, Pemeriksaan Pajak, dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (

0 0 38

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Kewajiban Kepemilikan NPWP, Kepatuhan Wajib Pajak, Pemeriksaan Pajak, dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Medan/Sumatera Utara

0 2 9