62
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan
Jumlah Persentase
SMKSMA 2
5,1 DI
2 5,1
DIII 11
28,3 DIV
2 5,1
S1 20
51,3 S2
2 5,1
Total 39
100 Sumber : Data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.5 di atas berdasarkan pendidikan terakhir yang dimiliki responden terlihat bahwa responden dengan pendidikan terakhir
SMASMK berjumlah 2 responden atau sebesar 5,1, D1 berjumlah 2 responden atau sebesar 5,1, D3 berjumlah 11 responden atau sebesar
28,3, D4 berjumlah 2 responden atau sebesar 5,1, S1 berjumlah 20 responden atau sebesar 51,3, dan S2 berjumlah 2 responden atau sebesar
5,1.
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Pengukuran statistik deskriptif variabel dilakukan untuk memberikan gambaran umum mengenai kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata mean dan
standar deviasi dari masing-masing variabel yaitu kewajiban kepemilikan NPWP, kepatuhan wajib pajak, pemeriksaan pajak, penagihan pajak dan penerimaan pajak
disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Kewajiban Kepemilikan
NPWP 39
3.45 5.00
4.4499 .41395
Kepatuhan Wajb Pajak 39
.04 .08
.0677 .00726
Pemeriksaan Pajak 39
3.53 5.00
4.3299 .42356
Universitas Sumatera Utara
63
Penagihan Pajak 39
2.20 5.00
4.1436 .70367
Penerimaan Pajak 39
4.00 5.00
4.6538 .38689
Valid N listwise 39
Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa:
1. Dari 39 responden ini variabel independen kewajiban kepemilikan NPWP memiliki nilai minimum sebesar 3,45 dan maksimum sebesar
5,00 dengan rata-rata total jawaban 4,4499 dan standar deviasi 0,41395.
2. Pada variabel kepatuhan wajib pajak minimum jawaban 0,04 dan maksimun 0,08 dengan rata-rata total jawaban 0,0677 dan standar
deviasi 0,00726. 3. Pada variabel pemeriksaan pajak minimum jawaban sebesar 3,533 dan
maksimum sebesar 5,00 dengan rata-rata total jawaban sebesar 4,3299 dan standar deviasi 0,70367.
4. Variabel penagihan pajak jawaban minimum responden sebesar 2,20 dan maksimum sebesar 5,00 dengan rata-rata total jawaban 4,1436
dan standar deviasi 0,70367. 5. Pada variabel dependen yaitu penerimaan pajak memiliki nilai
minimum 4,00 dan maksimum sebesar 5,00 dengan rata-rata total jawaban sebesar 4,6538 dan standar deviasi 0,38689.
4.3 Analisis Data 4.3.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan
Universitas Sumatera Utara
64
total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0.03 maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid dan sebaliknya. Tabel di bawah ini
menunjukkan hasil uji validitas dari variabel kewajiban kepemilikan NPWP dengan 39 sampel responden.
Tabel 4.7 Uji Validitas Kewajiban Kepemilikan NPWP
Pernyataan Pearson
Correlation Sig.
Keterangan
KKN1 .613
.000 Valid
KKN2 .722
.000 Valid
KKN3 .764
.000 Valid
KKN4 .683
.000 Valid
KKN5 .659
.000 Valid
KKN6 .710
.000 Valid
KKN7 .613
.000 Valid
KKN8 .587
.000 Valid
KKN9 .569
.000 Valid
KKN10 .648
.000 Valid
KKN11 .504
.001 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.7 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel yang
memiliki subvariabel kewajiban kepemilikan NPWP KKN berada pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0,03, maka dapat disimpulkan bahwa
pernyataan penelitian valid. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel kepatuhan wajib pajak dengan 39 sampel responden.
Tabel 4.8 Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak
Pernyataan Pearson
Correlation Sig.
Keterangan
KWP1 .699
.000 Valid
KWP2 .747
.000 Valid
KWP3 .562
.000 Valid
KWP4 .574
.000 Valid
KWP5 .517
.000 Valid
KWP6 .634
.000 Valid
KWP7 .673
.000 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 4.8 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel yang memiliki subvariabel kepatuhan wajib pajak KWP berada pada tingkat
signifikansi yaitu dibawah 0,03, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan penelitian valid. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari
variabel pemeriksaan pajak dengan 39 sampel responden.
Tabel 4.9 Uji Validitas Pemeriksaan Pajak
Pernyataan Pearson
Correlation Sig.
Keterangan
PMP1 .639
.000 Valid
PMP2 .693
.000 Valid
PMP3 .666
.000 Valid
PMP4 .714
.000 Valid
PMP5 .705
.000 Valid
PMP6 .696
.000 Valid
PMP7 .662
.000 Valid
PMP8 .561
.000 Valid
PMP9 .811
.000 Valid
PMP10 .811
.000 Valid
PMP11 .659
.000 Valid
PMP12 .634
.000 Valid
PMP13 .410
.000 Valid
PMP14 .841
.000 Valid
PMP15 .562
.000 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.9 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel yang
memiliki subvariabel pemeriksaan pajak PMP berada pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0,03, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan
penelitian valid. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel penagihan pajak dengan 39 sampel responden.
Tabel 4.10 Uji Validitas Penagihan Pajak
Pernyataan Pearson
Correlation Sig.
Keterangan
PNP1 .855
.000 Valid
PNP2 .814
.000 Valid
PNP3 .872
.000 Valid
PNP4 .862
.000 Valid
Universitas Sumatera Utara
66
PNP5 .798
.000 Valid
PNP6 .931
.000 Valid
PNP7 .428
.000 Valid
PNP8 .895
.000 Valid
PNP9 .729
.000 Valid
PNP10 .783
.000 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.10 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel yang
memilki subvariabel penagihan pajak PNP berada pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0,03, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan penelitian
valid. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel penerimaan pajak dengan 39 sampel responden.
Tabel 4.11 Uji Validitas Penerimaan Pajak
Pernyataan Pearson
Correlation Sig.
Keterangan
PP1 .805
.000 Valid
PP2 .842
.000 Valid
PP3 .778
.000 Valid
PP4 .871
.000 Valid
PP5 .766
.000 Valid
PP6 .848
.000 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.10 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel yang
memiliki subvariabel penagihan pajak PP berada pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0,03, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan penelitian
valid.
4.3.2 Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal teknik yang digunakan adalah dengan
mengukur koefisien Cronbach’s Alpha. Suatu pertanyaan dapat dikategorikan
reliabel jika nilai alpha lebih besar dari 0,70 Ghozali, 2011:48.
Tabel 4.12 Uji Reliabilitas
Universitas Sumatera Utara
67
Variabel Cronbach
Alpha N of Item
Keterangan
Kewajiban Kepemilikan NPWP 0,838
11 Reliabel
Kepatuhan Wajib Pajak 0,726
7 Reliabel
Pemeriksaan Pajak 0,900
15 Reliabel
Penagihan Pajak 0,927
10 Reliabel
Penerimaan Pajak 0,897
6 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas yaitu tabel 4.11
menunjukkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s Alpha lebih besar dari 0,70. Untuk variabel X1
nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,838, untuk variable X2 nilai
koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,726, untuk variable X3 nilai koefisien
Cronbach’s Alpha sebesar 0,900 dan untuk variable X4 nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,927. Begitu juga dengan dan untuk variable Y
nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,897. Skor tersebut lebih besar
dari 0,6 sehingga item pernyataan untuk variabel X1, X2, X3, X4, dan Y dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan
akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban
sebelumnya.
4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Suatu data akan berdistribusi normal
Universitas Sumatera Utara
68
jika grafik histogram menyerupai bel yang menghadap ke atas. Hal ini bisa dilihat dalam tampilan grafik berikut ini:
Gambar 4.1 Uji Normalitas Histogram
Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Sementara dilihat dari grafik PP Plot, data dikatakan terdistribusi
normal jika penyebaran data menggambarkan titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal pada normal
probability plot. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa normalitas data terpenuhi. Hal ini bisa dilihat dalam tampilan grafik normal probability plot.
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Universitas Sumatera Utara
69
Gambar 4.2 Uji Normalitas Grafik PP Plots
Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan grafik normal plot pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa
model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal sehingga memenuhi asumsi normalitas. Pengujian normalitias dapat juga diuji secara statistik dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:
H : Data residual berdistribusi normal; Bila sig 0,05
dengan α = 5, Ha : Data residual tidak berdistribusi normal; bila sig
0,05 dengan α = 5,
Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan tes Kolmogorov- Smirnov ditunjukkan oleh tabel 4.12 berikut :
Tabel 4.13
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Universitas Sumatera Utara
70
U ji
K ol
m
og or
ov
- S
mi rn
ov
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
4.4.2 Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Prasyarat yang
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolonieritas, dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF pada
model regresi. Jika antar variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi
lebih dari 0,09, maka merupakan indikasi adanya multikolinieritas dan suatu model regresi yang bebas dari masalah multikolonieritas apabila mempunyai
nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10. Uji multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan VIF menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.14 berikut:
Unstandardized Residual
N 39
Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation .26628533
Most Extreme Differences Absolute
.070 Positive
.070 Negative
-.054 Kolmogorov-Smirnov Z
.439 Asymp. Sig. 2-tailed
.991 a. Test distribution is Normal.
Universitas Sumatera Utara
71
Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolonieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
Kewajiban Kepemilikan NPWP .501
1.997 Kepatuhan Wajib Pajak
.649 1.540
Pemeriksaan Pajak .283
3.530 Penagihan Pajak
.333 3.004
a. Dependent Variable: Penerimaan Pajak
Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada nilai variabel
independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 yang berarti tidak ada kolerasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance
Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama, dengan nilai VIF untuk masing-masing variabel independen kewajiban kepemilikan NPWP
1,997, kepatuhan wajib pajak 1,540, pemeriksaan pajak 3,530 dan penagihan pajak 3,004. Jadi tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih
dari 10. Maka kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel independennya.
4.4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka dapat disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Universitas Sumatera Utara
72
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data
tersebar diatas dan dibawah angka 0 nol pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi penelitian ini layak digunakan untuk memprediksi penerimaan
pajak berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu kewajiban kepemilikan NPWP, kepatuhan wajib pajak, pemeriksaan pajak dan
penagihan pajak.
4.5 Hasil Uji Hipotesis 4.5.1 Uji Signifikansi Parsial Uji Statistik t
Universitas Sumatera Utara
73
Uji statistik t berguna untuk menguji pengaruh dari masing- masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat pada
tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probability t 0,05 maka Ha diterima, sedangkan jika nilai probability t 0,05 maka Ha ditolak.
Tabel 4.15
Hasil Uji Statistik t
Berdasarkan tabel 4.11, dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis
secara parsial dari masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut :
: Kewajiban kepemilikan NPWP berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak.
Nilai t hitung variabel ukuran kewajiban kepemilikan NPWP diperoleh sebesar -0,203 dan nilai signifikansi sebesar 0,840 Nilai signifikansi untuk
uji t yang diperoleh sebesar 0,840 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Sehingga H1 ditolak dengan pengertian
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1.433 .593
2.415 .021
Kewajiban Kepemilikan NPWP -.032
.156 -.034
-.203 .840
Kepatuhan Wajib Pajak .341
.122 .409
2.794 .008
Pemeriksaan Pajak .442
.203 .484
2.182 .036
Penagihan Pajak -.007
.112 -.012
-.059 .954
a. Dependent Variable: Penerimaan Pajak
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
Universitas Sumatera Utara
74
bahwa kewajiban kepemilikan NPWP tidak berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak.
: Kepatuhan wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak.
Nilai t hitung variabel kepatuhan wajib pajak diperoleh sebesar 2,794 dan nilai signifikansi sebesar 0,008. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh
sebesar 0,008 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak
berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak. Maka diterima
karena didukung oleh data yang sesuai dengan ekspektasi penelitian.
: Pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak.
Nilai t hitung variabel pemeriksaan pajak diperoleh sebesar 2,182 dan nilai signifikansi sebesar 0,036. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh
sebesar 0,036 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak berpengaruh
secara parsial terhadap penerimaan pajak. Maka diterima karena
didukung oleh data yang sesuai dengan ekspektasi penelitian.
: Penagihan pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak.
Nilai t hitung variabel ukuran penagihan pajak diperoleh sebesar -0,059 dan nilai signifikansi sebesar 0,954 Nilai signifikansi untuk uji t yang
diperoleh sebesar 0,954 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Sehingga H4 ditolak dengan pengertian bahwa
Universitas Sumatera Utara
75
penagihan pajak tidak berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak.
4.5.2 Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki pengaruh secara bersama-sama ataupun simultan terhadap variabel terikat,
apabila nilai signifikan yang diperoleh kurang dari 0,05. Kriteria yang digunakan adalah apabila probabilitas 0,05 maka Ho diterima sedangkan
sebaliknya jika probabilitas 0,05 maka Ho ditolak.
Tabel 4.16 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
2.994 4
.748 9.443
.000
a
Residual 2.694
34 .079
Total 5.688
38 a. Predictors: Constant, Penagihan Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak, Kewajiban Kepemilikan
NPWP, Pemeriksaan Pajak b. Dependent Variable: Penerimaan Pajak
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
Kewajiban Kepemilikan NPWP , Kepatuhan Wajib
Pajak , Pemeriksaan Pajak
dan Penagihan Pajak berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Y.
Uji F pada tabel Anova diperoleh nilai F sebesar 9,443 dan nilai signifikan sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dari nilai 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa kewajiban kepemilikan NPWP, kepatuhan wajib pajak, pemeriksaan pajak dan penagihan pajak secara bersamaan berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan pajak.
Universitas Sumatera Utara
76
4.5.3 Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien Determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel independen mampu menjelaskan variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi R
2
adalah antara nol dan satu.
Tabel 4.17 Hasil Koefisien Determinasi
Hasil uji koefisien determinasi pada Tabel 4.18 menunjukkan besarnya R
2
adalah 0,526. Dengan demikian besarnya pengaruh kewajiban kepemilikan NPWP, kepatuhan wajib pajak, pemeriksaan pajak dan
penerimaan pajak adalah hanya sebesar 52,6. Sedangkan sisanya sebesar 47,4 adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
4.6 Hasil Uji Regresi Berganda
Untuk mengetahui pengaruh kewajiban kepemilikan NPWP, kepatuhan wajib pajak, pemeriksaan pajak dan penagihan pajak terhadap penerimaan pajak
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.725
a
.526 .471
.28151 a. Predictors: Constant, Penagihan Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak,
Kewajiban Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak b. Dependent Variable: Penerimaan Pajak
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
Universitas Sumatera Utara
77
dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Pada dasarnya analisis regresi digunakan untuk memperoleh persamaan regresi dengan
cara memasukkan perubah satu demi satu, sehingga dapat diketahui pengaruh yang paling kuat hingga yang paling lemah. Berdasarkan hasil pengolahan data
dengan menggunakan bantuan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.18 Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error
Beta 1
Constant 1.433
.593 Kewajiban Kepemilikan NPWP
-.032 .156
-.034 Kepatuhan Wajib Pajak
.341 .122
.409 Pemeriksaan Pajak
.442 .203
.484 Penagihan Pajak
-.007 .112
-.012 a. Dependent Variable: Penerimaan Pajak
Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan tabel 4.14 di atas diketahui bahwa nilai koefisien dari
persamaan regresi dari output didapatkan model persamaan regresi:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Y = 1,433 - 0,032 + 0,341 + 0,442 - 0,007 + e
Dimana: Y
: Penerimaan Pajak X1
: Kewajiban kepemilikan NPWP X2
: Kepatuhan wajib pajak X3
: Pemeriksaan pajak X4
: Penagihan pajak e
: Error 1. Hasil persamaan regresi, nilai konstanta sebesar 2,177, artinya
kewajiban kepemilikan NPWP X1, kepatuhan wajib pajak X2,
Universitas Sumatera Utara
78
pemeriksaan pajak X3 dan penagihan pajak X4 dianggap konstan maka penerimaan pajak konstan sebesar sebesar 2,177.
2. Koefisien regresi variabel kewajiban kepemilikan NPWP X1 sebesar -0,032 menyatakan bahwa kewajiban kepemilikan NPWP
berlawanan arah dengan penerimaan pajak. Hal ini berarti setiap variabel kewajiban kepemilikan NPWP mengalami kenaikan 1
maka variabel penerimaan pajak akan turun sebesar 0,032 dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.
3. Koefisien regresi variabel kepatuhan wajib pajak X2 sebesar 0,341 artinya kepatuhan wajib pajak mengalami kenaikan 1,
maka penerimaan pajak Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,341 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
4. Koefisien regresi variabel pemeriksaan pajak X3 sebesar 0,442 artinya pemeriksaan pajak mengalami kenaikan 1, maka
penerimaan pajak Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,442 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
5. Koefisien regresi variabel penagihan pajak X4 sebesar -0,007 menyatakan variabel penagihan pajak berlawanan arah dengan
penerimaan pajak. Hal ini berarti setiap variabel penagihan pajak mengalami kenaikan 1 maka variabel penerimaan pajak akan
turun sebesar 0,007 dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian