Pencegahan Penyakit Malaria Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Malaria 1. Pengendalian Penyakit Malaria

2. Pengendalian Vektor Pelaksanaan pengendalian vektor malaria didasarkan pertimbangan : Rational, Effective, Sustainable , dan Acceptable yang biasa disingkat dengan RESSA yaitu : a. Rational : Lokasi kegiatan pengendalian vector yang diusulkan memang terjadi penularan ada vektor dan tingkat penularannya memenuhi keriteria yang ditetapkan, antara lain : Wilayah pembebasan desa dan ditemukan penderita indegenius dan wilayah pemberantasan Parasite rate 3 b. Effective : Dipilih salah satu metodejenis kegiatan pengendalian vektor atau kombinasi dua metode yang saling menunjang dan metode tersebut dianggap paling berhasil mencegah atau menurunkan penularan, hal ini perlu didukung oleh data epidemiologi dan laporan masyarakat. c. Sustainable: Kegiatan pengendalian vektor yang dipilih harus dilaksanakan secara berkesinambungan sampai mencapai tingkat penularan tertentu dan hasil yang sudah dicapai harus dapat dipertahankan dengan kegiatan lain yang biayanya lebih murah, antara lain dengan penemuan dan pengobatan penderita. d. Accepteble: Kegiatan yang dilaksanakan dapat diterima dan didukung oleh masyarakat setempat Depkes,2005.

2.5.2. Pencegahan Penyakit Malaria

Pencegahan terhadap malaria lebih utama daripada mengobati, upaya pencegahan dilakukan dengan cara Anies, 2006 : 1. Mengurangi pembawa gametosit Dengan pengobatan yang efektif diharapkan gametosit tidak sempat terbentuk di dalam darah penderita sehingga tidak menjadi sumber infeksi dan jika gametosit Universitas Sumatera Utara telah terbentuk dapat dipakai jenis obat yang secara spesifik dapat membunuh gametosit. 2. Menghindari gigitan nyamuk Upaya untuk menghindari gigitan nyamuk sangat penting bagi daerah yang penderitanya banyak, khususnya di pedesaan atau pinggiran kota yang banyak sawah, tambak ikan maupun rawa, sangat dianjurkan untuk memakai baju lengan panjang. Celana panjang saat keluar rumah, terutama malam hari. Menggunakan kelambu saat tidur, memasang kawat kassa di jendela dan ventilasi rumah serta pengunaan minyak anti nyamuk merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari gigitan nyamuk. 3. Membunuh jentik dan nyamuk dewasa Beberapa langkah untuk membunuh jentik dan nyamuk yang dapat dilakukan dewasa yaitu : a. Penyemprotan rumah Penyemprotan rumah-rumah di daerah endemis malaria dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida yang sesuai, dua kali setahun, dengan interval enam bulan. b. Larvaciding Larvciding adalah kegiatan penyemprotan rawa-rawa, yang potensial sebagai tempat peridukan nyamuk malaria. c. Biologi control. Kegiatan penebaran ikan kepala timah Panchax-panchax dan ikan wader cetul Lebistus reticulates pada genangan-genangan air yang mengalir maupun Universitas Sumatera Utara persawahan, sehingga jentik-jentik nyamuk Anopheles dapat dimangsa oleh ikan-ikan tersebut. 4. Mengurangi tempat peridukan nyamuk malaria Tempat peridukan nyamuk bermacam-macam, tergantung dari jenis nyamuknya. Ada yang hidup di pantai, persawahan, empang, rawa-rawa maupun tambak ikan yaitu dengan cara : a. Tambak ikan yang kurang terpelihara , harus dibersihkan. Parit-parit dipantai yang berisi air payau, harus ditutup. Sawah dengan sistem irigasi , harus dipastikan bahwa airnya mengalir dengan lancar. b. Pengeringan secara berkala dari sawah-sawah berteras diharapkan waktu kesempatan untuk bertelurnya nyamuk menjadi berkurang. c. Menganjurkan disektor pertanian agar mengusahakan melakukan panen padi secara serempak. Dengan panen berangsur angsur dapat melanggengkan keberadaan nyamuk karena habitatnya selalu ada. 5. Melindungi dengan obat antimalaria Kegiatan ini dapat dilakukan pada orang-orang yang melakukan perjalanan ke daerah endemis malaria yang bertujuan agar tidak terjadi infeksi, serta timbul gejala-gejala malaria. Dengan cara meminum obat anti malaria sekurang- kurangnya seminggu sebelum berangkat, sampai setelah orang yang bersangkutan meninggalkan daerah endemis malaria. Universitas Sumatera Utara

2.6. Faktor-faktor yang berhubungan dengan malaria

Dokumen yang terkait

Memaknai Potensi Lompat Batu (Hombo Batu) Bagi Masyarakat Bawomataluo Nias Selatan Dari Budaya Tradisional Menjadi Budaya Wisata

10 116 132

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan (Studi Kasus: Desa Bagan Dalam, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara)

3 25 88

PEMUKIMAN BAGAN- TANJUNG TIRAM BATU BARA.

0 13 21

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN LINGKUNGAN SEKITAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KETOSARI KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO.

0 1 111

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan (Studi Kasus: Desa Bagan Dalam, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara)

0 0 13

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan (Studi Kasus: Desa Bagan Dalam, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara)

0 3 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Malaria - Kondisi Fisik Rumah Dan Lingkungan Sekitar Penderita Malaria di Desa Bagan Dalam Kecamatan Tanjung Tiran Kabupaten Batu Bara Tahun 2012

0 0 33

Kondisi Fisik Rumah Dan Lingkungan Sekitar Penderita Malaria di Desa Bagan Dalam Kecamatan Tanjung Tiran Kabupaten Batu Bara Tahun 2012

0 0 12

GAMBARAN KARAKTERISTIK LINGKUNGAN DAN KONDISI FISIK RUMAH PENDERITA MALARIA KLINIS DI KELURAHAN CAILE KECEMATAN UJUNGBULU KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012

0 0 107

Gambaran Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Penderita Malaria Klinis di Kelurahan Matekko Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2012 - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 166