2.6. Faktor-faktor yang berhubungan dengan malaria
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit malaria antara lain:
2.6.1. FaktorKondisi fisik rumah
Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta
aset bagi pemiliknya UU RI No 1 Tahun 2011.. Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping pangan dan sandang, agar rumah dapat
berfungsi sebagai tempat tinggal yang baik diperlukan beberapa persyaratan. Rumah sehat harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain :
a. Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan fisik dasar dari penghuninya. Hal-hal yang perludiperhatikan di sini ialah :
1 Rumah tersebut harus terjamin penerangannya yang dibedakanatas cahaya matahari dan lampu.
2 Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna, sehingga aliran udara segar dapat terpelihara.
3 Rumah tersebut dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipertahankan suhu lingkungan.
b. Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan kejiwaan dasar dari penghuninya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1 Terjamin berlangsungnya hubungan yang serasi antara anggota keluarga yang tinggal bersama.
Universitas Sumatera Utara
2 Menyediakan sarana yang memungkinkan dalam pelaksanaan pekerjaan rumah tangga tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
c. Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dari penularan penyakit atau berhubungan dengan zat-zat yang
membahayakan kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : 1 Rumah yang di dalamnya tersedia air bersih yang cukup.
2 Ada tempat pembuangan sampah dan tinja yang baik. 3 Terlindung dari pengotoran terhadap makanan.
4 Tidak menjadi tempat bersarang binatang melata ataupun penyebab penyakit lainnya.
d. Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga melindungi penghuni dari kemungkinan terjadinya bahaya kecelakaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah : 1 Rumah yang kokoh.
2 Terhindar dari bahaya kebakaran. 3 Alat-alat listrik yang terlindungi.
4 Terlindung dari kecelakaan lalu lintas Azwar, 1996. Kondisi fisik rumah berkaitan sekali dengan kejadian malaria :
a. Kualitas dinding yang tidak rapat jika dinding rumah terbuat dari anyaman
bambu kasar ataupun kayupapan yang terdapat lubang lebih dari 1,5 mm² akan mempermudah nyamuk masuk ke dalam rumah.Hasil penelitian
Thaharuddin 2004 menyebutkan bahwa rumah yang dindingnya tidak rapat mempunyai hubungan yang bermakna dengan angka kejadian malaria.
Universitas Sumatera Utara
b. Kawat kasa pada ventilasi, karena ventilasi yang tidak di pasang kawat kasa
dapat mempermudah nyamuk masuk kedalam rumah. Hasil penelitian Thaharuddin 2004 menyebutkan bahwa kawat kasa mempunyai hubungan
yang bermakna dengan kejadian malaria. c.
Langit-langit atau pembatas ruangan dinding bagian atas dengan atap yang terbuat dari kayu, internit maupun anyaman bambu halus sebagai penghalang
masuknya nyamuk ke dalam rumah dilihat dari ada tidaknya langit-langit pada semua atau sebagian ruangan rumah. Hasil penelitian Thaharuddin 2004
menyebutkan bahwa langit-langit mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian malaria.
d. Pengaruh suhu, nyamuk tidak dapat mengatur suhu tubuhnya. Suhu rata-rata
optimum untuk perkembangan nyamuk adalah 25 – 27 °C DepkesRI, 2007. Pertumbuhan nyamuk akan terhenti sama sekali bila suhu kurang dari 10 °C
atau lebih dari 40 °C DepkesRI, 2007. Dan suhu juga berpengaruh pada pertumbuhan parasit di dalam tubuh vektor, suhu kritis terendah rata-rata untuk
siklus sporogenik di dalam tubuh nyamuk adalah 16 °C untuk Plasmodium vivax
dan Plasmodium malariae sedangkan Plasmodium falcifarum adalah 19 °C dan pada suhu terendah dari 16 °C bila ada sporozoit di dalam tubuh
nyamuk mengalami degenerasi Depkes RI, 2007. e.
Pengaruh kelembaban yaitu pada kelembapan kurang dari 60 umur nyamuk akan menjadi pendek sehingga tidak cukup untuk siklus pertumbuhan parasit
di dalam tubuh nyamuk Depkes RI, 2007. Kelembaban juga berpengaruh terhadap kemampuan terbang nyamuk. Badan nyamuk yang kecil mempunyai
Universitas Sumatera Utara
permukaan yang besar oleh karena sistem pernapasan dengan trachea. Pada waktu terbang, nyamuk memerlukan oksigen lebih banyak sehingga trachea
terbuka, dengan demikian penguapan air dari tubuh nyamuk menjadi lebih besar. Untuk mempertahankan cadangan air dalam tubuh dari penguapan,
maka jarak terbang nyamuk terbatas. Kelembaban udara menjadi faktor yang mengatur cara hidup nyamuk, beradaptasi pada keadaan kelembaban yang
tinggi dan pada suatu ekosistem kepulauan atau ekosistem hutan. Pada kelembaban yang lebih tinggi nyamuk menjadi lebih aktif dan lebih sering
menggigit, sehingga meningkatkan penularan malaria. Kebutuhan kelembaban yang tinggi juga mempengaruhi nyamuk untuk mencari tempat yang lembab
basah di luar rumah sebagai tempat hinggap istirahat pada siang hari oleh karena kelembabam yang tinggi tidak terdapat di dalam rumah kecuali di
daerah daerah tertentu DepkesRI, 2007.
2.6.2. Faktor Lingkungan Sekitar