Alasan yuridis Pengertian Karakter
akan dipengaruhi oleh berbagai hal, baik internal maupun eksternal. Secara internal, potensi baik maupun buruk akan berubah jika dia mengalami
pertimbangan batin atau kecenderungan melakukan sesuatu. Hal ini dialami jika kekuatan pikiran intelektual, jiwa spiritual dan rasa emosional yang
dimilikinya telah seimbang atau memasuki usia dewasa. Adapun pengaruh eksternal yang dapat merubah karakter manusia diantaranya karena faktor
lingkungan. Pembiasaan yang ditanamkan oleh lingkungan tempat dimana dia lahir dan berkembang sedikit banyak akan mempengaruhi pembentukan karakternya.
Dapat ditegaskan bahwa pendidikan karakter di atas merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik
memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan yang berpedoman pada al-
Qur‟an Mutiah, 2012: 12. Dalam perspektif Islam, kemampuan dasar sama dengan fitrah yang dalam
pengertian etimologi mengandung mankna kejadian atau suci. Fitrah berarti menjadikan. Seperti dalam surat al-Rum ayat 30 disebutkan sebagai berikut:
“Maka Hadapkanlah wajahmu denagn lurus kepada agama Islam sesuai Fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. QS. al-Rum30: 30.
Menyikapi ayat di atas, Hamid dan Saebani 2013: 63 berpendapat bahwa pendidikan karakter juga mengacu pada perkataan Nabi Muhammad Saw bahwa
anak yang baru dilahirkan dalam keadaan fitrah, suci tanpa dosa. Semua diberikan potensi dasar untuk dapat mengembangkan diri mereka. Kekuatan dari karakter
yang stabil adalah dapat mengendalikan emosi, dapat mengaktualisasikan dirinya dikehidupan masyarakat, meraih mimpi dan cita-cita baik secara individu maupun
sebagai makhluk sosial. Allah menganugerahkan komponen-komponen fitrah manuisia yang bersifat aktif, dinamis dan responsif terhadap pengaruh lingkungan.
Menurut H.M Arifin dalam buku Pendidikan Karakter Perspektif Islam Hamid dan Saebani, 2013: 64 menyebutkan komponen-komponen tersebut, yaitu:
1. Bakat, yakni kemampuan pembawaan yang potensial mengacu pada
kemampuan akademis, profesial dalam berbagai bidang kehidupan. Bakat ini berpangkal pada kemampuan kognisi, konasi, dan emosi.
2. Insting atau ghazirah, kemampuan berbuat atau beraktivitas tanpa melalui
proses belajar, kemampuan insting ini merupakan pembawaan sejak lahir yang termasuk pada kapabilitas manusia.