48
AKIP dan Pengukuran Kinerja
Sama halnya dengan ketentuan terkait SKPD juga disebutkan di dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006, Pasal 1 butir 10 yang
menyebutkan bahwa “Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada
pemerintah daerah selaku pengguna anggaranpengguna barang”. Selain dalam dua ketentuan di atas, pengertian SKPD juga terdapat
pada PP No. 8 Tahun 2006, Pasal 1 butir 16 yang menyatakan bahwa “Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah organisasilembaga pada
pemerintah daerah yang bertanggungjawab kepada gubernur bupatiwalikota dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang
terdiri dari sekretaris daerah, dinas daerah dan lembaga teknis daerah, kecamatan, dan satuan polisi pamong praja sesuai dengan kebutuhan
daerah. Sementara itu, di dalam PP 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian NegaraLembaga, Pasal 1 butir 4 hanya memuat pengertian “Satuan Kerja”, namun hanya
dikaitkan dengan Kementerian NegaraLembaga, yang mana secara umum “Satuan kerja adalah bagian dari suatu unit organisasi pada
Kementerian NegaraLembaga yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program”.
I. Latihan
1. Terangkan secara garis besar Konsep SAKIP
2.
Bagaimana keterkaitannya dengan peraturan perundang- undangan yang mengatur tentang perencanaan, penganggaran
dan pelaporan?
Modul Diklatpim Tingkat III
49
J. Rangkuman
Sejak diterbitkannya Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang AKIP, telah berkembang berbagai peraturan perundangan yang terkait
dengannya. Terdapat banyak kesamaan kerangka pikir, tetapi banyak pula inkonsistensi dalam berbagai definisipengertian
yang mengundang persepsi yang berbeda dalam pelaksanaannya. Gambaran tersebut memberikan informasi bagaimana sebenarnya
letak peran SAKIP dalam sistem perencanaan, pengaanggaran dan pelaporan. Terbitnya PP No. 8 Tahun 2006, yang
menyebutkan bahwa pengembangan SAKIP kemudian akan ditindaklanjut Peraturan Presiden yang rancangannya disusun di
bawah Koordinasi Menteri Keuangan, tampaknya akan memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana peran
SAKIP di masa mendatang. Namun demikian, saat buku ini diterbitkan, Peraturan Presiden ini belum ditetapkan.
50
BAB III PERENCANAAN STRATEJIK
Dalam Sistem AKIP, Perencanaan Stratejik merupakan langkah awal yang harus ditempuh oleh setiap instansi pemerintah dalam
menjawab tuntutan lingkungan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diembannya. Perencanaan stratejik memiliki peran yang sangat
penting untuk menuntun instansi pemerintah dalam memberikan kontribusi bagi upaya mewujudkan cita-cita bangsa dan negara sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya, dengan mengoptimalkan penggunaan berbagai sumber daya yang dikuasakan penggunaannya
kepadanya. Oleh karena itu, dalam Sistem AKIP perencanaan stratejik menjadi kunci yang akan menunjukkan penjabaran
kebijakan nasional dan daerah pemerintah melalui rencana-rencana yang sangat prioritas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Karena itu rencana-rencana dimaksud disertai dengan target yang harus dipenuhi dan dipertanggungjawabkan pencapaiannya, sehingga
secara nyata kebijakan nasional dan daerah pemerintah dapat diketahui pula pencapaiannya. Dengan demikian, penyelenggaraan
pemerintahan dapat berjalan secara akuntabel. Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan
mampu memahami konsep perencanaan stratejik dan mampu menyusun rencana stratejik di instansinya masing-
masing
Modul Diklatpim Tingkat III
51 Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan stratejik, dimulai
dari aspek yang sangat umum sampai pada langkah-langkah perencanaan stratejik sesuai dengan Sistem AKIP.
A. Pengertian Perencanaan Stratejik