Latar Belakang Penetapan Kadar Famotidin dalam Tablet Magard FA dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Mengetahui adanya obat–obatan yang tidak memenuhi syarat beredar dapat memberikan dampak yang tidak baik bagi konsumen, maka penulis memutuskan untuk mengambil judul tugas akhir Penetapan Kadar Famotidin dalam Tablet Magard FA dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT. Pengujian dilakukan ketika penulis melalukan praktek kerja lapangan di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Medan. Pemilihan metode kromatorafi cair kinerja tinggi untuk uji penetapan kadar famotidin dalam tablet karena analisis dengan KCKT dapat memisahkan molekul dalam campuran, daya pisahnya baik, kecepatan dan kepekaannya tinggi dan dapat dihubungkan dengan bermacam detektor.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penetapan kadar famotidin dalam tablet Magard FA adalah untuk mengetahui apakah kadar famotidin dalam sediaan tersebut memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan dalam United States Pharmacopeia 32.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penetapan kadar famotidin dalam sediaan tablet Magard FA adalah agar dapat mengetahui bahwa sediaan tablet Magard FA yang beredar di pasaran memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan dalam United States Pharmacopeia 32 sehingga aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obat

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.193KabB.VII71 memberikan defenisi berikut untuk obat: “Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan lainnya Joenoes, 1990. Obat akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis yang tepat, namun ketika salah menggunakan atau berlebihan dosis maka akan menimbulkan keracunan, sebaliknya ketika dosisnya kecil tidak akan diperoleh kesembuhan Anief, 2000. Banyak macam dan jenis obat yang bekerja pada saluran cerna, tergantung pada tujuan penggunaan obat, tiap obat mempuyai cara kerja, tempat kerja dan kegunaan yang berbeda–beda. Salah satunya adalah antagonis histamin reseptor H 2 yang dapat menekan sekresi asam lambung. Kerjanya secara kompetitif terhadap reseptor H 2 yang terdapat pada sel parietal lambung. Antagonis histamin reseptor H 2 yang sering digunakan adalah simetidin, ranitidin, famotidin dan nizatidin Anwar, 2000.