Sediaan Tablet Penetapan Kadar Famotidin dalam Tablet Magard FA dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

2.3 Maag dan Tukak Peptikum Ulcus Peptikum

Fungsi saluran cerna adalah untuk mencerna makanan, menyerap sari makanan dan mengeluarkan yang tidak diserap. Fungsi ini dapat terganggu karena mual dan muntah, nyeri hingga terjadi ulkus bila asam lambung berlebihan dan gangguan pencernaan yang lain Djamuri, 1995. Penyakit lambung biasanya bersifat menahun dan serangan sakit dapat hilang timbul. Perasaan sakit seperti ada yang menggigit di daerah lambung Oswari, 2009.

2.3.1 Maag

Dalam ilmu kedokteran, penyakit Maag dikenal sebagai dispepsia Dyspepsia. Dyspepsia yang paling dikenal adalah radang lambung gastritis maupun tukak lambung peptic ulcer. Gastritis terjadi apabila penyakit tersebut hanya manimbulkan radang pada lambung. Penyakit maag menyerang lambung- organ yang terletak disebelah kiri rongga dada dengan posisi miring ke bawah Yuliarti, 2009. Dispepsia sendiri didefenisikan sebagai rasa nyeri atau rasa tidak nyaman di sekitar ulu hati. Dalam kehidupan sehari–hari, kita sering mendengar banyak orang mengeluh akan rasa tidak enak pada perut bagian atas, misalnya rasa perut selalu penuh, mual, perasaan panas pada perut, rasa pedih sebelum atau sesudah makan. Selain itu keluhan lain, seperti kembung, nafsu makan berkurang dan sering sendawa juga bisa muncul Yuliarti, 2009; Hadi, 1986. Menurut Yuliarti 2009 pengobatan penyakit maag tergantung pada penyebabnya, umumnya dilakukan dengan pemberian obat–obatan untuk menetralkan asam lambung, seperti: 1. Antasida, menetralkan asam lambung dan meringankan maag jenis gastritis. 2. Acid–Blockers, ketika antasida tidak cukup meredakan sakit maag, umumnya dokter akan memberikan obat jenis simetidin, ranitidine, nizatidin, ataupun famotidin. 3. Dengan pemberian obat lain seperti, omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomepazol.

2.3.2 Tukak Peptikum Ulcus Peptikum

Oleh satu dan lain sebab, cairan lambung bisa menjadi begitu asam sehingga dapat mengiritasi mukosa bahkan mengikis lapisan ini hingga terjadi suatu luka yang dikenal sebagai ulkus peptikum. Ulkus peptikum merupakan diskontinuitas sampai bawah epitel jaringan mukosa, gaster, duodenum dan jejunum yang disebabkan oleh asam lambung dan pepsin Anwar, 2000; Suratun dan Lusianah, 2010. Dikatakan ulkus apabila terjadi robekan mukosa lambung dengan diameter ≥ 5 mm hingga ke lapisan submukosa. Lapisan mukosa lambung pada ulkus peptikum tidak utuh, sehingga jaringannya terbuka dan kontak terhadap asam lambung sehingga akan terasa nyeri seperti terbakar pada ulu hati, mual dan muntah, terutama saat lambung kosong. Ulkus peptikum selain memberikan