Latar Belakang Penelitian DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA KONSEP GAYA MAGNET di KELAS IV SEKOLAH DASAR: Suatu Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical

1 TB Saripudin, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION GI PADA KONSEP GAYA MAGNET DI KELAS IV SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kurikulum KTSP IPA SD memiliki peranan penting sebagai pedoman yang digunakan oleh seorang guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Secara umum, kurikulum IPA di sekolah dasar memiliki tujuan dalam mengembangkan empat aspek proses pembelajaran, diantaranya: Pertama, adanya proses penemuan ilmiah scientific inquiry didalam diri siswa. Kedua, adanya pengalaman langsung konstruktivisme dalam mempelajari lingkungan alam sekitar. Ketiga, proses pembelajarannya menekankan berbasis Saling temas sains, lingkungan, tekhnologi, masyarakat. Keempat, terjadinya ketrampilan proses dalam interaksi pembelajaranya. Kelima, terjadinya proses berfikir dalam memecahkan masalah problem solving di dalam kehidupan sehari-hari. Mulyasa: 2007. Sedangkan secara khusus, dijabarkan dalam Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD. Pada hakikatnya, pelajaran IPA kelas IV semester II pada materi gaya memiliki standar kompetensi yaitu memahami gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda, sedang kompetensi dasar yaitu menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya dorongantarikan dapat mengubah gerak suatu benda dan menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya dorongantarikan dapat mengubah bentuk suatu benda” Mulyasa: 2007. Mengembangkan desain, diawali dengan mengenali prinsip pembelajaran IPA. Prinsip yang dijadikan landasan dalam proses pembelajaran. Salah satu prinsip pembelajaran IPA yaitu konstruktvisme. pada hakikatnya, prinsip konstruktivisme menjadi daya tarik yang sering diterapkan para pendidik dalam konsep pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat kepada siswa yang menjadikan daya tarik melekat di hati pendidik. Daya tarik itu memfasilitasi bagi anak senantiasa mengembangkan kemampuan pemahamannya, membuat terjadinya komunitas belajar di lingkungan anak. Kesulitan sebagai persoalan essensial bagi anak dikategorikan ke dalam dua tipe yaitu siswa bisa membangun pemahamannya yang TB Saripudin, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION GI PADA KONSEP GAYA MAGNET DI KELAS IV SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berpotensi dalam perkembangan intelektual bagi anak dan siswa belum bisa memahami essensi dari konsep materi yang berpotensi perkembangan lanjutan bagi anak. Kedua tipe anak tersebut difasilitasi oleh guru dengan menggabungkan sehingga timbulnya interaksi sosial. Strategi peneliti yang dipilih dalam mengembangkan interaksi melalui model group investigation yang terbagi dalam beberapa fase pembelajaran, secara teoritis dikemukakan oleh Sugiyanto 2009: 47 yaitu “1 seleksi topik 2 merencanakan kerjasama 3 implementasi 4 analisis dan sintesis 5 penyajian hasil akhir 6 evaluasi ”. Pada proses observasi awal, peneliti mendeteksi guru dalam menyajikan dikelas pada konsep gaya magnet dilakukan secara klasikal, media pembelajaran IPA yang digunakan bersifat semi-kongkrit, sehingga respon yang ditimbulkan bersifat pasif. Tentunya, hal ini bertolak belakang dengan pernyataan Bloom dalam sagala, 2013: 33 yang berpendapat bahwa membagi kemampuan intelektual anak menjadi 3 kawasan yaitu “kawasan kognitif, kawasan afektif dan kawasan psikomotor ”. Dalam sajian materi gaya di buku kelas IV semester II masih bersifat holistik, sedangkan peneliti memilih topik gaya magnet sebagai konsep materi dalam penelitian. Hal ini dijelaskan oleh Van Cleaves 2010: 158 yang mendefinisikan tentang “magnet yaitu suatu benda yang menarik besi dan magnetik lainnya ”. Tarikan yang dimiliki oleh suatu magnet terhadap magnet lain atau suatu bahan magnetik disebut gaya magnet”. Selanjutnya, peneliti mencoba memaknai buku teks IPA yang dijadikan panduan bagi SDN Taman Baru 01 yang memiliki berbagai potensi kesulitan, yaitu: konteks materi yang disajikan dalam konsep gaya magnet hanya berupa definisi disertai contohnya dan belum ditemukannya variasi percobaan mengenai magnet, yang menjadikan kurangnya eksplorasi ilmu agar memahami magnet. TB Saripudin, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION GI PADA KONSEP GAYA MAGNET DI KELAS IV SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Melihat korelasi antara SK dan KD, kegiatan belajar-mengajar guru dan penyajian buku teks memicu terjadinya kesulitan belajar bagi anak. Hal ini, dijelaskan dalam presentasi konferensi nasional matematika UNPAD, Menurut Sulistiawati 2012 mendefinisikan kesulitan belajar learning obstacle yaitu “suatu proses kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar”. Kesulitan ini merupakan sebuah persoalan yang semestinya dimaknai oleh guru, sehingga umpan balik diantara keduanya dapat terjalin optimal. Beragam permasalahan diatas, kemungkinan terbesarnya disebabkan kurangnya evaluasi yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional maupun penulis buku. Sehingga, para guru SD beranggapan buku teks ipa tersebut sudah sempurna. Dan masalah utamanya yaitu kurang kreatifnya guru dan persiapan yang matang dalam merancang episode pembelajaran. Agar kualitas pembelajaran IPA meningkat, perlu adanya proses perbaikan dalam pembelajaran. Diperlukannya mini research yang dilakukan oleh guru yang bertujuan memperbaiki kualitas pembelajaran di dalam kelas. Adapun mini research yang dapat dilakukan oleh seorang guru yaitu guru merancang desain pembelajaran lesson design yang baru sesuai dengan kebutuhan siswanya. Alasan mendasarnya, yaitu agar pada tahap pada proses perencanaan pembelajaran terkonsep dengan baik. Sehingga, mengetahui kesulitan belajar learning obstacle yang dialami siswa dan hubungan lintasan belajar learning trajectory dapat dibantu dengan lesson design. Dari kesemua proses tersebut, sesuai dengan DDR Didactical Design Research atau para pakar pendidikan mengenalnya penelitian desain didaktik. Desain didaktik membantu peneliti dalam merancang desain pembelajaran dan mempersiapkan bahan ajar. Sedangkan, pada tahap implementasi dan refleksi dengan penelitian tindakan kelas Action Classroom Research. Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik TB Saripudin, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION GI PADA KONSEP GAYA MAGNET DI KELAS IV SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu untuk melakukan penelitian dengan judul “Desain Pembelajaran Gaya Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa Berbasis Cooperative Learning Tipe Group Investigation GI Pada Konsep Gaya Magnet di Kelas IV Sekolah Dasar.”

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas 3 SD Negeri Dalembalar 2 Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeg

0 5 35

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP BANJIR BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSIST INDIVIDUALIZATION BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARING OBSTACLE) SD KELAS V: Penelitian Tindakan Kelas yang menerapkan Didactical Design Research di kelas V SD neg

0 0 35

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT-SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Di Ke

1 5 52

DESAIN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING PADA KONSEP DAUR AIR BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas V SDN Tak

0 4 44

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Pada Siswa Kelas III Se

0 7 40

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN Pangradin 02 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor.

1 3 44

DESAIN PEMBELAJARAN MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD:Suatu PTK Menerapkan DDR).

1 6 50

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP BUNYI BERBASIS MODEL INKUIRI TERBIMBING BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI RANCA TALES: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN

0 1 45

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN Gedeg Kecamatan Taktakan Kota Serang.

0 2 39