Teori Kebijakan Dividen Tinjauan Pustaka .1 Pengertian Dividendan Dividen Payout Ratio

13 dapat mengambil dividen sesuai dengan bentukdividen yang telah dimumkan oleh emiten dividen tunaidividen saham.

2.1.3 Teori Kebijakan Dividen

Ada beberapa macam teori tentang kebijakan deviden. Berikut ini adalah teori tentang kebijakan dividen yaitu : a Teori Ketidakrelevanan Dividen Dividend irrelevance theory Dividend irrelevance theory menyatakan bahwa kebijakan deviden tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini mengikuti pendapat Modigliani dan Miller M-M yang menyatakan bahwa rasio pembayaran D tidak akan mempengaruhi kekayaan pemegang saham. Nilai perusahaan hanya ditentukan oleh daya laba earning powers, atau kebijakan investasi. MM mengasumsikan pasar modal sempurna. Ingat dalam pasar sempurna dilusi dan ketidakseimbangan di pasar termasuk harga saham hanya bersifat jangka pendek dalam jangka panjang mekanisme pasar membuat saham yang over value atau under value akan kembali ke harga keseimbangan MM mengemukakan bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan cara pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain. Dalam situasi keputusan investasi given, maka apabila perusahaan membagikan dividen kepada pemegang Universitas Sumatera Utara 14 saham, maka perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran-dividen tersebut. Dengan demikian kenaikan pendapatan dari pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru. Oleh sebab itu, jika dividen dibagi atau ditahan tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham. Asumsi-asumsi yang di pergunakan yaitu : Tidak terdapat pajak pendapatan perseorangan atau perusahaan, Tingkat leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal, tidak terdapat biaya emisi atau flotation cost atas jual beli saham dan biaya transaksi, para investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang kesempatan prospek masa depan perusahaan, dan distribusi pendapatan mempunyai pengaruh terhadap biaya ekuitas perusahaan. b Bird in the hand theory Pandangan yang mengatakan deviden lebih pasti dari pada perolehan modal, disebut “bird in the hand theory” Teori burung di tangan.Teori ini menganggap dividen yang diterima merupakan sesuatu yang sudah pasti di tangan sehingga memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan capital gain . Teori ini berpendapat bahwa investor lebih menyukai dividen karena lebih pasti pendapatannya daripada Universitas Sumatera Utara 15 mengharapkan return yang belum pasti jika menginvestasikan kembali dividen pada investasi tertentu. c Teori Prefensi Pajak Tax preference theory Dasar berpijak teori ini bahwa bagi investor pendapatan yang relevan baginya adalah pendapatan bersih setelah pajak. Capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah daripada pajak atas dividen, maka saham yang memiliki pertumbuhan tinggi menjadi lebih menarik. Sebaliknya jika capital gain dikenai pajak yang sama dengan pendapatan atas dividen, maka keuntungan capital gain menjadi berkurang namun demikian pajak atas dividen karena pajak atas capital gain baru dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen . Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian deviden yang rendah daripada yang tinggi : 1 Keuntungan modal dikenakan tarif pajak lebih rendah dari pada pendapatan deviden. Untuk itu investor yang kaya yang memiliki sebagian besar saham mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba kedalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan deviden yang pajaknya lebih tinggi. 2 Pajak atas keuntungan tidak Universitas Sumatera Utara 16 dibayarkan sampai saham terjual, sehingga ada efek nilai waktu. 3 Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada keuntungan modal yang terutang. Karena adanya keuntungan – keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian devidennya rendah daripada untuk perusahaan sejenis yang pembagian devidennya tinggi. Berdasarkan ketiga konsep teori tersebut, perusahaan dapat melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Jika manajemen percaya dengan teori yang dikemukakan oleh MM, maka tidak perlu memikirkan berapa besar dividen yang akan dibagi maupun laba yang akan ditahan. Tapi pada kenyataannya teori ini sangat tidak relevan karena pasti akan dikenakan pajak. 2. Jika perusahaan akan membagi dividen yang banyak, makan perilaku manajer mengarah pada bird in the hand theory 3. Jika perusahaan akan membagi dividen dengan jumlah yang rendah maka perilaku manajer akan mengarah pada tax preference theory . Selain adanya ketiga teori tersebut, terdapat beberapa teori lain yang terkait dengan dividen, yaitu : Universitas Sumatera Utara 17 I. Teori Signal Deviden Devidend Signaling Theory Signal atau isyarat adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan Brigham, 2001: 13 . Di dalam teori ini Modigliani dan Miller 1961 berpendapat bahwa investor menganggap perubahan dividen sebagai sinyal ramalan laba manajemen. Manajer menggunakan pengumuman dividen untuk memberikan sinyal tentang ekspektasi mereka mengenai prospek masa depan perusahaan pada investor. Peningkatan deviden yang dibayarkan dianggap sebagai signal yang menguntungkan, sehingga menimbulkan reaksi harga saham yang positif, sebaliknya penurunan deviden yang dibayarkan dianggap sebagai signal bahwa prospek perusahaan kurang menguntungkan, sehingga menimbulkan reaksi harga saham yang negatif Scott, 2000: 409. Suatu isyarat signal dapat bermanfaat bagi investor dan pengambil keputusan apabila memenuhi empat hal, yaitu: 1 Manajemen harus selalu mempunyai dorongan yang tepat untuk mengirimkan isyarat yang jujur, walaupun beritanya buruk. 2 Isyarat dari suatu perusahaan yang sukses tidak mudah diterima oleh pesaingnya yang kurang sukses. Universitas Sumatera Utara 18 3 Isyarat harus mempunyai hubungan yang cukup berarti dengan kejadian yang dapat diamati. misalnya deviden yang lebih tinggi saat ini akan dihubungkan dengan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang. 4 Tidak menekan biaya pada pengiriman isyarat yang efektif. Penggunaan deviden sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan pada masa yang akan datang merupakan cara yang tepat, walaupun mahal tetapi berarti . II. Clientele Effect Yang menyatakan bahwa pemegang saham yang berbeda akan memilikipreferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompokinvestor yang membutuhkan penghasilan saat ini lebih menyukai suatuDevidend Payout Ratio yang tinggi, sebaliknya kelompok investoryang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan. Black dan Scholes 1974 dalam Suharli 2006 menyatakan bahwa jika perusahaan membayar dividen, investor seharusnya mendapatkan keuntungan dari dividen tersebut untuk menghilangkan konsekuensi negatif dari pajak. Universitas Sumatera Utara 19 III. Free Cash Flow Hipotesis Free Cash Flow Hipotesis Jensen, 1968 yang menekankan pada isu agency dengan alasan bahwa manajer dapat meningkatkan kemakmuran dengan mengorbankan pemegang saham dengan menginvestasikan free cash flow pada peluang investasi yang tidak menguntungkan dari pada dengan membayar deviden untuk free cash flow untuk deviden, pembelian kembali saham, dan lain-lain tekanan pasar untuk mengendalikan perusahaan akan mendorong para manajer untuk mendistribusikan free cash flow kepada pemegang saham. IV. Pecking Order Theory Menurut Myers 1984, pecking order theory menyatakan bahwa Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan memiliki sumber dana internal yangberlimpah dan asimetri informasi menyebabkan perusahaan lebih mengutamakan dana internal daripada dana eksternal karena asimetri informasi tersebut menyebabkan pendanaan eksternal terlalu mahal bagi perusahaan. Myers dan Majluf 1984 berpendapat bahwa perusahaan tergantung pada internal funds karena ingin memaksimumkan kekayaan pemegang saham yang sudah ada. Universitas Sumatera Utara 20 V. Teori Deviden Residu Teori deviden residu adalah teori yang menyatakan bahwa deviden dibayar dari kapital yang sama setelah selesai mendapat keuntungan investasi keuangan. Jika perusahaan memiliki biaya pengembangan, yang mungkin secara langsung mempengaruhi keputusan deviden, maka perusahaan harus menerbitkan jumlah sekuritas yang lebih besar untuk mendapatkan modal yang dibutuhkan untuk kegiatan investasi. Dasar dari kebijakan residual adalah investor lebih menginginkan perusahaan menahan dan menginvestasikan kembali laba daripada membagikannya dalam bentuk deviden apabila laba yang diinvestasikankembali tersebut dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi daripada tingkat pengembalian.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Dokumen yang terkait

Pengaruh Firm Size, Leverage, Return On Investment (Roi) Free Cash Flow (Fcf), Dividend Payout Ratio (Dpr),Dan Price Earning Ratio (Per) Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Manufakturyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 60 114

Pengaruh Liquidity Ratio (Quick Ratio), Profitability Ratio (ROA dan ROE) Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 64 101

Analisis Pengaruh Leverage, Growth, Collateralizable Assets, dan Risiko Sistematis terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Consumer Goods Industry Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

7 57 106

ANALISIS PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, DEBT TO EQUITY RATIO, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, DAN SIZE PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

1 23 54

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN SEKTOR REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI B

0 12 94

Pengaruh Leverage, Return On Asset, Investment Opportunity Set, dan Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Tahun 2009-2013)

1 8 99

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131

ANALISIS PENGARUH OPERATING LEVERAGE, RETURN ON INVESTMENT DAN BIAYA UTANG TERHADAP STRUKTUR KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI.

1 1 110

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dividendan Dividen Payout Ratio - Analisis Pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio pad

0 1 32

Analisis Pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

0 0 12