Patogenesis Diabetes melitus dalam Rongga Mulut

Gambar 5. Oral thrush pada penderita Diabetes melitus 17 6. Karies Gigi Diabetes melitus bisa menjadi faktor predisposisi bagi terjadinya karies dan bertambahnya jumlah karies. Keadaan tersebut terjadi karena pada diabetes, aliran darah mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai substrat kariogenik. Karies gigi dapat terjadi karena interaksi dari 4 faktor yaitu gigi, substrat, kuman dan waktu. Pada penderita Diabetes melitus telah diketahui bahwa jumlah air liur berkurang sehingga makanan melekat pada permukaan gigi. Apabila makanan yang melekat dari golongan karbohidrat bercampur dengan kuman yang ada pada permukaan gigi dan tidak langsung dibersihkan, dapat mengakibatkan keasaman didalam mulut menurun, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lubang atau karies gigi. 13 Gambar 6. Karies gigi pada penderita Diabetes melitus 14

2.1.3 Patogenesis Diabetes melitus dalam Rongga Mulut

Beberapa ahli menyatakan adanya peran beberapa faktor pada pasien diabetes. Pada gejala awal ditemukan membran basalis kapiler gingiva yang lebih lebar pada pasien diabetes dibandingkan pada non-diabetes. Gejala ini berperan pada perubahan nutrisi dan penyembuhan jaringan. Pada gejala lain disebutkan kerusakan kemotaksis neutrofil pada diabetes yang dapat membuat pasien tersebut rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi mikroflora yang dominan pada lesi periodontal pasien diabetes tipe 2. Terjadinya kerentanan penderita Diabetes melitus untuk menderita penyakit periodontal dapat dijelaskan dengan berbagai mekanisme, yaitu: 1. Perubahan vaskular, yaitu terjadi penebalan membran basalis dinding vaskular sehingga akan mengurangi migrasi leukosit, difusi oksigen dan eliminasi sampah metabolit yang bertambah intensitasnya sesuai dengan kontrol metabolik dan durasi yang lama dari penyakit diabetesnya sendiri. 2. Perubahan mikroflora terjadi karena pada penderita diabetes daerah sulkus gingivanya akan menciptakan lingkungan yang baik untuk berkembang-biaknya berbagai mikroba. 3. Disfungsi neutrofil, melalui terjadinya kemotaksis maupun fagositosis dalam repons imun. 4. Terjadinya perubahan metabolisme kolagen gingiva, yaitu melalui berkurangnya sintesis kolagen, berkurangnya perkembangan dan proliferasi sel, berkurangnya produksi matriks tulang, bertambahnya kolagenase gingiva dan terjadinya gradasi kolagen yang baru terbentuk. 5. Genetik, diduga penyakit periodontal berkembang melalui mekanisme molekul-molekul sel-sel antigen pada darah tepi yang mungkin memberikan gejala bertambahnya kerentanan terhadap periodontitis. Setelah etiologi penyakit periodontal pada penderita dengan penyakit Diabetes melitus dievaluasi, ternyata penyakit tersebut berpengaruh aktif terhadap kerusakan jaringan . Oleh karena itu perlu diketahui sifat penyakit diabetes tersebut terhadap struktur periodontal dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencegah berbagai perubahan yang merugikan. Pada penderita Diabetes melitus dengan kelainan periodontal selalu diikuti dengan faktor iritasi lokal. Diabetes melitus merupakan faktor predisposisi yang dapat mempercepat kerusakan jaringan periodontal yang dimulai oleh agen mikrobial, perubahan vaskular pada penderita diabetes dapat mengenai pembuluh darah besar dan kecil. Perubahan pada pembuluh darah kecil dapat dijumpai pada arteriol, kapiler dan venula pada bermacam-macam organ serta jaringan. Akibat adanya perubahan pada dinding pembuluh darah pada penderita Diabetes melitus, jaringan periodontal akan mengalami kekurangan suplai darah dan terjadi kekurangan oksigen menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan periodontal. Selanjutnya akibat kekurangan oksigen pertumbuhan bakteri anaerob akan meningkat. Dengan adanya infeksi bakteri anaerob pada Diabetes melitus akan menyebabkan pertahanan dan perfusi jaringan menurun dan mengakibatkan kekurangan oksigen pada jaringan sehingga bakteri anaerob yang terdapat pada plak subgingiva menjadi berkembang dan lebih patogen serta menimbulkan infeksi pada jaringan periodontal. Pada neuropati Diabetes melitus yang mengenai syaraf otonom yang menginervasi kelenjar saliva, akan mengakibatkan produksi saliva berkurang dan terjadi xerostomia. Sehubungan dengan kejadian ini, perlu diketahui bahwa insulin dan regulasi Diabetes melitus mempunyai pengaruh pada metabolisme tulang, antara lain insulin meningkatkan serapan asam amino dan sintesis kolagen oleh sel tulang, yang penting untuk formasi tulang oleh osteoblast. Diabetes melitus menyebabkan hipokalsemia yang akan menimbulkan peningkatan hormon paratiroid reasorbsi tulang akan meningkat. Selain itu, Diabetes melitus juga mengganggu metabolisme vitamin D3 dengan kemungkinan menurunnya absorbsi kalsium di usus. Selain itu juga akan merangsang makrofag untuk sintesis beberapa sitokin yang akan meningkatkan reasorbsi tulang. Semua pengaruh Diabetes melitus pada tulang inilah yang menyebabkan adanya hubungan antara Diabetes melitus dengan penurunan kepadatan tulang . 18

2.2 Oral Higiene