commit to user 24
B. Kerangka Berpikir
Keterangan : Berbagai pembaharuan yang dilakukan Mangkunegara VII, tidak lepas
dari pendahulunya yang bernama GRM Soejitno yang bergelar Mangkunegara VI , hal ini dilakukan juga karena ada intervensi oleh kekuatan asing dalam hal ini
adalah Belanda. Sarwanto Wiryosuputra, 1981: 1. Perekonomian Praja Mangkunegaran yang mengalami kebangkrutan, telah pulih kembali keadaannya.
Beliau juga telah dapat kembali menempatkan pemerintahannya pada martabat ekonomi yang terhormat. Kerja keras Mangkunegara VI yang bertujuan untuk
Perbaikan Pembangunan
Ekonomi MN VI MN VII 1916-1944
Pembangunan di Praja Mangkunegaran
Transportasi Kesehatan
Pendidikan Prasarana
Perkotaan
Tata Ruang Kota di Praja Mangkunegaran
Konsep Kosmologi Jawa
Konsep Kota Kolonial
Macapat
Civic Center Intervensi oleh Kolonial
Belanda
commit to user 25
memajukan praja Mangkunegaran ini dijadikan suri dan teladan bagi Mangkunegara VII.
K.G.P.A.A. Mangkunegara VII naik tahta pada tahun 1916, menggantikan kedudukan K.G.P.A.A. Mangkunegara VI yang pensiun dan pindah ke Surabaya.
Tugas Mangkunegara VII adalah melanjutkan masa pemerintahan gemilang Mangkunegara VI. Sebagai seorang pribadi terpelajar yang juga pernah
mengenyam pendidikan di negeri Belanda, beliau sadar bahwa untuk memajukan kehidupan rakyatnya harus segera dilakukan pembaharuan. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi pembangunan perkotaan di wilayah Praja Mangkunegaran yaitu : faktor politik, faktor ekonomi, dan faktor sosial.
Sejalan dengan kemajuan di sektor pendidikan, transportasi, kehutanan, dan irigasi, Mangkunegara VII juga sangat memperhatikan tata kota di wilayah
Mangkunegaran. Konsep ”civic center” telah diterapkan di wilayah kota
Mangkunegaran. Pada konsep ini berbagai kantor pusat pemerintahan ketatanegaraan kota praja berada di satu kompleks wilayah. Pembangunan sarana
dan prasarana serta gedung-gedung perkantoran juga dibangun. Di zona civic center ini dibangun : Soos Mangkunegaran yaitu gedung pertemuan untuk para
pegawai, Soos Militer yang digunakan sebagai gedung pertemuan untuk para bintara, tempat ibadah, gudang untuk legiun Mangkunegaran, tiga gedung
kelurahan, kantor polisi, beberapa pos jaga, dan beberapa rumah dinas untuk para pejabat dari bupati, wedana, hingga camat. Seluruh pembangunan sarana dan
prasarana ini diatur oleh Dinas Pekerjaan Umum Mangkunegaran. Di kawasan Banjarsari dibangun perumahan elit yang disebut Villapark.
Seiring dengan pembangunan jalan-jalan, beliau juga membangun beberapa taman yaitu : Taman Tirtonadi, Partimah Park, Partinituin, dan Partinah Bosch.
commit to user
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Dalam penelitian historis yang berjudul
“ Perkembangan Perkotaan Di Praja Mangkunegaran Studi Tentang Kebijakan Mangkunegara VII , 1916
– 1944
“, penulis melakukan teknik pengumpulan data , baik data primer maupun sekunder melalui studi pustaka. Adapun perpustakaan yang digunakan dalam
mencari data – data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta.
b. Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta. c.
Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta.
d. Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Surakarta. e.
Perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran. 2.
Waktu Penelitian Waktu yang direncanakan untuk penelitian ini adalah sejak bulan
Oktober 2010 sampai dengan sekitar bulan April 2011.
B. Metode penelitian
Dalam suatu penelitian, peranan metode ilmiah sangat penting karena keberhasilan tujuan yang akan dicapai tergantung dari penggunaan metode yang
tepat. Kata metode berasal dari bahasa Yunani, methodos yang berarti cara atau jalan. Sehubungan dengan karya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara
kerja, yaitu cara kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan Koentjaraningrat, 1977 : 16.