4.7. Keluaran
yang Diharapkan pada Tahun Pertama
Pada tahun pertama dilakukan pengumpulan data primer dan sekunder yang
akan digunakan untuk analisa NEIO. Pengumpulan data penelitian dilakukan di Pemko
Medan, Pemkab Labuhan Batu dan Pemkab Serdang Bedagai, yang merupakan sentra
perkebunan kelapa sawit di Propinsi Sumatera Utara. Dengan menggunakan data
tersebut pada analisa NEIO keluaran yang diharapkan adalah:
a. Diketahui
perilaku persaingan pada pasar TBS, CPO dan minyak goreng domestik dengan
menggunakan 4 skenario dalam ukuran market power index masing‐ masing
pelaku pasar. b.
Diketahui dampak market power pada masing‐masing skenario terhadap
kesejahteraan petani dan konsumen akhir.
4.8. Metode
Estimasi
Untuk mengetahui perilaku tersebut digunakan METODE NEIO dengan 4 skenario
pada 3 jenis pasar sebagai berikut
jenis ps.
skenario 1:
skenario 2
skenario 3
skenario 4
ps. TBS
PPS hasil
θ PPS
hasil θ
ps. CPO
hasil θ
hasil ξ
hasil ξ
hasil θ
ps. Migor
hasil ξ
PPS hasil
ξ PPS
Universitas Sumatera Utara
Skenario 1
Pabrik minyak goreng dapat mempunyai oligopsony dan oligopoly power.
petani
PKS
pabrik migor
konsumen
o CPO
mg CPO
mg mg
mg
c P
k P
k
1 1
1 1
3
CPO CPO
CPO CPO
CPO
Q P
P Q
; elastisitas harga suplai CPO oleh PKS
Universitas Sumatera Utara
mg mg
mg mg
mg
Q P
P Q
1
; nilai absolut elastisitas permintaan minyak goreng oleh konsumen
yang berperilaku kompetitif
CPO CPO
CPO CPO
mg
Q q
q Q
; oligopsony market power pabrik minyak goreng
mg mg
mg mg
mg
Q q
q Q
adalah oligopoly market power pabrik minyak goreng
o
c
; biaya marjinal pengolahan dari CPO menjadi minyak goreng.
Q k
k Q
k Q
Q k
Q
CPO mg
CPO 1
2 2
1
;
Q k
Q k
k
3 1
2
atau
q k
q q
k q
mg CPO
3 1
;
k
1
dan k
2
merupakan rendemen CPO dan minyak goreng, dan k
3
= k
1
k
2
Untuk mendapatkan perilaku persaingan pabrik migor oligopoli dan oligopsoni diukur
market power index dengan perhitungan sebagai berikut:
Dengan data lapangan diketahui k1, k3, nilai rata‐rata Pmg dan Pcpo. Dengan
estimasi diketahui elastisitas supply dan demand. Sehingga semua komponen diketahui
kecuali MP index untuk oligopoly dan oligopsoni.
Dengan memasukkan semua nilai, maka dapat diketahui rasio MP indeks
mg mg
sebesar konstanta , di mana
; oligopsony market power pabrik minyak goreng dan
adalah oligopoly market power pabrik minyak goreng.
mg
mg
Jika atau
maka
mg mg
mg
mg mg
Artinya jika dari hasil perhitungan diperoleh konstanta nilai rasio MP indeks
sebesar 0, maka dapat dikatakan terdapat 2 kemungkinan, pabrik minyak goreng
berlaku kompetitif baik sebagai penjual maupun pembeli, atau hanya kompetitif sebagai
pembeli.
Universitas Sumatera Utara
Jika dan
maka
mg
mg
mg mg
Artinya jika dari hasil perhitungan diperoleh konstanta nilai rasio MP indeks
sebesar ,
maka dapat dikatakan bahwa pabrik minyak goreng berlaku kompetitif sebagai
penjual tetapi tidak sebagai pembeli. Jika maka
mg mg
mg mg
Artinya jika dari hasil perhitungan diperoleh konstanta nilai rasio MP indeks
yang positif, maka dapat dikatakan bahwa pabrik minyak goreng tidak berlaku
kompetitif baik sebagai penjual maupun sebagai pembeli.
Untuk mengetahui dampak market power pabrik minyak goreng terhadap
kesejahteraan petani dan konsumen akhir pada skenario 1 ini digunakan perhitungan
sebagai berikut:
Gambar 4.5 Pabrik minyak goreng dapat mempunyai oligopsony dan oligopoly power.
Harga migor
MC
mg
Q
F D
C B
A
S
CPO
Q S
TBS
Q S
mg
Q
E
Universitas Sumatera Utara
Pasar: migor
Produsen: pabrik migor S
mg
Supply pabrik migor migor merupakan derived demand dari supply PKS CPO
Konsumen: wholesaler D
mg
Demand wholesaler merupakan derived demand dari konsumen akhir retailer
Pada saat pabrik migor tidak mempunyai market power, S
mg
=D
mg
. Keseimbangan
berada di Q
1
, dengan harga jual pada konsumen akhir sebesar D, dan
harga beli TBS sebesar G. Pada saat itu kesejahteraan konsumen akhir ditunjukkan oleh
consumer surplius sebesar ADF, dan kesejahteraan petani ditunjukkan oleh producer
surplus sebesar IGJ.
Dengan adanya oligopoly dan oligopsony power pabrik migor, keseimbangan
dibentuk oleh MR
mg
=MC
mg
, dengan jumlah migor sebanyak Q
2
, harga jual yang diterima
konsumen akhir sebesar B dan harga beli TBS sebesar H. Pada keseimbangan baru ini
kesejahteraan konsumen akhir tinggal sebesar ABC, sedangkan petani tinggal sebesar
HIK. Perhitungan
surplus konsumen dilakukan dengan metode integrasi dengan menghitung
luas areal di bawah kurva demand dan di atas harga. Kemudian dibandingkan
surplus konsumen pada harga kompetitif dan harga yang berlaku. Harga kompetitif
diperoleh dengan menetapkan nilai sehingga
persamaan pada
scenario 1 menjadi
mg mg
o CPO
mg
c P
k P
k
1 3
dan dapat dihitung rasio harga minyak
goreng dan CPO
CPO mg
P P
pada kondisi kompetitif. Harga market power diperoleh dari
harga rata‐rata sampel.
K Q
2
D
r
Q D
mg
Q Q
1
MR
mg
Q J
I H
G Jumlah
migor
Universitas Sumatera Utara
Dampak market power dianalisa dengan melihat selisih CS dan PS pada kedua
titik keseimbangan tersebut. Selanjutnya dari hasil analisa tersebut dapat disarankan
jumlah subsidi atau penetapan harga yang optimal, yaitu yang dapat merubah kondisi
non kompetitif menjadi kondisi kompetitif. Dengan kata lain, kebijakan subsidi dan
penetapan harga tidak lagi hanya bersifat reaktif tetapi lebih ditujukan pada target
pencapain pasar kompetitif yang lebih efisien
Skenario 2
PKS dapat mempunyai oligopsony dan oligopoly power.
petani
PKS
pabrik migor
konsumen
1 1
1
1 1
c P
P k
TBS PKS
TBS CPO
PKS CPO
TBS TBS
TBS TBS
TBS
Q P
P Q
; elastisitas harga suplai TBS
Universitas Sumatera Utara
CPO CPO
CPO CPO
CPO
Q P
P Q
1
; nilai absolut elastisitas permintaan CPO oleh pabrik minyak
goreng
PKS PKS
PKS PKS
PKS
Q q
q Q
; oligopsony market power PKS dalam membeli TBS ke
petani.
CPO CPO
CPO CPO
PKS
Q q
q Q
; oligopoly market power PKS dalam menjual CPO ke pabrik minyak
goreng dan ; biaya marjinal pengolahan dari TBS menjadi CPO
o
c
1
Untuk mendapatkan perilaku persaingan PKS oligopoli dan oligopsoni diukur market
power index dengan perhitungan sebagai berikut:
Dari data lapangan diketahui k1, nilai rata‐rata Ptbs dan Pcpo. Dengan estimasi
diketahui elastisitas supply dan demand. Sehingga semua komponen diketahui kecuali
MP index untuk oligopoly dan oligopsoni. Dengan memasukkan semua nilai, maka dapat
diketahui rasio MP indeks
PKS PKS
sebesar konstanta, di mana
; oligopsony market
power PKS dan
adalah oligopoly market power PKS.
PKS
PKS PKS
PKS
PKS
Jika atau
maka
PKS PKS
. Artinya jika dari hasil
perhitungan diperoleh konstanta nilai rasio MP indeks sebesar 0, maka dapat dikatakan
terdapat 2 kemungkinan, PKS berlaku kompetitif baik sebagai penjual maupun pembeli,
atau hanya kompetitif sebagai pembeli.
Jika dan
maka
PKS
PKS
PKS PKS
. Artinya jika dari hasil perhitungan
diperoleh konstanta nilai rasio MP indeks sebesar
, maka dapat dikatakan bahwa PKS
berlaku kompetitif sebagai penjual tetapi tidak sebagai pembeli.
Jika maka
PKS PKS
PKS PKS
Universitas Sumatera Utara
Artinya jika dari hasil perhitungan diperoleh konstanta nilai rasio MP indeks
yang positif, maka dapat dikatakan bahwa PKS tidak berlaku kompetitif baik sebagai
penjual maupun sebagai pembeli. Untuk mengetahui dampak market power PKS
terhadap kesejahteraan petani dan konsumen akhir pada skenario 2 ini digunakan
perhitungan sebagai berikut:
Gambar 4.6 PKS dapat mempunyai oligopsony dan oligopoly power.
F D
C B
A
S
TBS
Q S
CPO
Q
P
c
MC
CPO
Q
Harga CPO
Universitas Sumatera Utara
D
CPO
Q K
D
r
Q
Q
2
Qc I
G J
MR
CPO
Q D
mg
Q
Jumlah CPO
H
Pasar: CPO
Produsen: PKS S
CPO
atau S
PKS
Supply PKS CPO merupakan derived demand dari supply petani TBS
Konsumen: pabrik migor D
CPO
Demand pabrik migor merupakan derived demand dari wholesaler yang merupakan
derived demand dari konsumen akhir retailer
Pada saat PKS tidak mempunyai market power, S
CPO
=D
CPO
. Keseimbangan
berada di Q
1
, dengan harga jual pada konsumen akhir sebesar D, dan harga beli TBS ke
petani sebesar G. Pada saat itu kesejahteraan konsumen akhir ditunjukkan oleh
consumer surplus sebesar ADF, dan kesejahteraan petani ditunjukkan oleh producer
surplus sebesar IGJ.
Dengan adanya oligopoly dan oligopsony power PKS, keseimbangan dibentuk
oleh MR
CPO
=MC
CPO
, dengan jumlah migor sebanyak Q
2
, harga jual yang diterima
konsumen akhir sebesar B dan harga beli TBS dari sebesar H. Pada keseimbangan baru
ini kesejahteraan konsumen akhir tinggal sebesar ABC, sedangkan petani tinggal
sebesar HIK.
Perhitungan surplus konsumen dilakukan dengan metode integrasi dengan
menghitung luas areal di bawah kurva demand dan di atas harga. Kemudian
dibandingkan surplus konsumen pada harga kompetitif dan harga yang berlaku. Harga
Universitas Sumatera Utara
kompetitif diperoleh dengan menetapkan nilai
sehingga persamaan
pada scenario 2 menjadi
dan dapat dihitung rasio harga CPO dan
TBS
PKS PKS
1
1
c P
P k
TBS CPO
TBS CPO
P P
pada kondisi kompetitif. Harga market power diperoleh dari harga rata‐rata
sampel. Dampak market power dianalisa dengan melihat selisih CS dan PS pada kedua
titik keseimbangan tersebut.
Skenario 3
Successive oligopoly power pada PKS dan pabrik minyak goreng
Pada tahap I, oligopoly power PKS ditentukan
dengan
persamaan berikut:
1
1 c
P
TBS CPO
PKS
1
P k
CPO
Dengan kondisi tersebut pada tahap 2, oligopoly
power pabrik minyak goreng ditentukan dengan
persamaan berikut:
1 1
1 1
c k
c P
CPO PKS
TBS mg
mg
3
P k
mg
petani
PKS
pabrik migor
konsumen
petani
PKS
pabrik migor
Skenario 4
Successive oligopsony power pada PKS dan pabrik
minyak goreng
Pada tahap I, oligopsony power PKS ditentukan
dengan
persamaan berikut:
konsumen Universitas Sumatera Utara
o CPO
mg CPO
mg
c P
k P
k
1
1 3
Dengan kondisi tersebut pada tahap 2, oligoposony power pabrik minyak
goreng ditentukan dengan persamaan berikut:
o TBS
PKS TBS
CPO mg
mg
c P
k c
P k
k
1 1
1 3
1 1
4.9. Data