BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Latihan Fisik
Menurut Caspersen, 1985 istilah latihan fisik dan aktivitas fisik sering tertukar penggunaannya. Aktivitas fisik diartikan pada gerakan tubuh yang dihasilkan
oleh otot rangka yang mengeluarkan energi, yang pada masing-masing orang bervariasi diukur oleh kilokalori. Latihan fisik adalah subkategori dari aktivitas fisik
yang direncanakan, terstruktur, berulang, dan bermanfaat dalam arti untuk perbaikan atau pemeliharaan dari satu atau lebih komponen kebugaran fisik pada seseorang.
2.2. Respon fisiologis terhadap latihan fisik
Menurut Ji 1999, selama aktifitas fisik maksimal, konsumsi oksigen seluruh tubuh meningkat sampai 20 kali, sedangkan konsumsi oksigen pada serabut otot
diperkirakan meningkat 100 kali lipat, sebagian kecil dari oksigen tersebut ±2-4 akan dirubah menjadi superoksida melalui transport elektron.
Pada latihan fisik energi yang diperlukan akan bertambah. Penambahan energi tersebut dapat dilaksanakan dengan menggunakan sistem aerobik dan anaerobik. Bila
digunakan sistem energi aerobik, maka diperlukan penambahan pasokan oksigen, namun penambahan pasokan oksigen ini memerlukan waktu, karena memerlukan
adaptasi sistem respiratori dan kardiovaskular Widiyanto, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Bila latihan tersebut terjadi dengan intensitas tinggi dan dalam jangka waktu yang pendek, maka peningkatan pasokan oksigen belum terpenuhi, sehingga terpaksa
digunakan sistem anaerobik yang produk akhirnya adalah asam laktat. Asam laktat akan menurunkan pH dalam otot maupun darah. Selanjutnya penurunan pH ini akan
menghambat kerja enzim-enzim glikolitik dan mengganggu reaksi kimia didalam sel otot. Keadaan ini akan mengakibatkan kontraksi otot bertambah lemah dan akhirnya
otot mengalami kelelahan Widiyanto, 2007. Apabila melakukan latihan fisik maksimal secara teratur, maka produksi asam
laktat menjadi lebih sedikit pada saat melakukan latihan fisik maksimal. Selain itu, respon fisiologis tubuh juga mengalami perubahan saat melakukan latihan fisik
maksimal, perubahan tersebut antara lain konsumsi oksigen dan produksi CO
2
menjadi lebih sedikit, ventilasi secara dramatis menurun. Walaupun ventilasi menurun, PCO
2
dan pH arteri tetap normal Casaburi, 1992.
2.3. Radikal bebas