BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Teori Tentang Pariwisata
2.1.1 Pengertian Pariwisata
Margenroth dalam Yoeti 1996 menyatakan bahwa pariwisata adalah lalu lintas orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk sementara waktu,
untuk berpesiar ke tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi kebutuhan hidup dan kebudayaan
atau keinginan yang beranekaragam dari pribadinya.
McIntosh dan Gupta dalam Pendit 2002 menyatakan bahwa pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan,
bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses penarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya.
Hunzieker dan Krapt dalam Yoeti 1996 menyatakan kepariwisataan adalah keseluruhan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman
orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang
bersifat sementara itu.
Berdasarkan definisi pariwisata yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk
sementara waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain, dengan
Universitas Sumatera Utara
maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata hanya untuk menikmati perjalanan tersebut, bertamasya atau
berekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
2.1.2 Bentuk-Bentuk Pariwisata
Menurut Pendit 2002bentuk-bentuk pariwisata dapat dibagi menurut: 1. Asal wisatawan
Perlu diketahui apakah wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri berarti wisatawan hanya pindah tempat
sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selama ia mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik, sedangkan ia
datang dari luar negeri disebut pariwisata internasional. 2. Akibatnya terhadap neraca pembayaran
Kedatangan wisatawan luar dari luar negeri adalah membawa mata uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif
terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, yang ini disebut pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga
negara keluar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri nya, disebut pariwisata pasif.
3. Jangka waktu Kedatangan seorang
wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau
negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangka pendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung
Universitas Sumatera Utara
kepada ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan.
4. Jumlah wisatawan Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang datang, apakah
sang wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbullah istilah- istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.
5. Alat angkut yang digunakan Dilihat dari segi penggunaan alat angkutan oleh wisatawan, maka kategori
ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api, pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba
dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil.
2.1.3 Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata