x
BAB I PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Negara Indonesia yang mengalami suatu proses perubahan yang cukup pesat, khususnya dalam bidang ekonomi, arus globalisasi, baik berupa manusia,
modal, teknologi, informasi, budaya, dan sebagainya. Proses perubahan yang cukup pesat melanda dan menuntut keterbukaan serta kejujuran, persaingan
semakin meningkat, makin banyaknya perusahaan yang go public dan bahkan go internationa
l, serta tuntutan yang semakin besar untuk kehidupan demokratis ,
membuat fungsi public relations di Indonesia makin strategis, tidak lagi sekedar ornamen penghias perusahaan seperti citra yang melekat pada Public Relations
s elama ini. Kompetitif yang menuntut kemajuan dalam memenuhi segala aspek
kehidupan organisasi atau perusahaan yang menyangkut publik internal organisasi. Public Relations sebagai suatu dimensi yang berorientasi pada
penciptaan itikad baik goodwill sehingga dapat memberikan kepercayaan terhadap organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Dengan berkembangnya
teknologi dan globalisasi informasi terutama yang menyangkut teknologi komunikasi elektronika membawa kepada alur komunikasi semakin berkembang
pesat, oleh sebab itu setiap organisasi dituntut menciptakan hubungan dan selalu
berusaha untuk mengikat publiknya.
Seorang Public Relations memiliki peranan yang penting dalam suatu perusahaan atau lembaga, yaitu menumbuhkan citra yang positif dari perusahaan
atau lembaga yang ditanganinya. Menumbuhkan citra yang positif tersebut
xi
bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan karena itu semua bermuara kepada fungsi dan tugas-tugas sehari-hari seorang public relations. Olehkarena itu
seorang pelaksana public relations idealnya dapat melaksanakan cakupan kegiatan internal dan eksternal dari suatu perusahaan atau lembaga. Salah satu kegiatan
public relations secara eksternal, mengacu kepada usaha pelaksana public
relations untuk menjalin dan meningkatkan hubungan terhadap pihak luar
organisasi, seperti pemerintah, komunitas, konsumen dan lain-lain. Setiap perusahaan membutuhkan kerja sama dengan publiknya baik itu publik internal
maupun eksternal. Public internal terdiri dari karyawan, pimpinan perusahaan ,
para pemegang saham, sedangkan publik eksternal terdiri dari customer public publik pelanggan, community public, goverment public, educational public, dan
press public. Perhotelan merupakan salah satu perusahan jasa yang sedang tumbuh
subur dewasa ini, peranan public relations banyak mendukung pemasaran jasa yang ditawarkan. Perkembangan usaha perhotelan sebagai salah satu sarana
penunjang pariwisata dewasa ini semakin kompetitif sifatnya. Mereka yang berkecimpung dalam dunia perhotelan menganggap bidang usaha ini sebagai
suatu industri, tetapi jenis usaha industri yang memiliki karakteristik tersendiri. Menurut SK Menteri Perhubungan No. SK 24H70 tahun 1970 peraturan pokok
pengusahaan Hotel, pasal sub 10 a. Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan serta menyajikan hidangan serta fasilitas lainnya
dalam hotel untuk umum. Memenuhi syarat-syarat comfort dan bertujuan komersil. Pelayanan hotel akan dilihat dan dinilai baik para tamu sebagai
konsumen jika jasa itu diberikan secara cepat, tepat seksama, juga dengan
xii
keramahtamahan. Itulah sebabnya bidang perhotelan disebut sebagai Service Industry, Hospitality Industry
atau Industry of Hospitality. Hotel sebagai badan usaha profit amatlah tergantung kepada jumlah tamu
yang menginap maka tidak mengherankan bila banyak hotel melakukan banyak cara untuk memperkenalkan jasa hotelnya kepada masyarakat luas, diantaranya
melakukan kerjasama dengan Travel biro, jaringan anak hotel perusahaan yang sama pada umumnya pada hotel besar dan berbintang, iklan dimedia cetak surat
kabar, majalah, media elektronik radio, televisi serta yang tidak kalah pentingnya masih dalam rangka memperkenalkan diri dan mengingatkan kembali
konsumen sasaran, banyak perusahaan mengeluarkan iklan langsung seperti brosur, folder, leafleat
, dan sebagainya. Setiap orang yang mendapat, mendengar,
membaca iklan atau yang langsung mengetahui keberadaan hotel dapat menceritakannya kepada setiap relasi nya. Karena itu dapat diharapkan melalui
iklan perusahaan dapat menjaring konsumen tamu sebanyak mungkin. Iklan adalah bagian dari bauran promosi promotion mix, dan bauran
promosi adalah bagian dari bauran pemasaran marketing mix, secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk atau jasa yang
ditujukan kepada masyarakat R. Kasali, 1992 : 9. Iklan baik yang bersifat produk barang, jasa, dan layanan masyarakat. Pada dasarnya memberikan
informasi pada audience atau pembaca tentang ciri, kualitas, dan keunggulan, sesuatu hal yang bersifat persuasi. Membujuk orang atau audience untuk memiliki
atau membeli suatu produk bila ia berupa iklan produk barang dan mempengaruhi audience agar menanggapi atau termotivasi membuat sesuai
dengan yang diinginkan pembuat iklan bila ia berupa iklan produk jasa.
xiii
Hakikat dari usaha perhotelan adalah pemuasan keinginan atau kebutuhan para tamu dan pelanggan hotel. Ada sekian aspek yang harus kita perhatikan
terutama dalam memperhatikan kebutuhan masyarakat konsumen tersebut, yaitu tentang apa yang menjadi perhatian, minat dan keyakinannya terhadap jasa yang
ditawarkan kepadanya sehingga untuk itu diperlukan promosi yang baik, yaitu dengan menonjolkan keempat syarat hotel yang baik, yaitu fasilitas, pelayanan
service, tarif rate, dan lokasi place. Grand Swiss-bel Hotel Medan merupakan salah satu hotel berbintang lima
di kota medan yang mengalami peningkatan daya huni kamar dari tahun ke tahun reservasi Grand Swiss-bel Hotel Medan, agustus 2010. Persaingan bisnis yang
kian ketat, dilihat dalam bidang kepariwisataan seperti perkembangan hotel berbintang di kota Medan menyebabkan masing-masing managemen perusahaan
perhotelan berusaha dalam memperoleh dukungan publik melalui image positif yang dapat mempengaruhi jumlah konsumen dari masing-masing hotel.
Grand Swiss-bell Hotel yang berdiri sejak 23 september 2008 merupakan salah satu hotel berbintang lima ketiga di medan setelah Grand Angkasa Hotel
Medan dan Hotel Aryaduta Medan setelah itu selanjutnya diikuti hotel berbintang lima lainnya. Grand Swiss-bel Hotel Medan memiliki tujuh departemen yang
salah satunya adalah Departement Sales Marketing. Bagian ini memiliki bagian public
relations yang memiliki tugas dan kewajiban sebagai media promosi dan penjualan.
Kegiatan Public relations Grand Swiss-bell Hotel Medan bergerak dibidang marketing public relations yang cenderung berhubungan dengan media
xiv
dalam hal ini peningkatan penjualan dengan membentuk image publikasi untuk pemasaran. Pubilc Relations Grand Swiss-bell Hotel Medan senantiasa berusaha
menampilkan citra positif sebagai hotel yang eksklusif terhadap konsumennya dalam menjaring calon konsumen tamu
. Grand Swiss-bel Hotel Medan membuat berbagai kiat pemasaran yang
salah satunya adalah dengan mengeluarkan iklan langsung brosur. Adanya iklan
langsung tersebut, diharapkan calon konsumen tamu lebih jauh mengenal keberadaan Grand Swiss-bell Hotel Medan terutama tentang fasilitas dan jasa
yang ditawarkan. Kiat pemasaran ini dibarengi dengan penyebaran secara menyeluruh kepada calon konsumen ketempat-tempat strategis seperti Airport,
biro perjalanan, dan di hotel itu sendiri. Gencarnya penyebaran iklan langsung ini dimaksudkan untuk menampilkan citra positif akan keberadaan Grands Swiss-bell
Hotel Medan di tengah-tengah masyarakat kerena lewat citra yang positif inilah diharapkan timbul perhatian, minat, dan keyakinan konsumen pemakai yang
dalam hal ini adalah tamu dan calon tamu untuk menginap. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk
meneliti sejauh mana terpaan media eksternal Public Relations Grand Swiss-bel Hotel Medan berhubungan dengan keputusan pelanggan untuk menginap.
Pemilihan Grand Swiss-bel Hotel Medan yang berpredikat bintang lima karena dianggap sebagai
salah satu hotel yang mewakili hotel-hotel berbintang lima di kota Medan.
xv
I.2 PERUMUSAN MASALAH