1.
Menerima receiving artinya bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.
2.
Merespon responding yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi
dan sikap.
3.
Menghargai valuing yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga
kecenderungan untuk bertindak.
4.
Bertanggung jawab responsible yaitu yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap
yang paling tinggi.
2.3.2. Ciri-ciri sikap adalah :
1. Sikap seseorang tidak dibawa sejak lahir, tetapi harus dipelajari selama
perkembangan hidupnya. 2.
Sikap itu tidak semata-mata berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dengan suatu objek, pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan suatu
objek saja, melainkan juga dapat berkenaan dengan deretan-deretan objek yang serupa.
3. Sikap, pada umumnya mempunyai segi-segi motivasi dan emosi, sedangkan
pada kecakapan dan pengetahuan hal ini tidak ada.
2.4. Tindakan Practice
Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behavior. Untuk terbentuknya suatu sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain
Universitas Sumatera Utara
fasilitas. Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan support dari pihak lain didalam tindakan atau praktik Notoatmodjo, 2010.
Adapun tingkatan dari tindakan antara lain: a.
Persepsi Persepsi merupakan tindakan tingkat pertama yaitu memilih dan mengenal
objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. b.
Respon terpimpin Respon terpimpin adalah jika seseorang mampu melakukan sesuatu sesuai
dengan urutan yang benar, sesuai dengan contoh yang diberikan. c.
Mekanisme Mekanisme maksudnya bila seseorang mampu melakukan sesuatu dengan
benar secara otomatis sudah merupakan kebiasaan. d.
Adopsi adaptasi Adopsi merupakan praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
2.5. Model Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Model ini dikembangkan oleh Andersen 1968 yaitu teori pemanfaatan terhadap pelayanan kesehatan. Di dalam model ini terdapat 3 karakteristik
pelayanan kesehatan yaitu : 1
Karakteristik Predisposisi Digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa setiap individu mempunyai
suatu kecenderungan dalam menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda- beda. Dikelompokkan dalam 3 kelompok :
a. Ciri-ciri demografi, seperti jenis kelamin dan umur.
b. Struktur sosial, yakni pendidikan, pekerjaan, kepercayaan dan budaya.
Universitas Sumatera Utara
c. Manfaat-manfaat kesehatan, seperti keyakinan bahwa pelayanan kesehatan
dapat menolong menyembuhkan suatu penyakit. Andersen juga percaya bahwa :
1 Setiap orang atau individu mempunyai karakteristik yang berbeda dan
punya tipe, frekuensi penyakit, pola penggunaan pelayanan kesehatan yang juga berbeda.
2 Setiap individu mempunyai struktur sosial, gaya hidup yang juga berbeda
yang pada akhirnya juga membuat pola penggunaan pelayanan kesehatan juga berbeda.
3 Setiap individu juga mempunyai kepercayaan terhadap kemanjuran
pengobatan di dalam pelayanan kesehatan. 2
Karakteristik Pendukung Karakteristik ini mencerminkan bahwa penggunaan pelayanan kesehatan
tergantung pada kemampuan konsumen dalam membayar walaupun ia mempunyai predisposisi dalam menggunakan pelayanan kesehatan, ia tidak
akan bertindak untuk menggunakannya kecuali ia mampu. Ketersediaan pelayanan kesehatan, jarak pelayanan kesehatan, jumlah tenaga kesehatan
sebagaimana asumsi andersen bahwa semakin banyak dan dekat pelayanan kesehatan maka makin banyak yang memanfaatkan pelayanan kesehatan itu
dan makin sedikit ongkos yang di keluarkan oleh masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
3 Karakteristik Kebutuhan
Faktor predisposisi dan pemungkin dapat terwujud dalam tindakan mencari pengobatan apabila itu dirasakan sebagai kebutuhan. Dengan kata lain
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan, bilamana tingkat predisposisi dan enabling itu ada.
2.5.1. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemanfaatan
a. Umur
Menurut Green 1991 umur adalah salah satu faktor demografi yang mempengaruhi perilaku seseorang.
b. Jenis kelamin
Sullivan Thompson dalam Smeet 1994 menyatakan bahwa wanita lebih banyak melaporkan adanya gejala penyakit dan berkonsultasi dengan dokter
dibandingkan dengan laki-laki. c.
Pendidikan Penelitian yang dilakukan oleh Sutanto 2006 menunjukkan bahwa secara
statistik ada hubungan bermakna antara pendidikan dengan pemanfaatan posbindu lansia.
d. Pekerjaan
Penelitian Lestari 2010 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan pemanfaatan posbindu lansia.
e. Pengetahuan
Penelitian Ariyani 2011 menunjukkan secara statistik adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemanfaatan posbindu lansia.
f. Sikap Terhadap Posbindu Lansia
Penelitian Ariyani 2011 menunjukkan secara statistik adanya hubungan yang bermakna antara sikap dengan pemanfaatan posbindu lansia.
Universitas Sumatera Utara
g. Jarak Tempuh
Penelitian yang dilakukan oleh Ariyani 2011 menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara jarak tempuh posbindu lansia dengan pemanfaatan
posbindu lansia dimana para lansia lebih cenderung 2,47 kali memanfaatkan posbindu lansia dibandingkan dengan lansia yang mempunyai jarak rumah
yang jauh.
2.6. Perilaku Kesehatan
Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang organisme terhadap stimulus atau
objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan
dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu : a.
Perilaku pemeliharaan kesehatan Health maintanance Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. b.
Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan health seeking behavior.
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai
dari mengobati sendiri self treatment sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
c. Perilaku kesehatan lingkungan
Bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak
mempengaruhi kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri,
keluarga, atau masyarakatnya.
Universitas Sumatera Utara
2.7. Lansia