pemeriksaan kadar gula darah, pemeriksaan fisik, senam, dan terapi Erfandi, 2008.
5.3.2 Pengetahuan Penderita DM Tentang Pelayanan
Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 4.5 diketahui bahwa terdapat 5 orang 16,7 tidak tahu pelayanan kesehatan yang diberikan di posbindu lansia.
Hasil penelitian Aswan 2006 di Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah, bahwa persepsi lansia tentang posbindu lansia yang meliputi
harapan terhadap pemeriksaan dan pengobatan mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan posbindu lansia.
Menurut Notoatmodjo 2007, mengatakan bahwa kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Katz dalam Notoatmodjo 2007, seseorang dapat bertindak berperilaku positif terhadap objek demi pemenuhan kebutuhannya.
5.3.3 Pengetahuan Penderita DM Tentang Kesehatan Yang Diadakan Posbindu Lansia
Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 4.6 diketahui bahwa terdapat 14 orang 46,7 yang ingin mengetahui kebersihan diri. Hal ini tidak sesuai dengan
harapan peneliti dimana penderita DM tidak hanya ingin mengetahui DM, tetapi ingin mengetahui kebersihan diri juga. Hasil penelitian Kuswardani 2009, dari
106 responden terdapat 80 orang 75,5 lansia mempunyai perilaku kurang dalam merawat dirinya sendiri.
Hasil penelitian Rekawati 2010 menemukan dari 36 lansia yang diteliti mengenai kemampuannya dalam pemenuhan perawatan diri di Jakarta Timur,
terdapat 42 lansia termasuk kategori cukup melakukan perawatan diri. Menurut
Universitas Sumatera Utara
Rachman 2010, menyatakan umumnya kelompok lansia relatif kurang memperhatikan estetika penampilan dirinya terutama terhadap perawatan
kebersihan tubuh secara fisik. Berdasarkan hasil wawancara, bahwa lansia ingin mandiri dari keluarga
seperti menjaga kebersihan dirinya. Maka diharapkan kepada petugas kesehatan melakukan penambahan kegiatan penyuluhan kepada lansia mengenai kebersihan
diri melalui kegiatan posbindu lansia.
5.3.4 Pengetahuan Penderita DM Tentang Program Posbindu Lansia