Kehamilan yang terjadi pada usia terlalu muda adalah wanita yang hamil usianya kurang dari 20 tahun yang dapat berisiko keguguran, preeklamsia tekanan darah
tinggi, oedema, proteinuria, eklampsia keracunan kehamilan, timbulnya kesulitan persalinan, bayi lahir sebelum waktunya, berat bayi lahir rendah,
merembesnya air seni ke vagina, keluar gas dan vesestinja kevagina, kanker leher rahim dan resiko ini dapat meningkatkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
5.2 Gambaran Karakteristik Informan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa informan yang terpilih sudah sesuai dengan azas kesesuaian, yang mana sampel yang dipilih
dalam penelitian ini yaitu ibu muda yang menikah usia dini berusia 16-19 tahun. Berdasarkan hasil penelitian dari 6 informan diketahui jenjang pendidikan dari 6
informan, terdapat 2 informan berpendidikan smp, dan 4 informan berpendidikan sma. Jika dilihat dari tempat bersalin, 5 informan bersalin dengan bidan namun
bidannya dipanggil kerumah, dan 1 informan bersalin di rumah sakit dikarenakan informan tersebut harus melakukan operasi dalam persalinannya. Untuk
karakteristik informan orang tua diketahui orang tua yang tinggal bersama dengan anaknya sehingga dapat mengetahui apa peran orang tua selama kehamilan
anaknya. Dan untuk karakteristik bidan, bidan yang menjadi informan berpendidikan d3 kebidanan, yang bekerja sebagai bidan desa di desa sidodadi.
Masalah kesehatan reproduksi dalam kehamilan dan persalinan ibu muda yang menikah usia dini dipengaruhi oleh:
Universitas Sumatera Utara
5.3 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecap. Pengetahuan akan
memberikan panguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam berperilaku. Proses penginderaan diperoleh baik dalam bentuk pengamatan
sendiri, pengalaman orang lain atau teori yang diperoleh dari media massa sehingga orang tersebut dapat memahami segala gejala sosial yang dihadapinya
Notoatmodjo,2007. Secara garis besar pengetahuan dibagi 6 aitem yaitu :
1. Tahu know Tahu diartikan sebagai recall memanggil memori yang telah ada sebelumnya
setelah mengamati sesuatu. 2. Memahami comprehention
Memahami suatu objek, seseorang harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya.
3. Aplikasi application Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek dapat menggunakan
atau mengaplikasikan prinsip yang diketahuinya tersebut pada situasi yang lain. 4. Analisis analysis
Analisis adalah kemampuan seseorang atau memisahkan. Kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau
objek yang diketahui.
Universitas Sumatera Utara
5. Sintesis shynntesis Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.
6. Evaluasi evalution Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian
terhadap suatu objek tertentu Taufik, 2007. Ibu-ibu muda yang menikah dini di Desa Sidodadi masih mempunyai
pengetahuan yang kurang tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan pada wanita menikah diusia dini. Bahkan mereka tidak mengetahui apa dampak dari
pernikahan yang terlalu muda terhadap kesehatan reproduksi mereka semasa kehamilan dan persalinan. Mereka beranggapan pernikahan diusia dini sudah
biasa terjadi dan tidak ada hubungannya dengan kehamilan maupun persalinan mereka.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan informan, peneliti melihat dari 1 tanda bahaya kehamilan usia dini 2 masalah yang terjadi pada kehamilan dan
persalinan bila menikah usia dini 3 dampak bila tidak melakukan pemeriksaan kehamilan
1. Tanda Bahaya Kehamilan Usia Dini
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 6 informan, 4 diantaranya dapat diketahui bahwa pengetahuan informan tentang tanda bahaya kehamilan usia dini
masih kurang, seperti yang diungkapkan informan sebagai berikut: “tanda bahaya kehamilan ya dek? Apa ya dek. Kurang tau juga dek.”
Universitas Sumatera Utara
Informan lain mengatakan: “aduh, gak tau dek. Pokoknya tanda bahayanya kalo ada sakit sakitlah
dek. Jangan dibiarin. Gitu aja dek.” Informan lain yang mengetahui sedikit tentang tanda bahaya kehamilan usia dini
juga mengatakan: “Kurang tau dek. Ya kalo bahaya kehamilan palingan yang kutahu cuma
pendarahan aja tapi aku juga gak tau karna apa.” Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan usia dini merupakan hal
penting bagi setiap wanita yang telah menikah, termasuk remaja putri yang menikah dini. Dengan pengetahuan tentang kehamilan yang cukup wanita akan
lebih siap menghadapi kehamilan dan tidak mudah mengalami kecemasan dan bisa tahu untuk mengambil keputusan apabila mengalami tanda baha kehamilan.
Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Fitrianis Mulyasari 2009 mengenai tingkat pengetahuan ibu muda yang menikah usia dini tentang bahaya
kehamilan usia dini yaitu menunjukkan ada hubungan antara umur responden usia 16-19 tahun dengan tingkat pengetahuan responden tentang tanda bahaya
kehamilan yang diperoleh dari 16 orang yang berumur antara 16-27 tahun diperoleh yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan kurang yaitu 11
orang 68,8 dan dari 22 orang yang berumur antara 28-39 tahun diperoleh yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 18 orang 81,8.
Universitas Sumatera Utara
2. Masalah yang terjadi pada Kehamilan dan Persalinan Ibu yang
Menikah Usia Dini
Kehamilan pada masa remaja mempunyai risiko medis yang cukup tinggi, karena pada masa remaja ini, alat reproduksi belum cukup matang untuk
melakukan fungsinya. Rahim baru siap malakukan fungsinya setelah umur 20 tahun, karena pada usia ini fungsi hormonal melewati masa kerjanya yang
maksimal. Rahim pada seorang wanita mulai mengalami kematangan sejak umur 14 tahun yang ditandai dengan dimulainya menstruasi. Pematangan rahim dapat
pula dilihat dari perubahan ukuran rahim secara anatomis. Pada seorang wanita, ukuran rahim berubah sejalan dengan umur dan perkembangan hormonal
Kusmiran, 2011. Pada usia 14-18 tahun, perkembangan otot-otot rahim belum cukup baik
kekuatan dan kontraksinya sehingga jika terjadi kehamilan rahim dapat ruptur robek. Di samping otot rahim, penyangga rahim juga belum cukup kuat untuk
menyangga kehamilan sehingga resiko yang lain dapat juga terjadi yaitu prolapsus uteri
turunnya rahim ke liang vagina pada saat persalinan. Remaja berisiko paling besar untuk menghadapi masalah dalam masa
hamil dan melahirkan anak termasuk insiden bayi berat lahir rendah. Studi di New York menunjukkan berat bayi lahir berkurang 200-400 gram pada ibu yang
melahirkan usia 15 tahun dibanding 19-30 tahun. Hal ini merupakan risiko tinggi dalam proses kehamilan dan persalinan Aritonang, 2010.
Bayi dengan berat lahir rendah biasanya juga disebabkan karena kurangnya perhatian terhadap pemberian suplemen gizi selama hamil, khususnya
Universitas Sumatera Utara
yang mengandung zat besi, kalsium dan vitamin A. Setelah bayi lahir, sering juga terjadi kekurangan atau salah gizi pada bayinya. Karena pada usia dini, biasanya
secara ekonomi belum mencapai kemandirian apalagi mapan Indiarti, 2007. Dari hasil penelitian dari 6 informan, 4 informan tidak mengetahui
masalah yang terjadi pada kehamilan ibu yang menikah usia dini , seperti yang diungkapkan informan sebagai berikut:
“kurang tau ya masalahnya apa tapi aku kemaren sempat agak oyong oyong
pusing gitu” Informan lain mengatakan :
“Ehmm masalahnyapun aku gak tau juga dek. Gak pernah dengar juga. Tapi aku kemaren sempat anemia. Mungkin itu ya.
Informan lain juga mengatakan: “kalo masalah apa ya kak. Gak tau pasti sih kak. Palingan mungkin gak
jaga makan ya kak terus makannya biasa gitu aja jadi waktu hamil suka suka pusing”
Dari hasil penelitian dari 6 informan, 3 informan tidak mengetahui masalah yang terjadi pada persalinan ibu yang menikah usia dini , seperti yang
diungkapkan informan sebagai berikut: “Kalo pas persalinan mungkin kayak yang dialami perempuan melahirkan
lainnya ya. Tapi aku kemaren waktu persalinan agak susah dek..” Informan lain juga mengatakan:
“kalo masalah melahirkannya aku kurang tau dek”
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian Rosita sirait di Kabupaten Simalungun tahun 2012 tentang dampak perkawinan dini terhadap kehamilan dan persalinan. Diperoleh
hasil bahwa dapat dilihat sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 99 orang responden 95,2. Dapat disimpulkan bahwa dari 104
orang responden, ada 99 orang 95,2 tidak mengetahui dampak perkawinan dini pada kehamilan dan persalinan.
Masalah kesehatan dalam kehamilan yang terjadi pada ibu muda tersebut adalah anemia. Anemia pada masa kehamilan dapat mengakibatkan efek buruk
baik pada wanita hamil itu sendiri maupun pada bayi yang akan dilahirkan. Anemia pada ibu hamil akan meningkatkan risiko dan cenderung mendapatkan
kelahiran prematur atau Berat Badan Lahir Rendah BBLR, risiko perdarahan sebelum dan saat persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya
bila ibu hamil tersebut menderita anemia berat. Selain dampak tumbuh kembang janin, anemia pada ibu hamil juga
mengakibatkan terjadinya gangguan plasenta seperti hipertrofi, klasifikasi dan infark, sehingga terjadi gangguan fungsinya. Hal ini dapat mengakibatkan
gangguan pertumbuhan janin.Wiknyosastro,2008. Berdasarkan penelitian Chi, dkk menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu adalah 70 untuk ibu yang anemia
dan 19,7 untuk mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-20 secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia, anemia pada kehamilan juga
berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibuSarwono,2008 Penelitian yang dilakukan di Desa Sidodadi didapatkan bahwa para
responden ada sebagian yang tidak mengetahui masalah yang terjadi pada
Universitas Sumatera Utara
kehamilan dan persalinan bila ibu hamil dengan usia yang sangat muda. bagi mereka kehamilan diusia muda sudah biasa terjadi di Desa Sidodadi walaupun
mereka tidak mengetahui dampaknya bagi kehamilan dan persalinan. Sebagian responden yang mengalami dampaknya bagi kehamilan maupun persalinannya
tidak menyadari bahwa itu merupakan masalah bagi kehamilan dan persalinan dengan usia yang masih muda.
3. Pemeriksaan Kehamilan Antenatal Care
Antenatal care ANC adalah pemeriksaan kehamilan untuk menyiapkan
diri sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas sehingga keadaan mereka masa postpartum
sehat dan normal, tidak hanya fisik, tetapi juga mental Prawirohardjo, 2006. Perawatan antenatal PAN adalah pemeriksaan yang sistematik dan teliti
pada ibu hamil, pada perkembanganpertumbuhan janin dalam kandungannya serta penanganan ibu hamil dan bayinya saat dilahirkan dalam kondisi yamg
terbaik Hanafiah, 2006. Dari hasil penelitian dari 6 informan, 3 informan tidak lengkap dalam
pemeriksaan kehamilannya padahal mereka tahu dampak bila tidak memeriksakan kehamilan, seperti berikut:
“periksa hamil kayaknya 4 kali ya dek. Karna aku periksa hamil Cuma 1 kali aja waktu bulan pertama sih setelah itu aku gak ada periksa hamil
lagi. Makanya berat anakku dulu rendah. Karna aku gak pernah kebidan”
Universitas Sumatera Utara
Informan lain mengatakan: “periksa hamil 4 kali kak. Tapi aku aja yang malas kak periksa periksa
gitu. Informan lain juga mengatakan:
“periksa hamil 4 kali ya dek. Aku periksa hamil gak lengkap. makanan gak aku jaga juga makanya aku bisa darah tinggi. Tapi gak tau jugalah
ntah karna apa dek” Pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam kandungan dan untuk mendeteksi secara dini bila ada kelainan pada janin. Hasil penelitian Fithriany yang dilakukan di Kecamatan Cot
glie didapati ibu yang mempunyai usia berisiko usia 20 dan usia 35 tahun tidak memeriksakan kehamilan sesuai standar sebanyak 25. Meskipun hanya
sebagian kecil ibu yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai standar, hal tersebut tidak boleh diabaikan karena sangat besar manfaat pemeriksaan
kehamilan terhadap keselamatan jiwa ibu dan janin. Harus dilakukan upaya-upaya agar ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan. Ibu yang berusia 20 tahun
tidak melakukan pemeriksaan kehamilan disebabkan karena merasa terlalu muda untuk hamil dibandingkan teman sebaya mereka. Ibu hamil yang berusia 20
tahun yang berada di Kecamatan Kuta Cot Glie jarang keluar rumah. Menurut Asmiyanto 2012 Angka Kematian Ibu Melahirkan di Gunung
Kidul meningkat yang disebabkan kurangnya pengetahuan ibu terhadap perawatan kehamilan. Dari data Woman Research Institute RWI pada 2010 terjadi delapan
kasus dan tahun 2011 meningkat menjadi menjadi dua belaskasus. Staf lokal RWI
Universitas Sumatera Utara
Gunung Kidul Asmiyanto 2012 mengungkapkan, AKI selama empat terakhir ada tren mengalami kenaikan. Minimnya pengetahuan mengenai perawatan
kehamilan menjadi masalah. Penelitian yang dilakukan di Desa Sidodadi ditemukan bahwa para ibu
muda yang hamil hanya sebagian saja yang melakukan pemeriksaan kehamilan. Mereka beranggapan tidak perlu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
disebabkan karena orang tua terdahulu juga tidak melakukan pemeriksaan kehamilan akan tetapi anak yang dilahirkan sehat sehat saja. Itulah alasan mereka
tidak melakukan pemeriksaan kehamilan. Dorongan keluarga juga merupakan salah satu dorongan terkuat untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.
5.4 Peran Orang Tua