Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan suatu rencana keuangan tahunan bagi suatu daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Anggaran merupakan dokumen kebijakan ekonomi pemerintah yang sangat penting dan merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Mardiasmo 2005 menyatakan bahwa anggaran berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Dalam bentuk yang paling sederhana anggaran merupakan suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja dan aktivitas. Anggaran berisi estimasi mengani apa yang akan dilakukan organisasi dimasa yang akan datang. Pengertian anggaran menurut Mulyadi 1993 adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Sedangkan menurut Anthony dan Young 2003 anggaran merupakan suatu rencana yang disajikan secara kuantitatif, biasanya dinyatakan dalam satuan uang yang di susun untuk periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran secara jelas mengekspresikan apa yang akan dilakukan selama satu tahun kedepan dan menyatakan juga otoritas penggunaan sumber daya keuangan yang diperlukan. commit to user Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan organisasi yang dinyatakan dalam unit satuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu Bastian 2006. Menurut Hansen et al. 2005 menyatakan bahwa anggaran merupakan komponen utama didalam suatu perencanaan, yaitu rencana keuangan untuk masa depan. Rencana tersebut mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Anggaran mengekspresikan sejumlah rencana tindakan oleh manajemen untuk periode tertentu dan membantu mengordinasikan apa yang perlu dilakukan dalam mengimplementasikan perencanaan. Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan rencana-rencana manajerial untuk mengekspresikan tindakan dalam bantuk uang dengan batasan waktu tertentu. Pengertian tersebut di atas juga memberikan makna bahwa anggaran senantiasa beriksikan rencana-rencana yang berkaitan dengan aktivitas organisasi dengan menggunakan dan memanfaatkan berbagai sumber daya ekonomi yang dimiliki organisasi. Dalam Undang-undang No. 32 tahun 2004 dan juga dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 dijelaskan pula bahwa APBD mempunyai beberapa fungsi, yaitu meliputi: 1. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. commit to user 2. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan. 3. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 4. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran, dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dsan efektivitas perekonomian. 5. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan. 6. Fungsi stabilitsasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah daerah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah. Berdasarkan Permendagri No. 13 tahun 2006, disebutkan bahwa struktur APBD terdiri atas tiga bagian, yaitu pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Pendapatan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu pendapatan asli daerah PAD, dana perimbangan, dan lain-lain pedapatan yang sah. Untuk belanja dikelompokan menjadi lima, yaitu Belanja Administrasi Umum, belanja operasi dan pemeliharaan, belanja modal, belanja bagi hail dan bantuan keuangan, serta Belanja Tidak Terduga. Sedangkan pembiayaan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pembiayaan penerimaan daerah dan pembiayaan pengeluaran daerah. commit to user

B. Anggaran Berbasis Kinerja

Dokumen yang terkait

Pengaruh kebijakan Penyusunan Anggaran, Penerapan Anggaran dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Asahan)

10 82 122

Pengaruh Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah ( Apbd) Terhadap Pengalokasian Belanja Daerah Di Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang

6 97 79

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN

0 6 78

Evaluasi penyusunan Anggaran Dan Realisasi Anggaran Belanja pada Pemerintah Daerah (studi kasus pada Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta periode 2012-2014).

5 23 125

Evaluasi implementasi anggaran pendidikan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah studi kasus di Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman.

0 2 156

EVALUASI KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH TAHUN 2010-2014 :STUDI KOMPARATIF KABUPATEN KARANGANYAR DAN KABUPATEN SRAGEN.

0 0 13

EVALUASI KEBIJAKAN ANGGARAN BELANJA NEGA

0 0 19

ANALISIS KEUANGAN DAERAH PADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KABUPATEN BERAU)

1 6 11

Pengaruh kebijakan Penyusunan Anggaran, Penerapan Anggaran dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Asahan)

0 1 29

Pengaruh kebijakan Penyusunan Anggaran, Penerapan Anggaran dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Asahan)

0 5 12