68
Medan, dalam hal ini adalah umat agama dari enam agama yang diakui oleh Negara Indonesia dengan cara berdiskusi bersama terkait permasalahan apa yang
terjadi yang menjadi topik pembahasan dialog tersebut. Sebagai forum yang bergerak dalam kerukunan lintas agama, FKUB terus memberikan informasi,
mengedukasi, dan mengajak masyarakat Kota Medan untuk meningkatkan keharmonisan dan menjaga kerukunan umat beragama.
Masyarakat Kota Medan pada awalnya memang sudah terlihat rukun, dengan hadirnya FKUB di tengah-tengah masyarakat memberikan dampak positif
yang dapat menjaga keharmonisan tersebut tetap terjalin, bahkan FKUB dapat menambah wawasan tentang agama kepada masyarakat lintas agama melalui
dialog-dialog yang diadakannya. Hal ini tentunya membuat kerukunan diantara masyarakat Kota Medan lebih harmonis lagi.
4.7 Faktor Penghambat FKUB Kota Medan Dalam Membina Kerukunan
Umat Beragama
Ada beberapa faktor yang dapat menghambat FKUB Kota Medan dalam membina kerukunan umat beragama.Hal ini dijelaskan oleh peneliti terdahulu
Huzaifi 2015 dalam Manajemen Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB Medan Dalam Membina Kerukunan Umat Beragama. Faktor-faktor tersebut
adalah:
1. Materi dana dari pemerintah, dana tersebut akan membantu berjalannya
kegiatan FKUB di Kota Medan. Jika dana tersebut tidak diberikan sebelum suatu kegiatan dilaksanakan maka kegiatannya tidak akan terlaksana dan
69
akan ditunda sampai dana dari pemerintah diberikan guna untuk melaksanakan kegiatan itu kembali.
2. Transportasi bus yang berguna untuk mempercepat para pengurus FKUB
sampai ke lapangan, agar kegiatan yang telah dibuat berjalan dengan baik dan lancar.
3. Pemberian surat rekomendasi kepada masyarakat yang akan membangun
rumah ibadah, dengan syarat memenuhi seluruh berkas-berkas untuk pembangunan rumah ibadah yang tidak mendapat respon dari masyarakat
lainnya. Maka seluruh pengurus akan meninjau ke lapangan untuk melihat lokasi pembangunan rumah ibadah, jika sesuai prosedurnya dan tidak ada
permasalahan lagi dengan masyarakat sekitar, maka FKUB akan merumbukkan berdiskusi mengenai surat rekomendasi pendirian rumah
ibadah yang akan didirikan. Penyelesaian dari permasalahan FKUB yang lain berupa memberikan
keyakinan dan memberikan pencerahan terkait adanya problem atau masalah yang didapat ketika membangun rumah ibadah, pihak FKUB akan memberikan
persyarataan-persyaratan atau surat izin untuk proses kelanjutan rumah ibadah dengan syarat harus memiliki akta tanah atau tempat dibangunnya rumah ibadah
dan tidak meresahkan agama lainnya agar pihak FKUB dapat mengeluarkan surat rekomendasi kepada pihak agama yang akan membangun rumah ibadah.
70
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada masyarakat Kota Medan dan anggota kepengurusan FKUB Kota Medan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwaperan Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB dalam menjaga harmonisasi sosial di Kota Medan adalah: Pertama, FKUB Kota Medan lebih
berfokus terhadap memberikan izin atau rekomendasi untuk mendirikan rumah ibadah berdasarkan syarat-syarat dan prosedur yang telah ditetapkan oleh FKUB.
Kedua, FKUB Kota Medan berwenang untuk menutup atau menghancurkan rumah ibadah yang tidak memiliki izin atau rekomendasi dari FKUB, dengan
catatan rumah ibadah tersebut dibangun sesudah FKUB Kota Medan didirikan, yaitu sejak tahun 2007. Tetapi FKUB tetap mengizinkan berdirinya rumah ibadah
yang tidak memiliki rekomendasi dari FKUB apabila rumah ibadah tersebut dibangun sebelum FKUB Kota Medan terbentuk, yaitu sebelum tahun
2007.Ketiga, FKUB mengadakan dialog-dialog bersama masyarakat Kota Medan antar umat beragama setidaknya 15 lima belas kali dalam setahun dengan tujuan
untuk bersilaturahmi dengan berbagai umat beragama agar tetap harmonis dan menjaga toleransi terhadap sesama.
Keempat, FKUB dapat membantu masyarakatnya yang mengalami gesekan-gesekan atau pertentangan terkait dengan agama, tetapi tidak dapat
membantu permasalahan masyarakatnya yang menganut aliran kepercayaan agama leluhur khususnya mengenai pembangunan rumah ibadah dan tanah
71
pemakaman, hal ini dikarenakan FKUB hanya menangani permasalahan terkait keagamaan dari umat beragama yang diakui oleh negara Indonesia yaitu Islam,
Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan Konghuchu. Jika dilihat kondisi keserasian sosial antar umat beragama yang terdapat
pada masyarakat Kota Medan sebelum dan sesudah berdirinya FKUB Kota Medan di tengah-tengah masyarakat memiliki kontribusi yang positif bagi
masyarakat Kota Medan, diantaranya: Pertama, mereka lebih terbuka terhadap umat dari agama lain. Kedua, dengan mengikuti dialog-dialog yang diadakan
FKUB mereka jadi lebih memahami dan menghargai agama orang lain. Ketiga, sikap toleransi dan tenggangrasa yang semakin tinggi dibuktikan dengan
kerjasama atau gotongroyong yang dilakukan beberapa warga dalam melakukan kegiatan masak-memasak rewang di sebuah acara pesta.
Keberadaan FKUB Kota Medan memberikan dampak positif dalam memelihara dan menjaga kesatuan, kebersamaan, dan tingkat solidaritas antar
umat beragama. Oleh karena itu, kehadiran FKUB ini diharapkan dapat melahirkan kesadaran bersama collective consiousness dalam menjaga hubungan
baik antar etnis dan agama yang berbeda, sehinggakeharmonisan masayarakat Kota Medan dapat dijaga dari berbagai potensi konflik yang ada.
5.2. Saran