Sintesa Pustaka Latar Belakang

daerah pedesaan tanpa kegiatan industri atau lalu lintas yang padat mencapai 600- 1000 ppm; sekolah TK keempar di daerah pedesaan terletak 50 m dari jalan raya menc apai ≥ 1000 ppm.

2.4 Sintesa Pustaka

Kualitas udara dapat menurun karena udara bersih telah tercemar melalui serangkaian tahapan, yaitu emisi dari berbagai sumber, penyebaran polutan dan pemaparan. Pemilihan lokasi yang tidak tepat akan berdampak pada kualitas udara di luar ruangan, seperti pada kawasan padat lalu lintas, kawasan industri dan pemukiman. Selain itu, kualitas udara tertinggi dapat berasal dari kegiatan transportasi, yaitu kendaraan bermotor, terutama truk-truk besar dan sumber lain yang mungkin berasal dari kegiatan industri. Berdasarkan teori, jika kualitas udara tertinggi terjadi di kawasan padat lalu lintas, lalu kawasan industri dan terakhir kawasan pemukiman, maka hasil penelitian yang diperoleh seharusnya sejalan dengan teori tersebut. Berdasarkan standar UFCCC konsentrasi CO 2 tidak melebihi 450 ppm. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas udara berarti keadaan udara di sekitar kita yang mengacu pada udara yang bersih atau tercemar. Pencemaran udara terjadi ketika komposisi udara dipengaruhi oleh bahan-bahan kimia atau zat-zat asing yang melampaui batas normal sehingga tidak hanya mengganggu kenyamanan dan kesehatan manusia, tetapi juga menyebabkan kerusakan lingkungan Sustainable Management for European Local Ports, 2010. Tercatat bahwa penggunaan bahan bakar transportasi dan kegiatan industri merupakan dua faktor utama sumber polutan dari luar ruangan yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia juga lingkungan perkotaan World Health Organization WHO, 2011. Ada banyak polutan udara telah diukur, diantaranya senyawa organik volatil VOC, nitrogen oksida NOx, sulfur dioksida SO 2 , ozon, karbon monoksida CO, karbon dioksida CO 2 dan partikulat, tetapi dalam penelitian ini cenderung menggunakan CO 2 sebagai indikator untuk mengukur kualitas udara luar ruangan. Hal ini disebabkan karena CO 2 merupakan unsur terpenting yang dapat mengontrol suhu bumi di atmosfer Arrhenius, 1984. Selain itu, CO 2 memiliki standar minimum yang disarankan untuk udara luar ruangan terhadap kenyamanan penghuni bangunan Prill, 2000. Menurut ASHRAE 2013 standar konsentrasi CO 2 di luar ruangan berkisar 300-500 ppm, sementara menurut Minnesota Department of Health 2015 konsentrasi CO 2 di luar ruangan dapat Universitas Sumatera Utara bervariasi dari 350-400 ppm atau dapat lebih tinggi tergantung lokasi, seperti di daerah dengan lalu lintas yang padat atau kegiatan industri. United Nations Framework Convention on Climate Change UNFCCC, 2009 menetapkan bahwa konsentrasi CO 2 di atmosfer tidak melebihi 450 ppm. Dampak kualitas udara dapat menyebabkan banyak gangguan kesehatan Spare the Air, 2016. Dampak tersebut sangat berpengaruh terhadap orang banyak, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Pentingnya kualitas udara khususnya bagi anak-anak disebabkan kondisi metabolisme tubuh mereka yang rentan terhadap polutan WHO, 2008. Pada umumnya, anak-anak menghabiskan 25 waktu mereka di sekolah, oleh sebab itu kualitas udara di sekolah harus diperhatikan, baik itu di dalam maupun di luar ruangan. Anak-anak akan pergi keluar dari kelas dan menghabiskan waktunya di luar ruangan pada saat upacara bendera, istirahat dan pulang sekolah, sehingga kemungkinan terpapar polutan. Pada saat tersebut polusi udara sedang berada pada titik tertinggi dan udara kotor di luar ruangan terhirup oleh mereka, maka dari itu pihak sekolah seharusnya berupaya untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan aman bagi para siswanya, terutama dalam hal kualitas udara. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2013 tentang standar pelayanan minimum pada pendidikan. Sekolah Dasar SD, bahwa lokasi sekolah dasar umumnya berada pada kawasan pemukiman. Namun, di beberapa kota besar di Indonesia terutama Kota Medan sekolah dasar dibangun berdekatan dengan sumber pencemaran udara, seperti di dekat pabrik atau di pinggir jalan arteri dan kolektor jalan raya dengan lalu lintas yang padat. Universitas Sumatera Utara Akibat pemilihan lokasi yang tidak tepat akan berdampak pada kualitas udara di luar ruangan. Hal ini dibuktikan bahwa dengan adanya tingkat konsentrasi CO 2 di luar ruangan dipengaruhi oleh lokasi dan aktivitas yang terjadi di luar ruangan di sekitar bangunan Mainka, 2015. Selain itu, menurut Lee dan Chang 1999 juga menunjukkan bahwa kualitas udara tertinggi berasal dari kegiatan transportasi, yaitu kendaraan bermotor, terutama truk-truk besar dan sumber lain yang mungkin berasal dari kegiatan industri yang dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi CO 2 di daerah perkotaan, sehingga s kripsi ini mengkaji tentang “Pengaruh Lokasi dan Penghalang Bangunan terhadap Konsentrasi CO 2 di Lingkungan Sekolah Dasar di Kota Medan” terutama sekolah dasar negeri di kawasan padat lalu lintas, kawasan industri dan kawasan permukiman.

1.2 Perumusan Masalah