Membentuk matriks korelasi Analisis Data

c. Klik Dimention Reduction, pilih factor d. Masukkan variabel-variabel yang akan dianalisis faktor X 1 sampai X 10 ke kolom variables e. Pada menu descriptive, klik initial solution, coefficients, significance levels, determinant, KMO adn Barlett’s test of sphericity, reproduced, dan anti image, lalu klik continu. f. Pada menu extraction, pilih principal components, klik correlation matrix, unrotated factor solution dan scree plot, lalu klik continue g. Pada menu rotation, klik varimax, rotated solution, loading plots,lalu klik continue h. Pada menu score, klik display factor score coefficient matrix, lalu klik continue i. Pada menu options, pilih missing value, klik exclude cases listwise, lalu klik continue,lalu klik OK

4.5.1 Membentuk matriks korelasi

Matriks korelasi merupakan matrik yang memuat koefisien-koefisien dari semua pasangan variabel dalam penelitian. Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar variabel, nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor. Dengan bantuan program SPSS maka diperoleh korelasi antara variabel sebagai berikut : Tabel 4.8 Matriks korelasi X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 X 1 1,000 0,282 0,390 0,231 0,174 0,368 0,346 0,082 0,288 0,513 X 2 0,282 1,000 0,122 0,114 0,133 0,194 0,231 0,105 0,163 0,370 X 3 0,390 0,122 1,000 0,244 0,130 0,435 0,256 0,157 0,387 0,364 Universitas Sumatera Utara X 4 0,231 0,114 0,244 1,000 0,139 0,508 0,454 0,028 0,038 0,277 X 5 0,174 0,133 0,130 0,139 1,000 0,273 0,176 0,226 0,192 0,018 X 6 0,368 0,194 0,435 0,508 0,273 1,000 0,555 0,107 0,112 0,483 X 7 0,346 0,231 0,256 0,454 0,176 0,555 1,000 0,068 0,247 0,420 X 8 0,082 0,105 0,157 0,028 0,226 0,107 0,068 1,000 0,363 0,009 X 9 0,288 0,163 0,387 0,038 0,192 0,112 0,247 0,363 1,000 0,301 X 10 0,513 0,370 0,364 0,277 0,018 0,483 0,420 0,009 0,301 1,000 Dari tabel 4.8 memperlihatkan korelasi yang cukup kuat antara variabel X 1 dengan X 2 sehingga diharapkan nantinya bahwa variabel-variabel ini akan berkorelasi dengan faktor yang sama. Perhitungan nilai korelasi masing-masing variabel dapat diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Perhitungan korelasi antara variabel X 1 dengan X 2 dapat dilihat pada lampiran. Dalam tahap lain, hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan yaitu dengan melihat nilai uji Barlett’s test of sphericity dan uji Kaiser Meyer Olkin KMO Measure of Sampling Adequacy. Tabel 4.9 Kaiser-Meyer- Olkin KMO dan Barlett’s Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,738 Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square 215,393 Df 45 Sig. 0,000 Dari tabel 4.9 menunjukkan besaran nilai Barlett’s test of sphericity adalah 215,393 pada signifikan 0,000 yang berarti pada penelitian ini ada korelasi yang sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar 0,738 Universitas Sumatera Utara sehingga kecukupan sampel sudah memadai, maka variabel dan sampel sudah layak untuk dianalisis lebih lanjut. Kemudian perhatikan dari Tabel 4.10 berikut yaitu nilai matriks anti image correlation khususnya nilai pada angka koefisien korelasi yang berada pada off diagonal nilai yang ditebalkan. Apabila nilai matriks anti image correlation lebih kecil dari 0,5, maka variabel tersebut harus dikeluarkan atau dieliminasi dari analisis faktor. Perhatikan nilai yang diberi tanda dengan a atau yang ditebalkan. Tabel 4.10 anti-image matrices X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 X 1 0,849 a -0,095 -0,186 -0,026 -0,115 -0,008 -0,079 0,015 -0,061 -0,310 X 2 -0,095 0,787 a 0,049 0,016 -0,102 0,042 -0,073 -0,083 0,010 -0,264 X 3 -0,186 0,049 0,757 a -0,092 0,055 -0,298 0,121 -0,006 -0,323 -0,039 X 4 -0,026 0,016 -0,092 0,786 a -0,027 -0,246 -0,271 -0,035 0,203 -0,028 X 5 -0,115 -0,102 0,055 -0,027 0,623 a -0,238 0,001 -0,121 -0,145 0,221 X 6 -0,008 0,042 -0,298 -0,246 -0,238 0,731 a -0,338 -0,093 0,220 -0,289 X 7 -0,079 -0,073 0,121 -0,271 0,001 -0,338 0,787 a 0,065 -0,231 -0,077 X 8 0,015 -0,083 -0,006 -0,035 -0,121 -0,093 0,065 0,588 a -0,338 0,138 X 9 -0,061 0,010 -0,323 0,203 -0,145 0,220 -0,231 -0,338 0,579 a -0,212 X 10 -0,310 -0,264 -0,039 -0,028 0,221 -0,289 -0,077 0,138 -0,212 0,750 a a Measures of Sampling Adequacy MSA Dari tabel 4.10 menunjukkan kriteria angka MSA lebih besar dari 0,5 yang berarti semua variabel masih bisa diprediksi untuk dianalisa lebih lanjut.

4.5.2 Ekstraksi Faktor