Sistem Teknologi Pengolahan Limbah Kelapa Sawit Sistem Teknologi Pengolahan Limbah Padat

Gambar 3.3. Persentase Produksi Pengolahan Limbah Kelapa Sawit

3.2.4. Sistem Teknologi Pengolahan Limbah Kelapa Sawit

Terdapat beberapa teknologi pengolahan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair. Kedua limbah tersebut dapat di aplikasikan sebagai produk sebagai nilai tambah. Uraian pengaplikasian limbah dapat dilihat pada Gambar 3.4. Gambar 3.4. Aplikasi Limbah

3.2.6. Sistem Teknologi Pengolahan Limbah Padat

Banyak Penelitian mengenai teknologi pengolahan limbah padat berupa yang dapat dilihat sebagai berikut: 1. Tandan kosong sebagai mulsa Tandan kosong berfungsi ganda yaitu selain menambah hara ke dalam tanam, juga meningkatkan kandungan bahan organik tanah yang sangat diperlukan bagi perbaikan sifat fisik tanah.Dengan meningkatnya bahan organik tanah Universitas Sumatera Utara maka struktur tanah semakin mantap, dan kemampuan tanah menahan air bertambah baik, perbaikan sifat fisik tanah tersebut berdampak positif terhadap pertumbuhan akar dan penyerapan unsur hara. Gambar 3.5. Contoh Penebaran Tankos di Areal Tanaman Mengahasilkan 2. Tandan Kosong Sawit TKS sebagai Kompos dan Pupuk Organik Pengkomposan merupakan salah satu cara pemanfaatan limbah padat yang sudah lama dikenal. Salah satu faktor yang penting dalam prosespengkomposan ialah nisbah C dan N. Sebenarnya setiap limbah padat yang dibuang ke tanah akan selalu diikuti pembusukan yang dilakukan oleh mikroba, baik oleh mikroba tanah ataupun mikroba yang berasal dari limbah itu sendiri. Pertumbuhan mikroba membutuhkan nitrogen, dan jika nisbah CN dalam limbah terlalu besar berarti N tidak mencukupi, dan mikroba akan menggunakan cadangan N yang terdapat dalam tanah tersebut. Akibatnya tanah pada daerah tempat pembuangan limbah padat akan mengalami defesiensi N. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.8. Kelebihan dan Kekurangan TKS yang dirajang dan yang tidak dirajang untuk dimanfaatkan sebagai Kompos Jenis Kelebihan Kekurangan TKS utuh - Biaya rendah - Volume dan massa TKS yang besar pada pengangkutan - Penanganan TKS yang sulit pada perkebunan berat, sulit ditangani - Bahaya hama dan penyakit kumbang tanduk, dll - Degradasi lambat TKS yang Dirajang - Struktur yang homogen - Penanganannya mudah - Memungkinkan untuk mekanisasi penyebarannya di perkebunan dengan blower - Memungkinkan untuk didistribusikan secara teratur - Biaya yang lebih tinggi dibandingkan TKS utuh membutuhkan mesin perajang - Volume dan massa TKS yang besar pada pengangkutan - Bahaya hama dan penyakit kumbang tanduk, dll Kompos TKS tanpa perajangan - Biaya yang lebih rendah dibandingkan kompos TKS dengan perajangan - Mengurangi voulme dan massa pada pengangkutan 10-50 - Struktur yang tidak homogen - Bahaya hama dan penyakit kumbang tanduk, dll Kompos TKS dengan perajangan - Mengurangi volume dan massa pada pengangkutan 10-50 - Struktur yang homogen - Penanganan yang mudah - Memungkinkan untuk mekanisasi penyebarannya di perkebunan dengan blower - Memungkinkan untuk didistribusikan secara teratur - Dapat digunakan sebagai substrat tanaman - Produk yang dapat dijual - Biaya relatif tinggi 3. Pembuatan kompos bokasih dari limbah tandan kosong kelapa sawit Bokasih merupakan hasil fermentasi bahan organik yang terdiri dari jerami, sampah, pupuk kandang, sekam padi, serbuk gergaji, rumput-rumputan dan lain-lain. Bokasih terdiri dari beberapa macam yaitu: bokasih jerami, bokasi Universitas Sumatera Utara pupuk kandang, bokasi pupuk kandang arang, bokasih pupuk kandang tanah dan bokasi ekspres 24 jam. Gambar 3.6. Proses Pembuatan Kompos 4. Pembuatan papan semen dari serat tandan kosong kelapa sawit yang disediakan secara bioteknologi Papan semen pulp pulp cemen board merupakan papan buatan dimana bahan bakunya adalah pulp yang berasal dari berbagai jenos serta lignoselulosa atau kertas bekas yang dicampur dengan semen atau bahan pengisi lainnya. Bila bahan bakunya berupa potongan kayu yang kecil seperti serpihan dan serbuk gergaji maka disebut papan semen partikel Universitas Sumatera Utara Gambar 3.7. Diagram Alir Pelaksanaan Pembuatan Papan Partikel 5. Tandan kosong sebagai bubur kertas pulp Pembuatan pulp dan kertas tankos dilakukan dengan proses soda-soda AQ. Untuk pulp yang belum putih maupun yang sudah putih pada proses pemasakan dengan sodium hidroksida sebagai alkali aktif antara 16-24 PT. Bosto-Leces. 6. Pembuatan papan partikel dari sabut kelapa sawit Sabut kelapa sawit merupakan salah satu limbah terbesar yang dihasilkan dalam proses pengolhan minyak sawit. Kebanyakan limbah berupa sabut ini biasanya hanya dijadikan bahan bakar, dibuang atau ditimbun didalam tanah saja.Sabut kelapa sawit ini bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan papan partikel yang berarti bisa mengatasi masalah pembuangan limbah sabut kelapa sawit sekaligus memberikan nilai tambah secara ekonomi. Minyak yang terdapat pada sabut kelapa sawit dapat mengganggu proses perekatan dalam pembuatan papan partikel. Oleh karena itu, kadar minyak harus Universitas Sumatera Utara dikurangi seminimal mungkin. Pengurangan kadar minyak dapat dilakukan salah satunya dengan memasak sabut kelapa sawit dalam larutan NaOH 10 selama 1 jam. 7. Tandan kosong menjadi briket Briket merupakan teknologi dari pengolahan limbah padat tandan kosong yang didikeringkan pada suhu 100 C yang dicampur dengan konsentrasi perekat sebanyak 10 – 30. Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunaan sebagai bahan untuk memulau dan mempertahankan api. Teknologi briket dengan perbandingan konsentrasi bahan 1:20 dan konsentrasi perekat 20 dengan nilai parameter sebagai berikut: Nilai bakar: 5303.07 kalgr, Total karbon: 61.41, Kadar air: 7.81, Kadar abu: 9,26, Kadar Cox:27.64mgl, Uji mekanik:6.02 kgin 2 , Uji Pm 10 : 0.0200 mgm 3 . Arganda,2008 8. Tandan kosong menjadi bioetanol Bioetanol merupakan produk fermentasi yang dapat dibuat dari substrat yang mengandung karbohidrat gula, pati, atau selulosa.Satu ton tandan buah kelapa sawit mengandung 230 – 250 kg tandan kosong kelapa sawit TKKS. Komponen utama tandan kosong kelapa sawit yaitu selulosa 45,95, lignin 16,46 dan hemiselulosa 22,84 Sun dkk, 1999 yang tergabung menjadi lignoselulosa.Selulosa yang dimiliki tandan kosong kelapa sawit inilah yang menyebabkan TKKS bisa diolah menjadi bioetanol. Universitas Sumatera Utara 9. Bahan Bakar Biodiesel Biodiesel diperoleh dengan merefluks minyak kelapa sawit dengan metanol yang telah terlebih dahulu direndam di dalamnya abu tandan kosong kelapa sawit.Refluks dilakukan padatemperatur kamar selama 2 jam. Lapisan ester didistilasi pada temperatur 74 °C,diekstraksi dengan aquades, kemudian sisa air diikat dengan penambahan Na2SO4 anhidrat dan disaring. Biodiesel yang dihasilkan dikarakterisasi dengan kromatografi gas-spektroskopi massa GC- MS, ASTM D 1298 gravitasi spesifikpada 6060°F, ASTM D 97 titik tuang, ASTM D 2500 titik kabut, ASTM D 93titik nyala, ASTM D 445 viskositas kinematik pada 40°C, ASTM D 482 kadar abu, dan ASTM D 189 sisa karbon Conradson. Biodiesel yang diperolehmemiliki penyusun utama berupa campuran metil ester dengan senyawa utama berupa metil palmitat.Kenaikan berat abu tandan kosong kelapa sawit memberikan konversi biodiesel maksimum pada berat abu sebesar 15 g, dan menurun untuk berat yang lebih besar. Kenaikan jumlah mol metanol menaikkan konversi biodiesel sampai optimum pada perbandingan mol metanol minyak 9:1 84,12 dan menurun pada rasio 12:1 75,58. Sebagian besar biodiesel yang dihasilkan telah sesuai dengan karakter fisis minyak solar dan minyak diesel. Yoeswono J, 2008 10. Pengolahan batang sawit menjadi bahan baku industri mebel Kayu sawit yang memiliki sifat dasar atau kualitas penggunaannya yang rendah dibandingkan dengan kayu biasa ternyata dapat menjadi bahan baku mebel yang potensial. Resin pada batang sawit berupa ikatan kimia polimer. Universitas Sumatera Utara Senyawa yang itu disuntikan pada bagian lunak batang kelapa sawit sehingga bagian tengah batang sawit itu mengeras. Setelah mengeras seperti kayu pada umumnya batang kelapa sawit bisa digunakan untuk bahan baku industri kayu olahan dikarenakan corak kayunya yang unik juga memiliki kekuatan yang cukup bagus.

3.3. Teknik Evaluasi