10 persebaran buah-buahan khususnya dan berbagai jenis tumbuhan umumnya
mengikuti pola persebaran iklim. Sebagian wilayah Indonesia tergolong beriklim basah, sehingga berbagai jenis tumbuhan, termasuk buah-buahan, dapat tumbuh
subur di daerah ini. Sunarjono 2000 menerangkan bahwa faktor iklim lain yang ikut menentukan
persebaran tanaman budi daya yaitu suhu udara temperatur yang biasanya ditentukan oleh ketinggian tempat elevasi. Ketinggian tempat itu dikelompokkan
menjadi: 1.
Dataran rendah 0—800 m dpl, 25—35°C beriklim basah. Jenis buah-buahan yang dapat dibudidayakan yaitu durian, rambutan, manggis, duku, pisang,
pepaya, nanas, cempedak, nangka, alpukat, lengkeng, jeruk, jambu, sirsak, srikaya, semangka, salak, sukun, belimbing, sawo, mundu, dan lain-lain.
2. Dataran rendah 0—800 m dpl, 25—35°C beriklim kering. Jenis buah-buahan
yang dapat dibudidayakan yaitu anggur, mangga, mete, srikaya, jeruk siam, jeruk besar.
3. Dataran tinggi 800—3.000 m dpl, 12—21°C beriklim basah. Jenis buah-
buahan yang dapat dibudidayakan yaitu alpukat, leci, markisa, pisang, dan kiwi.
4. Dataran tinggi 800—3.000 m dplm 12—21°C beriklim kering. Jenis buah-
buahan yang dapat dibudidayakan yaitu apel, pir, persik, jeruk keprok, jeruk manis, dan lain-lain.
2.1.4 Markisa
Tanaman markisa Passiflora edulis termasuk tanaman tingkat tinggi. Tanaman merambat ini berbeda dengan tanaman merambat lainnya. Tanaman markisa
Universitas Sumatera Utara
11 menghendaki tempat yang terbuka untuk dapat menerima sinar matahari secara
penuh. Sifat tanaman tersebut sangat nyata jika ditanam dengan menggunakan perambat tanaman keras. Tanaman markisa akan tumbuh dan berkembang di
bagian atas tanaman dan merugikan bagi tanaman perambat. Di dalam Pitojo 2010, tanaman markisa di dalam taksonomi tumbuh sebagai
berikut. Divisi
: Spermatophyta Subdivisi
: Angiospermae Kelas
: Diccotyledonae Ordo
: Passiflorae Famili
: Passifloraceae Genus
: Passiflora Spesies
: Passiflora edulis; Passiflora ligularis Spesies markisa sebagai tanaman penghasil buah-buahan yang dibudidayakan di
Indonesia, antara lain markisa ungu, markisa kuning, markisa konyal, dan markisa erbis. Sebagai tanaman komersial, markisa ungu banyak dibudidayakan di
Sulawesi Selatan Kabupaten Gowa, dan di Sumatera Utara Kabupaten Karo. Selain itu, juga telah dilepas varietas Berastagi dengan surat keputusan Menteri
Pertanian No. 105KptsTP.24032000 Pitojo dkk, 2010. Tanaman markisa yang dibudidayakan di Kabupaten Karo dapat hidup di tanah
yang gembur dan cukup mengandung humus, serta berdrainase baik karena tanaman markisa tidak tahan genangan air. Genangan air memungkinkan
mendukung perkembangan penyakit busuk batang. Ketinggian tempat yang
Universitas Sumatera Utara
12 diinginkan adalah dataran tinggi antara 700—2.000 meter di atas permukaan laut.
Curah hujan yang cocok untuk pertumbuhan markisa adalah 2.000—3.000 mm pertahun dengan suhu udara 18—25°C. Sedangkan untuk iklim, markisa hidup di
iklim basah mengalami bulan basah 7-12 bulan dan mengalami bulan kering kurang dari 5 bulan Pitojo dkk, 2010.
Pitojo dan kawan-kawan 2010 menerangkan beberapa hal tentang isu pada budi daya tanaman markisa, yaitu:
1. Tidak semua lahan direspon untuk penanaman markisa, walaupun markisa
memiliki toleransi cukup luas terhadap kesesuaian lahan; 2.
Masih terbatasnya ketersediaan varietas unggul markisa yang telah dilepas oleh pemerintah;
3. Masih terbatasnya ketersediaan bibit unggul markisa yang telah bersertifikat,
di daerah pengembangan; 4.
Minat masyarakat untuk bertanam markisa relatif masih terbatas, dan memerlukan dukungan informasi.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Pengembangan Wilayah