Tahap Persiapan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tahap Persiapan

Langkah awal dalam penelitian ini adalah dilakukan tahap persiapan yang hasilnya berupa observasi atau pengamatan awal terhadap guru yang sedang mengajar dikelas, siswa di kelas VII D SMP Negeri 2 Kemalang Klaten, serta fasilitas belajar mengajar di sekolah tersebut. Kegiatan observasi awal ini berupa angket dan wawancara terhadap guru. Berikut ini tabel hasil angket observasi kesulitan hasil belajar kimia pada siswa kelas VII D: Tabel 9 . Hasil Angket Observasi Kesulitan Hasil Belajar Kimia Pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 2 Kemalang Klaten No. Pe rnyataan Pe rse ntase Jaw aban Setuju Tidak Se tuju 1 . Saya tertarik mempelajari mata pelajaran Kimia 59 4 1 2 . Saya tertarik mempelajari pokok bahasan Pemisahan Campuran 59 4 1 3 . Menurut saya materi pokok bahasan Pemisahan Campuran sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. 62 3 8 4 . Saya merasa kesulitan mempelajari materi pokok Pemisahan Campuran 74 2 6 5 . Saya kurang memahami hitungan materi pokok Pemisahan Campuran. 74 2 6 6 . Saya bosan berlatih mengerjakan soal- pemisahan campuran 70 3 0 7 . Saya bosan dengan ceramah yang digunakan oleh guru pada materi pokok Pemisahan Campuran. 70 3 0 Rata-Rata 6 7 .4 3 2 .5 Berdasarkan observasi di kelas VII D dan wawancara dengan guru kimia di SMP Negeri 2 Kemalang Klaten pada tanggal 6 Mei 2009, dan hasil dari angket observasi kesulitan belajar kimia, dapat diidentifikasikan permasalahan- permasalahan sebagai berikut: 1. Kondisi pembelajaran kimia di SMP Kemalang banyak bersifat satu arah atau berpusat pada guru. 64 commit to users 2. Guru IPA masih mengalami kesulitan untuk memilih metode yang tepat karena selama ini guru hanya menggunakan metode konvensional. 3. Kurang lengkapnya fasilitas yang dapat menunjang belajar mengajar juga waktu dalam penyampaian materi juga sedikit. 4. Kondisi para siswa kurang bisa aktif dalam proses belajar mengajar, terdapat beberapa siswa saja yang aktif. 5. Pada ulangan harian tahun lalu terkait dengan materi Pemisahan Campuran yang tuntas hanya 18 siswa dari 31 siswa sehingga ada 58 saja yang dapat mencapai Standar ketuntasan Belajar Minimal SKBM dimana sekolah menerapkan 60 sebagai SKBM. 6. Pada pembelajaran materi Pemisahan Campuran pada tahun sebelumnya tidak ada praktikum, yang ada hanya menggunakan model gambar alat-alat maupun prosedur kerja sehingga siswa dimungkinkan sulit membayangkan proses yang sesungguhnya. 7. Faktor yang mempengaruhi para siswa ketika belajar disekolah adalah kurang konsentrasi, karena ada beberapa siswa yang membantu orang tuanya bekerja. Selain dilakukan wawancara dengan guru kimia, peneliti juga membagikan angket diagnose kesulitan belajar dan melakukan observasi secara langsung dikelas mengamati selama kegiatan belajar mengajar. Dari hasil angket diketahui bahwa: 1. Bahwa pelajaran yang mereka anggap susah dipahami rata-rata pada pelajaran Matematika, IPA Kimia-Fisika-Biologi, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa. 2. Pendapat siswa mengenai pelajaran IPA rata-rata menjawab 70 menarik. 3. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada saat guru menjelaskan pelajaran 45 diam, yang lainnya bicara sendiri dan ada yang aktif dalam pelajaran. 4. Siswa apabila menemui kesulitan dalam pelajarannya 50 mereka akan bertanya pada guru atau teman mereka. 5. Apabila guru memberikan kesempatan bertanya 56 siswa menjawab. 6. Siswa memberikan usulan kepada guru untuk mengadakan praktikum atau demostrasi, karena dengan hal itu mereka bisa lebih memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. commit to users Hasil observasi langsung pada kelas VII D dilaksanakan tanggal 7 mei 2009, suasana kelas yang sangat ramai, tidak ada siswa yang bertanya pada guru dan ketika guru memberikan pertanyaan atau diberi kesempatan untuk bertanya siswa belum dapat memanfaatkan kesempatan tersebut. Dari hasil angket dan observasi secara langsung tersebut dapat diketahui bahwa siswa akan bisa aktif ketika pelajaran disampaikan dengan semenarik mungkin dan mereka tertarik dengan pelajaran kimia. Akan tetapi mereka mengalami kesulitan dalam mempelajari keseluruhan materi tersebut.

B. Hasil Siklus I a. Perencanaan Tindakan I

Dokumen yang terkait

Pengaruh keaktifan siswa dalam ekstrakurikuler rohis terhadap prestasi belajar PAI di SMP Muhammadiyah Parakan Tahun ajaran 2013-2014

5 27 109

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE SQ3R DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN SEGITIGA (Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 3 Karangdowo).

0 1 8

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri I GiriwoyoWonogiri).

0 0 6

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MPBI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 MOJOSONGO BOYOLALI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TERPADU.

0 0 10

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER (Penelitian Tindakan Kelas Pokok Bahasan Segitiga pada Siswa kelas VII di SMP PGRI Jati Kudus, Tahun Ajaran 201

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM DENGAN P ENERAPAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM DENGAN P ENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARTASURA.

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN KPK DAN FPB PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Kpk Dan Fpb Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 2 Butuhan Kecamatan Delanggu Kabup

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN SNOWBALL THROWING SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 2 KOKAP KULON PROGO

0 0 6

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS VII F SMP N 2 SRANDAKAN

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 KOKAP

0 0 6