b. Penghapusan sanksi administrasi perpajakan berupa bunga, atau
denda, untuk kewajiban perpajakan dalam masa pajak, bagian Tahun Pajak, dan tahun pajak, sampai dengan akhir Tahun Pajak
Terakhir; c.
Tidak dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan,
atas kewajiban perpajakan dalam masa pajak, bagian Tahun Pajak, dan Tahun Pajak, sampai dengan akhir Tahun Pajak
Terakhir; dan d.
Penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, dalam hal
Wajib Pajak sedang dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang
Perpajakan atas kewajiban perpajakan, sampai dengan akhir Tahun Pajak Terakhir, yang sebelumnya telah ditangguhkan
sebelumnya.
B. Saran
Melihat berbagai kondisi yang ada, maka penulis mencoba memberikan beberapa saran bagi pihak yang terlibat dalam pemberian pengampunan pajak
bagi UMKM, yaitu : 1.
Banyaknya minat masyarakat Indonesia melaksanakan kegiatan UMKM dalam kehidupan perekonomiannya, perlu adanya regulasi
Universitas Sumatera Utara
hukum terbaru guna memberikan suatu keadilan dan kepastian hukum bagi para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya. Pemerintah
harus selalu memberikan perhatian dalam menerapkan dan merealisasikan suatu akibat hukum terhadap pelaku UMKM
berdasarkan undang-undang UMKM melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan terkait UMKM.
2. Penerapan pengampunan pajak membuat suatu perubahan penting
dalam regulasi sistem perpajakan di Indonesia, maka melalui sistem pengampunan pajak ini dapat diharapkan agar pemerintah secara
khusus dapat memberikan perhatian dan pengawasan yang baik dalam sistem hukum perpajakan dengan selalu memberikan perbaikan sistem
hukum untuk penataan pajak yang lebih berkeadilan dan terintegrasi terutama dalam dunia usaha.
3. Pengampunan pajak menyebabkan akibat hukum terhadap UMKM,
oleh karena itu para pihak yang terlibat dalam hal ini harus memperhatikan dan menjunjung tinggi asas perundang-undangan di
Indonesia tentang penataan sistem perpajakan yang baik agar tidak merugikan satu sama lain.
Universitas Sumatera Utara
26
BAB II PENGATURAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DI
INDONESIA
A. Pengertian, Sejarah dan Dasar Hukum Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah
1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Belum kokohnya fundamental perekonomian Indonesia saat ini, mendorong pemerintah untuk terus memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah UMKM. Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja cukup besar dan memberi peluang bagi UMKM untuk berkembang dan bersaing dengan
perusahaan yang lebih cenderung menggunakan modal besar capital intensive
. Eksistensi UMKM memang tidak dapat diragukan lagi karena terbukti mampu bertahan dan menjadi roda penggerak ekonomi, terutama pasca
krisis ekonomi. Disisi lain, UMKM juga menghadapi banyak sekali permasalahan, yaitu terbatasnya modal kerja, Sumber Daya Manusia yang rendah,
dan minimnya penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi Sudaryanto dan Hanim, 2002. Kendala lain yang dihadapi UMKM adalah keterkaitan dengan
prospek usaha yang kurang jelas serta perencanaan, visi dan misi yang belum mantap. Hal ini terjadi karena umumnya UMKM bersifat income gathering yaitu
menaikkan pendapatan, dengan ciri-ciri sebagai berikut: merupakan usaha milik keluarga, menggunakan teknologi yang masih relatif sederhana, kurang memiliki
Universitas Sumatera Utara
akses permodalan bankable, dan tidak ada pemisahan modal usaha dengan kebutuhan pribadi.
37
Krisis yang berkepanjangan menuntut adanya solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah. Umumnya solusi yang dapat dicapai adalah dengan adanya
pemberdayaan rakyat yang diwujudkan dengan melakukan pemberdayaan ekonomi rakyat yang tidak akan jauh dari upaya menggali peran dan melihat
posisi Usaha Kecil Menengah.
38
Sebelum menelusuri tentang usaha mikro, kecil dan menengah lebih jauh, maka terlebih dahulu dipahami tentang pengertian usaha mikro, kecil dan
menengah, agar dapat berpedoman pada pengertian yang sama dalam melakukan pembahasan, guna memperoleh hasil atau paling tidak mendekati sasaran yang
hendak dicapai. Dalam Pasal 1 angka 1, 2 dan 3 UU UMKM 2008 tentang UMKM diberikan pengertian atau batasan tentang UMKM sebagai berikut :
39
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha
37
Strategi Pemberdayaan
UMKM Menghadapi
Pasar Bebas
ASEAN, http:www.kemenkeu.go.idsitesdefaultfilesStrategi Pemberdayaan UMKM.pdfdiakses pada
tanggal 18 April 2017
38
Hg. Suseno, Firman Sulistiyowati, Dionysius Desimbrianto, Reposisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam Perekonomian Indonesia
, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma,2005, hal. 4
39
Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2008 tentang “ Usaha Mikro, Kecil dan Menengah”
Universitas Sumatera Utara
Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam undang- undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
Namun beberapa instansi pemerintahan memberikan pengertian yang berbeda mengenai defenisi UMKM, yang dapat dilihat dari perbedaan jumlah
penghasilan dan kekayaan UMKM tersebut, yaitu:
40
A. Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Usaha kecil
termasuk mikro merupakan entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000. Didalamnya tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah
adalah entitas usaha milik warga Negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 hingga Rp
10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan. B.
Badan Pusat Statistik BPS memberikan defenisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha Kecil merupakan entitas usaha yang
memiliki tenaga kerja 5 hingga 15 orang, sedangkan usaha menengah
40
Gatut Susanto, M. Azirin Syamsuddin, Cara Mudah Mendirikan dan Mengelola UMKM,
Jakarta: Raih Asa Sukses, 2009, hal. 6
Universitas Sumatera Utara
merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20 hingga 90 orang.
C. Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316KMK.0161994,
Usaha Kecil didefenisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan, dengan penjualan tahun setinggi-tingginya
Rp 600.000.000 atau asset aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 diluar tanah dan bangunan yang ditempati.
Usaha Kecil tersebut terdiri dari : 1. Badan usaha, termasuk di dalamnya FaFirma, CV, PT, dan
Koperasi. 2. Perorangan, yang termasuk perorangan disini adalah pengrajin
industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang, dan jasa.
D. World Bank
Bank Dunia memiliki defenisi tersendiri mengenai UMKM, dimana defenisinya sebagai berikut :
1. Medium Enterprise Usaha Menengah. Usaha ini memiliki kriteria jumlah karyawan maksimal 300 orang, mempunyai pendapatan
sebesar hingga US 15 juta; serta memiliki jumlah aset hingga sejumlah US 15 juta.
2. Small Enterprise, Usaha ini memiliki kriteria jumlah karyawan kurang dari 30 orang, dimana pendapatan selama setahun tidak
memiliki US 3 juta, dan memiliki total asset tidak melebihi US 3 juta.
Universitas Sumatera Utara
3. Micro Enterprise, Usaha ini memiliki kriteria jumlah karyawan kurang dari 10 orang, dimana pendapatan setahun tidak melebihi
US 100 ribu, sedangkan jumlah asset tidak melebihi US 100 ribu.
41
Selain dari pengertian UMKM diatas, beberapa sarjana ada juga memberikan pendapatnya tentang UMKM, yaitu:
42
a. Pengertian UMKM dikemukakan oleh Rudjito. Beliau mengemukakan
bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah usaha yang memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik ditinjau dari
segi jumlah usaha maupuan dari segi penciptaan lapangan kerja. b. Pengertian yang dikemukakan oleh Ina Primiana. Beliau mengatakan
bahwa, Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah pengembangan empat kegiatan ekonomi utama yang menjadi motor penggerak pembangunan,
yaitu; agribisnis, industri manufaktur, sumber daya manusia, dan bisnis kelautan. Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah pengembangan
kawasan andalan untuk mempercepat pemulihan perekonomian melalui pendekatan wilayah atau daerah, yaitu dengan pemulihan wilayah atau
daerah untuk mewadahi program prioritas dan pengembangan sektor- sektor dan potensi. Usaha kecil adalah peningkatan upaya-upaya
pemberdayaan masyarakat.
41
Solehuddin Murip, Business Plan Praktis Dahsyat untuk UMKM, Bekasi ; Lascar Aksara, 2002, hal. 1-3
42
Pengertian UMKM Menurut Para Ahli Ekonomi, http:pengayaan.compengertian- umkm-menurut-para-ahli-ekonomi. diakses pada tanggal 23 Oktober 2016
Universitas Sumatera Utara
c. Pengertian UMKM menurut para ahli ekonomi yang dikemukakan oleh
M. Kwartono. Beliau mengatakan bahwa usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Atau yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000 dan milik warga negara Indonesia. Adi, 2007:12.
2. Sejarah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil Menengah pada mulanya tidak mengalami kemajuan
yang sangat berarti baik dari segi kuantitas maupun dari kualitas, karena pada saat itu belum terdapat perhatian yang serius dari pihak-pihak yang berwenang,
perhatian hanya diarahkan sebagai bentuk formalitas saja. Tapi sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 19971998 di mana UMKM ternyata mempunyai
ketahanan yang relatif baik dibanding usaha besar, maka pihak-pihak yang berwenang sudah mulai sangat memperhatikan terhadap perkembangan UMKM
baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
43
Adapun perkembangan UMKM di Indonesia sudah cukup pesat menurut BPS pada tahun 2007 ada sebanyak 49,8 juta unit usaha atau 99,99 persen
terhadap total unit usaha di Indonesia, sementara jumlah tenaga kerjanya mencapai 91,8 juta orang atau 97,3 persen terhadap seluruh tenaga kerja di
Indonesia. Dari jumlah tersebut ternyata pada tahun 2007 UMKM mampu mendukung Produk Domestik Bruto PDB Indonesia tumbuh sebesar 6,3 persen
43
Perkembangan UMKM di Indonesia, http:karyatulisilmiah.comperkembangan- umkm-di-indonesia diakses pada tanggal 18 April 2017
Universitas Sumatera Utara
terhadap tahun 2006, bila dirinci menurut skala usaha pertumbuhan PDB usaha mikro kecil dan menengah UMKM mencapai 6,4 persen dari usaha besar UB
tumbuh 6,2 persen. Dibanding tahun 2006 pertumbuhan UMKM hanya 5,7 persen dan PDB hanya 5,2 persen. Pada tahun 2007 total nilai PDB Indonesia mencapai
Rp.3.957,4 triliun, dimana UMKM memberikan kontribusi sebesar Rp.2.121,3 triliun atau 53,6 persen dari PDB Indonesia.
44
Pertumbuhan PDB UMKM tahun 2007 terjadi disemua sektor ekonomi. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor bangunan sebesar 9,3 persen, diikuti
sektor perdagangan, hotel dan restoran 8,5 persen, dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 7,8 persen. Adapun hasil eksport produksi UMKM selama
tahun 2007 mencapai Rp.142,8 triliun atau 20 persen terhadap total eksport non- migas nasional sebesar Rp.713,4 triliun. Kompas 2005.
45
Perkembangan UMKM ini tidak terlepas adanya dukungan dari pihak pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah terutama melalui
aturan-aturan yang dikeluarkan misalnya, adanya undang-undang tentang Bank Indonesia sejak 16 Nopember 1999, yang mendukung pengembangan UMKM
melalui pemberian kredit.
44
Ibid., hal.1
45
Ibid., hal 1
Universitas Sumatera Utara
3. Dasar Hukum Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM sebenarnya sudah ada sebelum lahirnya Undang-Undang UMKM
baru, namun adapun yang menjadi aturan dipakai selama UMKM berlangsung sebelum lahirnya undang-undang UMKM yaitu digunakannya KUHPerdata
sebagai UU yang mengatur mekanisme kegiatan ekonomi secara umum.
46
Pada pokoknya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM memiliki dasar hukum dalam pelaksanaannya di Indonesia, diantaranya :
47
a. Pembukaan UUD tahun 1945 Dari pembukaan ini terdapat tujuan untuk memajukan kesejahteraan
umum” artinya bukan hanya untuk sebagian masyarakat saja sehingga pemerintah bertanggung jawab penuh untuk mengusahakan suatu sistem yang
memenuhi tujuan ini. Berikut bunyi Pembukaan alinea 4:”Kemudiaan daripada itu untuk
membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah
Kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan
46
Aulia Rachman Amirtin, skripsi “Perlindungan Hukum Terhadap UMKM dari Perbuatan Pelanggaran Hak Atas Merek”,
Program Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2010, hal. 29
47
Inilah Pokok-Pokok Aturan UMKM dalam Konstitusi dan UU No.20 Tahun 2008, http:www.rmol.coread20150710209872Inilah-Pokok-pokok-Aturan-UMKM-dalam-
Konstitusi-dan-UU-202008. diakses pada tanggal 23 Oktober 2016
Universitas Sumatera Utara
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan
yang dipimpin
oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
PermusyawaratanPerwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Pasal-Pasal dalam UUD tahun 1945 1. Pasal 33 UUD 1945
Pengembangan daya saing UMKM merupakan bagian dari kegiatan perekonomian nasional. Berikut dasar peraturan perundang-undangan untuk
pengembangan daya saing. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.” Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
Universitas Sumatera Utara
2. Pasal 34 UUD 1945 Berikut bunyi Pasal 34 ayat 1:
Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan. 3. UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM
Pemerintah telah memberlakukan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008, tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM pada 4
Juli 2008. Undang-Undang ini merupakan landasan dan payung hukum untuk memberdayakan UMKM di tanah air. Maksudnya, pemberlakuan UU
tersebut memberikan implikasi yang luas bagi semua stakeholder untuk menjadikannya sebagai pedoman bersama ke arah perubahan paradigma
pemberdayaan UMKM. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008, tentang UMKM terdiri dar1
11 bab, 44 pasal, dan 45 ayat. Di antara pasal-pasal tersebut terdapat lima pasal yang mendelegasikan secara tegas pengaturan beberapa substansi secara
lebih detail dalam bentuk Peraturan Pemerintah PP. Pertama, pasal 12 ayat 2, tentang Persyaratan dan Tata Cara Perizinan Usaha bagi UMKM. Kedua, pasal
16 ayat 3 tentang Tata Cara Pengembangan UMKM. Ketiga, pasal 37, tentang Kemitraan. Keempat, pasal 38 ayat 3, tentang Penyelenggaraan
Koordinasi dan Pengendalian Pemberdayaan UMKM. Kelima, pasal 39 ayat 3, tentang Tata Cara Pemberian Sanksi Administratif Terhadap Pelanggaran Dalam
Hubungan Kemitraan Usaha.
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang ini, auranya adalah pemberdayaan, di mana esensi dari pemberdayaan itu adalah unsur penciptaan iklim usaha serta pembinaan dan
pengembangan. Penciptaan iklim usaha merupakan refleksi tugas Pemerintah yang diwujudkan dalam berbagai bentuk kebijakan, peraturan dan
perundangan yang mengarahkan untuk mengatasi permasalahan ekternal yang dihadapi UMKM dan memfasilitasi terbukanya peluang berusaha secara
berkeadilan. Pada undang-undang ini penciptaan iklim usaha mencakup aspek pendanaan, sarana dan prasarana, informasi usaha, perijinan usaha, kesempatan
berusaha, promosi dagang dan dukungan kelembagaan. Sedangkan pembinaan dan pengembangan usaha merupakan upaya yang dilakukan pemerintah,
pemerintah daerah bersama dunia usaha dan masyarakat. Pengembangan usaha terhadap UMKM yang dilakukan dengan partisipasi dunia usaha dan
masyarakat itu, sejatinya berdimensi luas menyangkut bidang fungsi bisnis atau usaha, yaitu: produksi, pemasaran, sumber daya manusia dan teknologi.
b. Jenis dan Bentuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Sebagaimana dimuat dalam Pasal 6 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM menyebutkan secara terperinci mengenai kriteria UMKM, yakni :
48
1. Kriteria usaha mikro dalam pasal 6 ayat 1 Undang-Undang No. 20 Tahun
2008 yaitu : a.
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000 lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
48
Pasal 6 UU No.20 Tahun 2008 tentang “Usaha Mikro, Kecil dan Menengah”
Universitas Sumatera Utara
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000 lima
ratus juta rupiah. Ciri-ciri usaha mikro dapat dijabarkan sebagai berikut :
49
a. Jenis barangkomoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat
berganti; b.
Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat;
c. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha;
d. Sumber daya manusia pengusaha belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai;
e. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah; f. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka
sudah akses ke lembaga keuangan non bank; g. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP. Contoh usaha mikro :
a. Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya;
b. Industri makanan dan minuman, industri meubel pengolahan kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat;
c. Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll.;
49
Pengertian dan
Kriteria Usaha
Mikro, Kecil
dan Menengah,
http:restafebri.blogspot.co.id200903pengertian-dan-kriteria-usaha-mikro_08.html diakses pada tanggal 25 Oktober 2016
Universitas Sumatera Utara
d. Peternakan ayam, itik dan perikanan; e. Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit
konveksi. 2. Kriteria usaha kecil dalam Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang No.20 Tahun
2008 yaitu : a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000 lima puluh juta
rupiah sampai dengan paling banyak Rp500.000.000 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000 dua milyar
lima ratus juta rupiah. Ciri-ciri usaha kecil yaitu :
1. Milik sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang tidak memiliki, dikuasai, atau berafilisi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.
2. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan
hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Contoh usaha kecil yaitu :
a Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga
kerja; b
Pedagang dipasar grosir agen dan pedagang pengumpul lainnya;
Universitas Sumatera Utara
c Pengrajin industri makanan dan minuman, industri mebel, kayu dan
rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan;
d Peternakan ayam, itik dan perikanan;
e Koperasi berskala kecil.
3. Kriteria usaha menengah pada Pasal 6 ayat 3 Undang-Undang No.20 Tahun 2008 yaitu :
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000 sepuluh
milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000 dua
milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000 lima puluh milyar rupiah.
Ciri-ciri usaha menengah yaitu : 1.
Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang
jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi;
2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem
akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;
3. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan,
telah ada jamsostek, pemeliharaan kesehatan dan lain-lain;
Universitas Sumatera Utara
4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga,
izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan; 5.
Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan; 6.
Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.
Contoh usaha menengah yaitu : a
Usaha pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah; b
Usaha perdagangan grosir termasuk ekspor dan impor; c
Usaha jasa EMKL Ekspedisi Muatan Kapal Laut, garmen dan jasa transportasi taksi dan bus antar propinsi;
d Usaha pertambangan batu gunung untuk konstruksi dan marmer buatan.
Selain berdasar
Undang-undang tersebut,
dari sudut
pandang perkembangannya Usaha Kecil Dan Menengah dapat dikelompokkan dalam
beberapa kriteria Usaha Kecil Dan Menengah yaitu:
50
1. Livelihood Activities
, merupakan Usaha Kecil Menengah yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih
umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.
2. Micro Enterprise
, merupakan Usaha Kecil Menengah yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
50
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, https:asepfirman17. wordpress.com administrasi-pendidikankriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm diakses pada tanggal 10
November 2016
Universitas Sumatera Utara
3. Small Dynamic Enterprise
, merupakan Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan
subkontrak dan ekspor 4.
Fast Moving Enterprise, merupakam Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi
menjadi Usaha Besar UB. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Berdasarkan Lembaga dan Negara
Asing Lembaga dan negara-negara asing mendefinisikan Kriteria Usaha Kecil dan Menengah bersarkan pada beberapa hal yaitu, jumlah tenaga kerja, pendapatan
dan jumlah aset. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah tersebut sebagai berikut: 1. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Menurut World Bank.
Menurut World Bank Usaha Kecil Dan Menengah dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
a. Medium Enterprise, dengan kriteria : 1. Jumlah karyawan maksimal 300 orang
2. Pendapatan setahun hingga sejumlah 15 juta 3. Jumlah aset hingga sejumlah 15 juta
b. Small Enterprise, dengan kriteria : 1. Jumlah karyawan kurang dari 30 orang
2. Pendapatan setahun tidak melebihi 3 juta 3. Jumlah aset tidak melebihi 3 juta
c. Micro Enterprise, dengan kriteria : 1. Jumlah karyawan kurang dari 10 orang
Universitas Sumatera Utara
2. Pendapatan setahun tidak melebihi 100 ribu 3. Jumlah aset tidak melebihi 100 ribu
2. European Commision, membagi UKM ke dalam 3 jenis, yaitu : a. Medium-sized Enterprise, dengan kriteria :
1. Jumlah karyawan kurang dari 250 orang 2. Pendapatan setahun tidak melebihi 50 juta
3. Jumlah aset tidak melebihi 50 juta b. Small-sized Enterprise, dengan kriteria :
1. Jumlah karyawan kurang dari 50 orang 2. Pendapatan setahun tidak melebihi 10 juta
3. Jumlah aset tidak melebihi 13 juta c. Micro-sized Enterprise, dengan kriteria :
1. Jumlah karyawan kurang dari 10 orang 2. Pendapatan setahun tidak melebihi 2 juta
3. Jumlah aset tidak melebihi 2 juta
C. Urgensi Usaha Mikro,Kecil dan Menengah Dalam Perekonomian Di Indonesia