umum, tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.
Dari berbagai defenisi yang dikemukakan tersebut dapat dikatakan adanya beberapa ciri atau karakteristik pajak, yaitu sebagai berikut :
26
a. Pajak dipungut berdasar adanya undang-undang ataupun peraturan
pelaksanaannya; b.
Terhadap pembayaran pajak tidak ada tegen prestasi yang dapat ditunjukkan secara langsung;
c. Pemungutannya dapat dilakukan baik oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah sehingga ada istilah pajak pusat dan pajak daerah; d.
Hasil pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan,
dan apabila terdapat kelebihan maka sisanya digunakan untuk public investment
; e.
Di samping mempunyai fungsi sebagai alat untuk memasukkan dana dari rakyat ke dalam kas negara fungsi budgeter, pajak juga
mempunyai fungsi lain, yakni fungsi mengatur.
2. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perpajakan bahwa UMKM turut serta dalam berkewajiban untuk taat pajak. Pajak, ditinjau
dari segi mikroekonomi, merupakan peralihan uang harta dari sektor
26
Y. Sri Pudyatmoko, Pengantar Hukum Pajak, Yogyakarta:Penerbit Andi:2009 hlm 4
Universitas Sumatera Utara
swastaindividu ke sektor masyarakatpemerintah, tanpa ada imbalan yang secara langsung dapat ditunjuk.
27
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM merupakan kekuatan strategis dalam mempercepat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah. Di Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah diatur dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008.
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah diberikan pengertian atau batasan tentang usaha mikro,
usaha kecil dan usaha menengah sebagai berikut :
28
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria yakni :
29
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 lima puluh juta
rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha b.
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 tiga ratus juta rupiah
Ciri-ciri usaha mikro dapat dijabarkan sebagai berikut :
30
1 Jenis barangkomoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat
berganti; 2
Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat;
27
H. Rochmat Soemitro dan Dewi Kania Sugiharti, Asas Dan Dasar Perpajakan, Bandung: Refika Aditama,2004 hlm 2
28
Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2008 tentang “Usaha Mikro, Kecil dan Menengah”
29
Ibid, Pasal 6
30
Pengertian dan Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, http:restafebri.blogspot. co.id200903pengertian-dan-kriteria-usaha-mikro_08.html diakses pada tanggal 26 September
2016
Universitas Sumatera Utara
3 Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha;
4 Sumber daya manusia pengusaha belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai;
5 Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah; 6 Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka
sudah akses ke lembaga keuangan non bank; 7 Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP. Contoh usaha mikro :
1 Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan
pembudidaya; 2
Industri makanan dan minuman, industri meubel pengolahan kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat;
3 Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll.; 4 Peternakan ayam, itik dan perikanan;
5 Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit konveksi.
Usaha Kecil adalah usaha mikro ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
Universitas Sumatera Utara
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria yakni :
31
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 tiga ratus juta
rupiah sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316KMK.0161994, Usaha Kecil didefenisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah
melakukan kegiatan, dengan penjualan tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau asset aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 diluar tanah dan bangunan
yang ditempati. Usaha Kecil tersebut terdiri dari :
a. Badan usaha, termasuk di dalamnya FaFirma, CV, PT, dan Koperasi.
b. Perorangan, yang termasuk perorangan disini adalah pengrajinindustri
rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang, dan jasa.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
31
Pasal 1 UU No 20 Tahun 2008 tentang “Usaha Mikro, Kecil dan Menengah”
Universitas Sumatera Utara
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Kecil atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria :
32
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 sepuluh
milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 dua
milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.
Ciri-ciri usaha menengah yaitu : 1.
Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas
antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi; 2.
Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan
penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan; 3.
Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada jamsostek, pemeliharaan kesehatan dan lain-lain;
4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin
usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan; 5.
Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan; 6.
Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.
32
Pasal 1 UU No 20 Tahun 2008 tentang “Usaha Mikro, Kecil dan Menengah”
Universitas Sumatera Utara
Contoh usaha menengah yaitu : a
Usaha pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah; b
Usaha perdagangan grosir termasuk ekspor dan impor; c
Usaha jasa EMKL Ekspedisi Muatan Kapal Laut, garmen dan jasa transportasi taksi dan bus antar propinsi;
d Usaha pertambangan batu gunung untuk konstruksi dan marmer buatan.
Menurut penjelasan Bab I UU UMKM 2008, dinyatakan defenisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah itu merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan
pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.
33
3. Pengampunan Pajak Kebijakan terbaru dalam pengaturan pajak dengan dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak menjadikan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagai wajib pajak untuk turut serta ikut
dalam pelaksanaan taat pajak di Indonesia. Dalam Pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa pengampunan pajak adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang,
tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang
33
Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang “Usaha Mikro, Kecil dan Menengah”
Universitas Sumatera Utara
perpajakan, dengan cara mengungkap Harta, dan membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
34
F. Metode Penelitian