Urgensi Usaha Mikro,Kecil dan Menengah Dalam Perekonomian Di Indonesia

2. Pendapatan setahun tidak melebihi 100 ribu 3. Jumlah aset tidak melebihi 100 ribu 2. European Commision, membagi UKM ke dalam 3 jenis, yaitu : a. Medium-sized Enterprise, dengan kriteria : 1. Jumlah karyawan kurang dari 250 orang 2. Pendapatan setahun tidak melebihi 50 juta 3. Jumlah aset tidak melebihi 50 juta b. Small-sized Enterprise, dengan kriteria : 1. Jumlah karyawan kurang dari 50 orang 2. Pendapatan setahun tidak melebihi 10 juta 3. Jumlah aset tidak melebihi 13 juta c. Micro-sized Enterprise, dengan kriteria : 1. Jumlah karyawan kurang dari 10 orang 2. Pendapatan setahun tidak melebihi 2 juta 3. Jumlah aset tidak melebihi 2 juta

C. Urgensi Usaha Mikro,Kecil dan Menengah Dalam Perekonomian Di Indonesia

Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UMKM memiliki peranan yang cukup kuat, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik dalam sektor tradisional maupun modern. Peranan UMKM ini menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan. Namun jika dilihat hasilnya, maka Universitas Sumatera Utara belum cukup memuaskan karena pada kenyataannya kemajuan UMKM sangat kecil dibandingkan dengan usaha besar. Hal tersebut dilihat dari lebih berkembangnya pengusaha-pengusaha besar yang mencakup semua sektor, baik dari sektor perdagangan, perbankan, kehutanan, pertanian dan terutama industri. Perkembangan usaha besar ini didukung oleh pemerintah yang sangat berpihak terhadap usaha besar. 51 Adapun perkembangan UMKM di Indonesia sudah cukup pesat menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Hingga akhir 2013 jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM di Indonesia tercatat sebanyak 57.895.721, atau naik 2,41 dari 56.534.592 pada 2012. Sementara itu data terakhir Badan Pusat Statistik BPS menyebutkan, saat ini banyaknya wirausaha baru di Indonesia pada 2011 mencapai 3.707.205, atau sekitar 1,65 dari seharusnya 4,75 juta jiwa. Data berikutnya adalah jumlah tenaga kerja dari BPS yang dirilis Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan kenaikan 6,03 dari 107.657.509 pada 2012 meningkat menjadi 114.144.082 pada 2013. Sedangkan data BPS tentang jumlah koperasi , juga terus bertambah 4,84 dari 194.29 jiwa menjadi 203.701 pada 2013. Serta jumlah anggota koperasinya juga ikut naik 4,1 dari 32.869.439 menjadi 35.258.737. Lagi, jumlah tenaga kerja yang berhasil diserap koperasi pada 2012 tercatat sebanyak 429.678 jiwa yang 2012. Setahun berikutnya, para pekerja yang terserap di koperasi mencapai 473.603. 52 51 Tiktik Sartika Partomo dan Abd.Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala KecilMenengah dan Koperasi, Bogor ; Ghalia Indonesia, 2004, hal.20 52 Koperasi dan UMKM Dalam Angka, http:www.neraca.co.idarticle39432koperasi- dan-umkm-dalam-angka diakses pada tanggal 18 April 2017 Universitas Sumatera Utara Data BPS tahun 2012 juga menyebutkan kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB tahun 2012 meningkat 46 persen atau menjadi sebesar Rp1.505 triliun dibandingkan Rp1.032 triliun pada tahun 2006. Sejak tahun 2009, setelah pemerintah membentuk Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia LPEI, pembiayaan diberikan baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah kepada korporasi dan UKM. Data BPS menunjukkan nilai ekspor UMKM tahun 2012 tercatat tumbuh 28,2 persen sebesar Rp208 triliun dari tahun 2009 yang sebesar Rp162,2 triliun. Selanjutnya pada tahun 2015, pemerintah mengalokasikan dana sebagai tambahan Penyertaan Modal Negara PMN kepada LPEI sebesar Rp1 triliun. Nota Keuangan APBN 2015 menyebutkan salah satu tujuan PMN kepada LPEI adalah untuk meningkatkan kapasitas LPEI dalam memberikan pembiayaan berorientasi ekspor kepada sektor UKM. Selain melalui program KUR dan LPEI, dukungan Pemerintah terhadap sektor UMKM tercermin dalam alokasi APBN 2015 melalui alokasi dana bergulir. Kebijakan dana bergulir tersebut telah dilaksanakan sejak tahun 2008 untuk penguatan modal bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah KUMKM. Nota Keuangan APBN 2015 menyebutkan dana bergulir telah direalisasikan sebesar Rp4.567,7 miliar kepada 570.350 KUMKM serta menyerap kurang lebih 1.140.700 tenaga kerja . 53 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagai sasaran utama pembangunan harus dilandasi dengan komitmen dan koordinasi yang baik antara pemerintah, 53 M.Z Abidin, Kebijakan Fiskal dan Peningkatan Peran Ekonomi UMKM, http:www.fiskal.depkeu.go.id2010adoku2013kajianpprfLaporan_Tim_Kajian_Kebij akan_Antisipasi_Krisis_Tahun_2012_Melalui_KUR.pdf diakses pada tanggal 18 April 2017 Universitas Sumatera Utara pengusaha dan lembaga non bisnis serta masyarakat setempat dengan menerapkan strategi agresif yang berbasis pada ekonomi jaringan kemitraan. Pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah secara keseluruhan dilakukan dengan cara memberi dukungan positif dan nyata terhadap pengembangan sumber daya manusia, teknologi, informasi, akses pendanaan serta pemasaran. 54 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan suatu subjek yang penting dalam analisa kebijakan pemerintah Indonesia yang didasari oleh beberapa alasan. Pertama, UMKM di negara manapun memainkan suatu peran yang sangat penting di dalam pembangunan ekonomi. Mereka secara khas memperkerjakan 60 atau lebih banyak lapangan kerja industri dan menghasilkan sampai separuh output. UMKM merupakan suatu komponen penting dalam proses industrialisasi yang lebih luas. Kedua, UMKM merupakan suatu sarana untuk mempromosikan bisnis pribumi dan sebagai alat redistribusi aset secara etnik. Lebih umum lagi, ada suatu pemisahan antara standar pendekatan ahli ekonomi terhadap intervensi kebijakan, yang menekankan solusi orientasi pasar sebagai kunci pembangunan ekonomi yang cepat. 55 Dari perspektif dunia, diakui bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mempunyai suatu peran yang sangat vital didalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia, tetapi juga di negara-negara maju, seperti Jepang, Amerika 54 Abdullah Abidin, Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Sebagai Kekuatan Strategis Dalam Mempercepat Pembangunan Daerah, http:langgudubima.blogspot.com200906pengembangan-usaha-mikro-kecil-dan.html. diakses tanggal 10 November 2016 55 Diswandi, Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM di Indonesia,http:shoppingh.blogspot.co.id201206strategi-pengembangan-usaha-mikro- kecil.html diakses pada tanggal 18 April 2017 Universitas Sumatera Utara Serikat, dan negara-negara di Eropa. Di Indonesia, sudah sering dinyatakan dalam banyak seminar dan lokakarya, dan juga banyak dibahas di media-media massa bahwa UMKM di Indonesia sangat penting, terutama sebagai sumber pertumbuhan kesempatan kerja atau pendapatan. Pernyataan tersebut tentu tidak tanpa alasan. Fakta menunjukkan bahwa memang kesempatan kerja diciptakan oleh kelompok usaha besar. Oleh karena itu, UMKM sangat diharapakan untuk terus bisa berperan secara optimal dalam upaya menanggulangi pengangguran yang jumlahnya cenderung meningkat terus setiap tahunnya. Dengan banyak menyerap tenaga kerja berarti UMKM juga mempunyai peran strategis dalam upaya pemerintah selama ini dalam memerangi kemiskinan di dalam negeri. Di dalam literatur diakui secara luas bahwa negara sedang berkembang NSB, UMKM sangat penting karena karakteristik-karakteristik utama mereka yang berbeda dengan usaha besar UB, yaknin sebagai berikut: 56 1. Jumlah perusahaan sangat banyak jauh melebihi jumlah UB, terutama dari kategori usaha mikro UMI dan usaha kecil UK. Berbeda dengan UB dan UM usaha menengah, UMI dan UK tersebar di seluruh pelosok pedesaan, termasuk di wilayah-wilayah yang relatif terisolasi. Oleh karena itu, kelompok usaha ini mempunyai suatu signifikan “lokal” yang khusus untuk ekonomi pedesaan. Dalam kata lain, kemajuan pembangunan ekonomi pedesaan sangat ditentukan oleh kemajuan pembangunan UMKM-nya. 56 Ciri-ciri dari UKM, khususnya di NSB, dibahas secara ekstensif di,misalnya, Tambunan 1994,Liedholm dan Mead 1999, dan Berry dkk.2001 Universitas Sumatera Utara 2. Karena sangat padat karya, berarti mempunyai suatu potensi pertumbuhan kesempatan kerja yang sangat besar, pertumbuhan UMKM dapat dimasukkan sebagai suatu elemen penting dari kebijakan-kebijakan nasional untuk meningkatkan kesempatan kerja dan menciptakan pendapatan, terutama bagi masyarakat miskin. Hal ini juga yang bisa menjelaskan kenapa pertumbuhan UMKM menjadi sangat penting di pedesaan di NSB, terutama di daerah-daerah di mana sektor pertanian mengalami stagnasi atau sudah tidak mampu lagi menyerap pertumbuhan tahunan dari penawaran tenaga kerja di pedesaan. 3. Tidak hanya mayoritas dari UMKM, terutama UMI, di NSB berlokasi di pedesaan, kegiatan-kegiatan produksi dari kelompok usaha ini juga pada umumnya berbasis pertanian. Oleh karena itu, upaya-upaya pemerintah mendukung UMKM sekaligus juga merupakan suatu cara tak langsung, tetapi efektif untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan produksi di sektor pertanian. 4. UMKM memakai teknologi-teknologi yang lebih “cocok” jika dibandingkan dengan teknologi-teknologi canggih yang umum dipakai oleh perusahaan-perusahaan modernUB terhadap proporsi-proporsi dari faktor-faktor produksi dan kondisi lokal yang ada di NSB, yakni sumber daya alam SDA dan tenaga kerja berpendidikan rendah yang berlimpah walupun jumlahnya bervariasi menurut negara atau wilayah Universitas Sumatera Utara di dalam sebuah negara, tetapi modal serta sumber daya manusia SDM atau tenaga kerja berpendidikan tinggi yang sangat terbatas. 5. Banyak UMKM bisa tumbuh pesat. Bahkan, banyak UMKM bisa bertahan pada saat ekonomi Indonesia dilanda suatu krisis besar pada tahun 199798. Oleh sebab itu, kelompok usaha ini dianggap sebagai perusahaan-perusahaan yang memiliki fungsi sebagai basis bagi perkembangan usaha lebih besar. Misalnya UMI bisa menjadi landasan bagi pengembangan UK, sedangkan UK bagi UM, dan UM bagi UB. 6. Walaupun pada umumnya masyarakat pedesaan miskin, banyak bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang desa yang miskin bisa menabung dan mereka mau mengambil resiko dengan melakukan investasi. Dalam hal ini, UMKM bisa menjadi suatu titik permulaan bagi mobilisasi tabunganinvestasi di pedesaan; sementara, pada waktu yang sama, kelompok usaha ini dapat berfungsi sebagai tempat pengujian dan peningkatan kemampuan berwirausaha dari orang-orang desa. 7. Masih berkaitan dengan butir 6 Terbukti bahwa pada umumnya pengusaha-pengusaha UMKM membiayai sebagian besar dari operasi- operasi bisnis mereka dengan tabungan pribadi, ditambah dengan bantuan atau pinjaman dari saudara atau kerabat, atau dari pemberi- pemberi kredit kredit informal, pedagang atau pengumpul, pemasok- pemasok bahan baku, dan pembayaran di muka dari konsumen- konsumen. Oleh karena itu, kelompok usaha ini dapat memainkan suatu Universitas Sumatera Utara peran penting lainnya, sebagai suatu alat untuk mengalokasikan tabungan-tabungan pedesaan, yang kalau tidak, akan digunakan untuk maksud-maksud yang tidak produktif. 8. Walaupun banyak barang yang diproduksi oleh UMKM juga untuk masyarakat kelas menengah dan atas untuk yang terakhir ini proporsinya lebih kecil, terbukti secara umum bahwa pasar utama bagi UMKM adalah untuk barang-barang konsumsi sederahana, mebel dari kayu, bambu, dan rotan, barang-barang lainnya dari kayu, alas kaki, dan alat-alat dapur dari aluminium dan plastik. 9. Sebagai bagian dari dinamikanya, banyak juga UMKM khususnya UK dan UM yang mampu meningkatkan produktivitasnya lewat investasi dan perubahan teknologi; walaupun negara berbeda mungkin punya pengalaman berbeda dalam hal ini, tergantung pada banyak faktor. Faktor-faktor tersebut bisa termasuk tingkat pembangunan ekonomi pada umumnya dan pembangunan sektor terkait pada khususnya; akses ke faktor-faktor penentu produktivitas paling penting, khususnya modal, teknologi, atau pengetahuan dan sumber daya manusia SDM; dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang mendukung keterkaitan-keterkaitan produksi antara UMKM dan UB, termasuk dengan perusahaan-perusahaan asingberbasis penanaman modal asing. 57 57 Di NSB, UB mencapai peningkatan produktivitas untuk sebagian besar adalah dari teknologi-teknologi maju yang ada di dunia. Misalnya dari penanaman modal asing PMA dalam bentuk lisensi teknologi dan kerja sama dalam berbagai bentuk, seperti joint ventures dan aliansi strategis. Seperti ini tidak didapat di kebanyakan UMKM Berry dkk., 2001. Universitas Sumatera Utara 10. Seperti sering dikatakan di dalam literatur, satu keunggulan dari UMKM adalah tingkat fleksibilitasnya yang tinggi, relatif terhadap pesaingnya UB. Dalam Berry dkk. 2001, kelompok usaha ini dilihat sangat penting di industri-industri yang tidak stabil atau ekonomi- ekonomi yang menghadapi perubahan-perubahan kondisi pasar yang cepat, seperti krisis ekonomi 199798 yang dialami oleh beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. 58 Oleh karena itu, dengan menyadari betapa pentingnya UMKM paling tidak secara potensial seperti yang diuraikan di atas tersebut, tidak heran kenapa pemerintah-pemerintah di hampir semua negara sedang berkembang termasuk Indonesia sudah sejak lama mempunyai berbagai macam program, dengan skim- skim kredit bersubsidi sebagai komponen terpenting, untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan UMKM. Tidak hanya itu, lembaga-lembaga internasional pun, seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia ADB, dan Organisasi Dunia untuk Industri dan Pembangunan the United Nation Industry and Development Organisation UNIDO dan banyak negara donor lewat kerja sama-kerja sama bilateral juga sangat aktif selama ini dalam upaya-upaya pengembangan atau capacity building UMKM di negara sedang berkembang. 58 Ini kelihatan pada saat krisis ekonomi 199798, UMKM bisa menghadapinya lebih baik dari UB, karena fleksibilitas UMKM yang lebih besar membuat mereka bisa menyesuaikan proses produksi selama krisis tersebut; walaupun banyak juga UMKM yang tutup usaha atau mengurangi kegiatan produksi mereka karena terhimbas oleh efek-efek negatif yang muncul dari krisis tersebut. Banyak yang berpendapat bahwa tidak terlalu tergantungnya UMKM pada pasar-pasar dan kredit formal membuat kelompok usaha tersebut merespon lebih cepat dan luwes daripada UB terhadap goncangan-goncangan yang muncul secara mendadak Berry, dkk. 2001. Universitas Sumatera Utara

D. Pengaturan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia

Dokumen yang terkait

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak

0 0 27

Nomor 118 PMK.03 2016 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak

0 0 94

Akibat Hukum Pemberian Pengampunan Pajak Bagi Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak

0 0 8

Akibat Hukum Pemberian Pengampunan Pajak Bagi Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak

0 0 1

Akibat Hukum Pemberian Pengampunan Pajak Bagi Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak

0 0 25

Akibat Hukum Pemberian Pengampunan Pajak Bagi Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak

0 0 33

Akibat Hukum Pemberian Pengampunan Pajak Bagi Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak Chapter III V

0 0 57

Akibat Hukum Pemberian Pengampunan Pajak Bagi Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak

0 0 6

ANALISIS YURIDIS IMPLIKASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENGAMPUNAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK (TINJAUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK) - Repositori Universitas Kristen Indonesia

0 0 7

ANALISIS YURIDIS IMPLIKASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENGAMPUNAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK (TINJAUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK) - Repositori Universitas Kristen Indonesia

0 0 10