KERANGKA PEMIKIRAN TELAAH PUSTAKA

commit to user 38 memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan, khususnya pada target wisata yang akan dilayani. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mempengaruhi calon wisatawan agar mau memanfaatkan produk pariwisata yang ditawarkan adalah sebagai berikut: 1. Menawarkan produk pariwisata yang bernilai, yaitu memiliki keunggulan kualitas dan pelayanan produknya produck. 2. Menerapkan harga produk pariwisata yang wajar, dalam arti ada kesamaan manfaat antara penjual dan pembeli price. 3. Mengupayakan terjalinnya komunikasi dengan calon pembeli melalui usaha promosi untuk meyakinkan akan manfaat dan kualitas produk pariwisata yang ditawarkan kepada target pasar yang dilayani promotion. 4. Menciptakan model saluran distribusi penjualan produk pariwisata yang mampu menjamin ketersediaannya dalam berbagai situasi distribution.

D. KERANGKA PEMIKIRAN

Tabut berasal dari upacara berkabung Kaun Syiah, dibawa ke Bengkulu oleh para tukang yang membangun Benteng Marlborough dari negeri mereka yaitu Madras-Benggali bagian selatan India. Upacara ini selanjutnya diwariskan mereka anak cucu mereka yang kemudian ada diantaranya uang berasimilasi dengan orang Bengkulu. Karena upacara ini telah berlangsung cukup lama sekitar dua abad maka dipandang sebagai commit to user 39 upacara tradisional orang Bengkulu telah menjadi milik mereka dari kalangan kaum sipai maupun seluruh masyarakat melayu Bengkulu. Dengan demikian tepatlah bila upacara ini digolongkan sebagai upacara tradisional dari suku bangsa Melayu Bengkulu. Tujuan dari upacara ini pada mulanya adalah untuk meningkatkan rasa cinta mereka kepada ahlul-bait Keluarga Rasulullah Saw umumnya dan kepada Husin bin Ali khususnya, disamping itu untuk memupuk rasa permusuhan kepada keluarga Yazid bin Mu‟aviyyah Khalifah Bani Umayyah yang memerintah waktu itu beserta Gubernur Ubaidillah bin Ziyad yang memerintahkan penyerangan terhadap Husin bin Ali beserta lasykarnya. Bagi orang Bengkulu pada umumnya dan keluarga Sipai pada khususnya tujuan dari upacara ini adalah untuk menanamkan rasa bangga atas budaya leluhur juga untuk serta melestarikan kebudayaan daerah pada khususnya dan kebudayaan Nasional pada umumnya. Kabudayaan daerah tersebut, perlu dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Terlebih lagi pertumbuhan ekonomi sekarang ini sebagai dampak dari semakin maju dan berkembangnya sector pariwisata semakin nampak menggembirakan. Usaha yang dilakukan melalui sector pariwisata mampu membawa perubahan-perubahan dalam masyarakat seperti meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik berupa material maupun spititual. commit to user 40 Konteks pengembangan pariwisata terutama wisata religi seperti halnya Tabot, tentulah memunculkan kegairahan di satu pihak, namun di pihak lain tidak pelak akan berhadapan dengan konsekuensi-konsekuensi yang tentunya harus disikapi secara bijaksana. Dengan demikian, untuk meningkatkan pariwisata dan budaya Propinsi Bengkulu, Tabot sebagai upacara religi dapat dikomodifikasi sebagai aset pariwisata sehingga nantinya dapat dipasarkan menggunakan komunikasi pemasaran terpadu untuk meningkatkan sektor pariwisata di Propinsi Bengkulu. Alur berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut. Gambar 2 Kerangka Berpikir Teori Kritis Pem prov Bengkulu Upacara Religi Tabot Symbol komunikasi Pariwisata Bengkulu Komodifikasi commit to user 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Desain Penelitian

1. Bentuk Penelitian adalah penelitian kualitatif. Menurut Lexi J. Moleong 2006: 3 metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian ini, peneliti memilih penelitian kuantitatif karena dengan penelitian kualitatif maka peneliti dapat menggambarkan objek penelitian secara holistik berdasarkan realitas sosial yang ada dilapangan. Oleh karena itu, sesuai pendapat tersebut di atas, maka bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang mengambil masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dengan menggambarkan objek yang menjadi pokok permasalahannya dengan mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan lalu menganalisa dan menginterpretasikan. 2. Strategi Penelitian a. Strategi yang dipakai dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret dan kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan HB. Sutopo, 2002 : 111.