commit to user 59
3. Makna Upacara Religi Tabot
Secara umum, ada dua nilai yang terkandung dalam pelaksanaan upacara Tabot, iaitu: nilai Agama sakral, sejarah, dan sosial. Nilai-nilai
Agama sakral dalam upacara Tabot diantaranya adalah:
satu
, proses
mengambik tanah
mengingatkan manusia akan asal penciptaannya.
Kedua
, terlepas dari adanya pandangan bahwa ritual tabot mengandung unsur
penyimpangan dalam akidah, seperti penggunaan mantera-mantera dan ayat- ayat suci dalam prosesi
mengambik tanah
, namun esensinya adalah untuk menyadarkan kita bahwa keberagamaan tidak bisa dilepaskan dari
nilai-nilai budaya tempatan. Dan
ketiga
, pelaksanaan upacara Tabot merupakan perayaan untuk menyambutan tahun baru Islam.
Nilai sejarah yang terkandung dalam budaya tabot adalah sebagai manifestasi kecintaan dan untuk mengenang wafatnya cucu Nabi
Muhammad s.a.w. yakni Hussein bin Ali yang terbunuh di Padang Karbala dan juga sebagai ekspresi permusuhan terhadap keluarga Bani Umayyah
pada umumnya dan khususnya pada Yazid bin Muawiyah, Khalifah Bani Umayyah yang memerintah waktu itu, beserta Gabenor Ubaidillah bin
Ziyad yang memerintahkan penyerangan terhadap Hussain bin „Alî beserta
askarnya. Adapun nilai sosial yang terkandung di dalamnya, antara lain: mengingatkan manusia akan praktik penghalalan segala cara untuk menuju
puncak kekuasaan dan simbolisasi dari sebuah keprihatinan sosial. Banyak nilai-nilai kebijaksanaan yang dapat digali dan dijadikan
landasan untuk mengarungi kehidupan, tetapi jika tidak disikapi dengan
commit to user 60
bijaksana, maka upacara Tabot akan menjadi sekedar festival budaya yang kehilangan makna dasarnya. Meriah dalam pelaksanaan festival tapi
kehilangan spiritnya.
4. Perlengkapan Upacara Tabot
Adapun perlengkapan yang digunakan dalam pelaksanaan upacara Tabot adalah tabot, gerga, jari-jari dan panji-panji bendera, dol meradai,
tasa, dan gerobak pengangkut.
a. Gerga
Gerga adalah sebuah bangunan menyerupai rumah kecil atau benteng yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan benda-
benda pusaka, seperti penja, sorban, dan bendera-bendera panji. Gerga ini merupakan simbol dari markas Husain bin Ali bin Abi
Thalib berserta lasykarnya yang berada di tepi sungai eufrat. Disinilah jenazah Husain disemayamkan.
b. Coki
Coki adalah tabot kecil yang digunakan untuk perlengkapan upacara Arak Jari-jari dan arak Sorban pada malam Kedelapan dan
kesembilan bulan muharam dalam rangkaian upacara tradisional Tabot.
c. Jari-Jari
Jari-jari adalah sebuah benda terbuat dari kayu yang diujungnya dibentuk seperti jari-jari tangan manusia. Jari-jari ini
dililiti dengan kain berwarna merah, putih, hijau, dan lain-lain yang
commit to user 61
dipucuknya ditancapi limau nipis. Jari-jari ini dilambangkan bahwa tubuh Husain bin Ali bin Abi Thalib dalam kondisi tercerai berai
atau terpisah-pisah akibat kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Ubaidilah bin Zaid.
d. Bendera Panji
Bendera panji ini terbuat dari kain warna kuning, hijau, merah, putih, dan lain-lain. Bendera panji ini merupakan symbol
dari bendera kaum syi‟ah di dalam peperangan. Melengkapi bendera panji ini terdapat tombak bermata ganda yang diujungnya
digantungkan pedang-pedangan kecil sebagai symbol padang Zulfikar pedang Nabi Muhammad SAW. Selain itu, juga
digantungkan penja, yaitu sebuah benda berbentuk telapak tangan manusia beserta jari-jarinya yang terbuat dari logam. Sebagaimana
diketahui, pada zaman permulaan islam, pertempuran masih berhadapan langsung antara kedua belah pihak yang sedang
berseteru. Oleh sebab itu, masing-masing pihak memiliki bendera panji yang harus tetap ditegakkan. Karena, apabila bendera itu
dapat direbut oleh salah satu pihak, maka pihak lainnya dianggap kalah. Jadi bendera panji ini dapat dimaksudkan sebagai symbol
semangat perjuangan kaum Islam Syi‟ah.
e. Dol
Dol adalah salah satu instrument atau alat musik sejenis bedug yang digunakan di dalam pelaksanaan upacara tradisional
commit to user 62
Tabot di Kotamadya Bengkulu. Dol ini terbuat dari bongkot kelapa atau pangkal pohon kayu besar yang di tengah-tengahnya
dilubangi. Pada bagian atasnya ditutup dengan kulit lembu atau kerbau yang telah dikeringkan dan diikat dengan kawat atau rotan.
Kawat atau rotan ini berfungsi untuk mengencangkan kulit tersebut agar dapat berbunyi nyaring. Sedangkan di sebelah kanan dan
kirinya diberi tali pegangan agar dapat dibawa kemana-mana. Dol ini juga mempunyai alat pukul yang terbuat dari kayu yang di
bagian ujungnya dilapisi dengan kain atau karet. Dol ini dimaksudkan sebagai symbol gendering perang yang digunakan
oleh para pasukan Husain. f.
Dol Meradai Dol meradai adalah dol yang berukuran kecil, terbuat dari
kayu atau bonhkot kelapa dan kulit kambing kering. Fungsi dol meradai ini juga seperti fungsi dol yaitu alat bunyi-bunyian atau
perkusi yang berguna sebagai sarana atau alat untuk memberitahu masyarakat di dalam pelaksanaan upacara tradisional Tabot.
g.
Tasa
Tasa adalah alat perkusi yang bentuknya seperti rebana. Tasa ini terbuat dari rangka kayu atau besi plat atau allumunium bisa
berasal dari kuali yang permukaannya ditutup dengan kulit kambing kering. Sedangkan, alat pemukul dan talinya terbuat dari
commit to user 63
rotan. Adapun fungsi alat ini sama seperti fungsi Dol dan Dol Meradai.
h. gerobak pengangkut
Sebagaimana lazimnya gerobak, maka alat angkut ini berfungsi untuk mengangkut bangunan Tabot agar dapat dibawa ke
lapangan terbuka dalam melaksanakan upacara Tabot Bersanding Arak Gedang dan juga ke pemakaman Imam Senggolo di
Karabela dalam melaksanakan upacara Tabot terbuang.
5. Doa-doa Upacara Religi Tabot