b. Memperjelas tugas dan kewenangan Ketua dan Pokja ULP;
c. Memperjelas penyetaraan teknis untuk pelelangan;
d. Memperjelas bahwa yang berhak menyanggah adalah peserta yang
memasukan penawaran; dan e.
Memperjelas arah reformasi kebijakan pengadaan.
B. Prinsip Pengadaan Barang Jasa
Prinsip-prinsip pengadaan barang jasa antara lain:
39
1. Efisien yaitu pengadaan barang jasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggung
jawabkan. 2.
Efektif yaitu pengadaan barang jasa harus didasarkan pada kebutuhan yang telah ditetapkan sasaran yang ingin dicapai dan dapat memberikan
manfaat yang tinggi dan sebenar-benarnya sesuai dengan sasaran yang dimaksud.
3. Persaingan sehat yaitu diberinya kesempatan kepada semua penyedia
barang jasa yang setara dan memenuhi semua persyaratan sesuai dengan ketentuan untuk menawarkan barang jasanya berdasarkan etika dan norma
pengadaan yang berlaku dan tidak terjadi kecurangan dan praktik KKN.
39
Adrian Sutedi, Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa dan Berbagai Permasalahannya, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hal.12.
Universitas Sumatera Utara
4. Terbuka transparansi yaitu memberikan semua informasi dan ketentuan
mengenai pengadaan barang jasa. 5.
Tidak diskriminatif adil yaitu pemberian perlakuan yang sama kepada semua calon penyedia barang jasa yang berminat mengikuti pengadaan
barang jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu dengan cara danatau alasan apa pun.
6. Akuntabilitas yaitu pertanggungjawaban pengadaan barang jasa laporan
kepada para pihak terkait dan masyarakat berdasarkan etika, norma, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
C. Jaminan Dalam Pengadaan Barang Jasa
Jaminan adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat unconditional yang dikeluarkan oleh bank umum perusahaan
penjaminan perusahaan asuransi yang diserahkan oleh penyedia barang jasa kepada PPK Pejabat Pembuat Komitmen ULP Unit Layanan Pengadaan untuk
menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia barang jasa. Jaminan terbagi menjadi
4 jenis, yaitu:
1. Jaminan Penawaran
Jaminan Penawaran diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah dengan nilai
sebesar 1 sampai dengan 3 dari HPS harga perkiraan sendiri. Nilai jaminan penawaran harus ditentukan nominalnya dalam dokumen
pengadaan sesuai dengan aturan tersebut. Jaminan penawaran dalam suatu
Universitas Sumatera Utara
proses pengadaan barang jasa dapat dikeluarkan oleh bank umum, asuransi atau perusahan penjamin, yang mana asuransi dan perusahaan penjamin
tersebut harus terekomendasi oleh menteri keuangan. Jaminan Penawaran
tidak diperlukan dalam hal pengadaan barang pekerjaan konstruksi jasa lainnya dilaksanakan dengan penunjukan langsung, pengadaan langsung
atau kontes sayembara. Jaminan penawaran dimasukan bersamaan dengan pemasukan dokumen administrasi dan tidak boleh melebihi dari waktu
yang sudah ditentukan di dalam dokumen pengadaan. Pengadaan barang jasa pemerintah sekarang ini dilakukan melalui e-procurement, sehingga
jaminan penawaran pun dimasukan kedalam dokumen lainya dalam bentuk digital hasil scan, namun dengan catatan jaminan aslinya tetap
harus disampaikan kepada pokja kelompok kerja ULP. Kapan batas akhir pemasukan jaminan penawaran ini masih menjadi perdebatan beberapa
pihak, kalau mengacu para aturan manual non e-procurement maka jaminan harus dimasukan sebelum berakhirnya masa pemasukan
penawaran, namun kalau mengacu kepada Perka LKPP tentang e- tendering, bila jaminan penawaran sampai dengan batas akhir pemasukan
penawaran belum dimasukan maka belum bisa digugurkan, karena sudah ada file hasil scannya.
Kemudian dalam proses evaluasi pengadaan barang jasa dalam tahapan administrasi jaminan penawaran harus unconditional
selama 14 hari, yaitu tanpa persyaratan apapun bila diminta oleh ULP untuk dicairkan maka harus segera cair.
Universitas Sumatera Utara
2. Jaminan Pelaksanaan
Pelaksanaan pengadaan barang jasa membutuhkan jaminan pelaksanaan untuk menjamin agar pelaksanaan kontrak dapat diselesaikan dengan baik.
Jaminan pelaksanaan diberikan oleh penyedia barang pekerjaan konstruksi untuk kontrak bernilai diatas Rp100.000.000 seratus juta
rupiah. Jaminan pelaksanaan yang dipersyaratkan adalah sebesar 5 dari kontrak bila kontraknya lebih dari atau sama dengan 80 HPS tetapi kalau
kontraknya kurang dari 80 HPS maka Jaminan pelaksanaannya harus 5 dari HPSnya. Jaminan pelaksanaan harus diberikan oleh penyedia ketika
akan ditandatanganinya kontrak pengadaan barang jasa. Pejabat pembuat komitmen tidak akan menandatangani kontrak bila jaminan penawaran
belum diberikan oleh pihak penyedia. Jaminan pelaksanaan dapat dikeluarkan oleh bank umum, asuransi, atau penerbit jaminan, tetapi PPK
Pejabat Pembuat Komitmen lebih menyukai jaminan dari bank umum. Jaminan pelaksanaan akan digunakan atau dicairkan apabila penyedia
melanggar persyaratan di dalam kontrak pengadaan barang jasa atau adanya wanprestasi. Jaminan penlaksanaan harus dapat dicairkan dalam
jangka waktu 14 hari kerja sejak dikeluarkannya surat permintaan pencairan dari PPK. Atau apabila terjadi keterlambatan maka jumlah
denda tidak boleh melebih dari nilai jaminan pelaksanaan sebesar 5. Jaminan Pelaksanaan akan dikembalikan kepada Penyedia apabila
pelaksanaan pekerjaan telah mencapai 100 dan diganti dengan jaminan
Universitas Sumatera Utara
pemeliharaan ketika pekerjaan masuk ke dalam masa pemeliharaan pekerjaan.
3. Jaminan Uang Muka
Penyedia jasa konsultansi dapat diberikan uang muka. Besarnya jaminan uang muka adalah senilai uang muka yang diterimanya. Pengembalian
uang muka diperhitungkan secara proporsional pada setiap tahapan pembayaran.
4. Jaminan Pemeliharaan
Jaminan pemeliharaan wajib diberikan oleh penyedia pekerjaan konstruksi jasa lainnya setelah pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai
100. Jaminan pemeliharaan sebesar 5 dari nilai Kontrak harus diberikan kepada PPK untuk menjamin pemeliharaan pekerjaan
konstruksi jasa lainnya yang telah diserahkan. Jaminan Pemeliharaan dikembalikan setelah 14 hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai.
5. Jaminan Sanggahan Banding
Jaminan Sanggahan Banding ditetapkan sebesar dua perseribu dari nilai total HPS atau paling tinggi sebesar Rp50.000.000 lima puluh juta
rupiah. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah serta perubahannya yang mengatur tentang
jaminan sanggah banding telah menghambat asas dan tujuan dari Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, yaitu:
a. Asas keterbukaan yang memungkinkan adanya koreksi menjadi
terhambat dengan diberlakukan jaminan sanggah banding.
Universitas Sumatera Utara
b. Pemberlakuan jaminan sanggah banding secara sepihak tidak
mencerminkan kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa.
c. Tujuan dari UU Jasa Konstruksi dalam mewujudkan peningkatan
peran masyarakat di bidang jasa konstruksi telah dihambat dengan pemberlakuan jaminan sanggah banding.
Dalam membuat Jaminan tidak dipungkiri banyak penyedia barang jasa menggunakan jasa asuransi untuk menerbitkan jaminan. Alasannya sederhana
karena murah dan mudah, sedangkan jika melalui bank umum prosesnya rumit dan mahal.
D. Cara Menjadi Peserta Pengadaan Barang Jasa