Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Pemborongan

D. Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Pemborongan

1. Pemberi tugas bouwheer Hak-hak pihak bouwheer, yaitu : a. Hak utama yaitu menerima hasil pekerjaan secara utuh dan sesuai ketentuan yang terdapat dalam kontrak sesuai dengan keinginan pihak pemberi tugas dan diselesaikan sesuai jadwal waktunya. b. Mengetahui jalannya pekerjaan pemborongan di lapangan. c. Mengecek jalannya pelaksanaan pekerjaan di lapangan apakah sudah sesuai dengan perjanjian atau tidak. d. Memperoleh laporan bulanan mengenai hasil kemajuan pekerjaan. e. Berhak untuk memperlakukan subkontraktor dalam pemenuhan kewajiban dan konsep yang sama seperti kontraktor utama, yaitu dalam hal pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh kontraktor utama, subkontraktor juga dianggap tidak dapat melakukannya. Jika kontraktor mengenai sesuatu hal dianggap tidak berkepentingan untuk melakukannya maka subkontraktor juga dianggap tidak berkepentingan untuk melakukan pekerjaan tersebut. f. berhak untuk memutuskan perjanjian dengan didahului dengan pemberitahuan secara tertulis apabila denda keterlambatan penyelesaian proyek telah mencapai batas maksimum yaitu 10 sepuluh persen dari nilai kontrak. Kewajiban-kewajiban pihak bouwheer, yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Kewajiban utama adalah melakukan pembayaran sesuai dengan nilai kontrak dari pihak pemborong jika pemborong telah menyelesaikan pekerjaannya. b. Membayar uang maka pekerjaan down payment kepada pihak pemborong setelah menerima jaminan pelaksanaan dari pihak pemborong. c. Memberikan pengarahan dan bimbingan apabila dalam pelaksanaan pekerjaan lapangan terdapat hal-hal menyimpang di luar isi perjanjian. d. Memberikan biaya tambahan atas kenaikan harga atau jasa sehubungan dengan pekerjaan tersebut. 2. Pemborong kontraktor Hak-hak pihak pemborong,yaitu: a. Hak utama adalah menerima pembayaran sebesar nilai kontrak dari pihak pemberi tugas. b. Hak mendapatkan uang muka down payment dari pihak pemberi borongan pekerjaan bangunan sesuai dengan yang diperjanjikan. c. Berhak menuntut tambahan biaya atas kenaikan harga barang atau jasa sehubungan dengan perkerjaan itu dengan syarat telah mendapat ijin dari pemberi borongan pekerjaan tentang klaim yang diajukan pihak pemborong. d. Mendapat pengarahan dan bimbingan dari pemberi tugas dalam melaksanakan pekerjaan pemborongan. Universitas Sumatera Utara e. Mencari tambahan dana dari pihak ketiga. f. kontraktor utama berhak untuk memberlakukan syarat-syarat dari perjanjian induk kepada subkontraktor yang berarti mengalihkan beban yang diwajibkan oleh pemberi tugas yang semula berlaku bagi kontraktor utama menjadi berlaku bagi subkontraktor. g. kontraktor dapat juga berhak atas pembayaran mengerjakan bangunan tersebut jika si pemberi tugas lalai untuk melakukan pemeriksaan dan menyetujui pekerjaan atau bendanya menjadi rusak karena cacat. Kewajiban-kewajiban pihak pemborong, yaitu : a. Kewajiban utama adalah menyelesaikan pekerjaan pemborongan pekerjaan bangunan yang diberikan pihak pemberi borongan pekerjaan. b. Mentaati dan melaksanakan ketentuan umum yang berlaku di Indonesia termasuk ketentuan mengenai hubungan ketenagakerjaan dan keselamatan kerja. c. Mengadakan tindakan preventif agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan cara yang benar dan tidak membahayakan keselamatan, baik bagi para pekerja atau yang berdampak buruk bagi masyarakat sekitar. d. Pemborong wajib mengasuransikan tenaga kerjanya dan harus melaporkan pada pemberi tugas. Universitas Sumatera Utara e. Melakukan pekerjaan pemeliharaan pekerjaan selama 30 tiga puluh hari sejak penyerahan pertama dilakukan. f. Membuat laporan setengah harian dan setengah bulan atas kemajuan fisik yang dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan. g. Mengadakan pemberitahuan secara tertulis apabila terjadi force majeure pada pihak pemberi tugas. h. Jika ada kekurangan atau kekeliruan dalam gambar bestek, maka pemborong wajib memberitahukan pada pemberi tugas dan pemborong wajib bertanggung jawab atas kekurangan serta keamanan dan konstruksi hasil pekerjaan, sehingga jika pekerjaan yang tidak baik, pemborong masih berkewajiban memperbaiki atas biaya pemborong sampai baik dan diterima pihak pemberi tugas . i. Pemborong yang melakukan pekerjaan dan menyediakan material, jika kemudian pekerjaannya musnah sebelum penyerahan pekerjaan maka risiko ada pada pemborong, ini berarti pemborong harus mengerjakan lagi dengan material yang baru kecuali jika si pemberi tugas telah lalai melakukan pemeriksaan dan menyetujui pekerjaan tersebut maka risiko beralih pada pemberi tugas Pasal 1650 KUH Perdata. j. Bagi pemborong yang hanya melaksanakan pekerjaan saja, kemudian terjadi kerusakan sebelum pekerjaan diserahkan maka resiko ada pada pemborong yaitu hanya bertanggungjawab terbatas pada kesalahan yang dibuatnya Pasal 1606 KUHPerdata. Universitas Sumatera Utara Sebagai tambahan pula bahwa peran serta masyarakat dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan tidak dapat dihilangkan begitu saja. dalam hal ini masyarakat pun memiliki hak dan kewajibannya. Hak masyarakat berdasarkan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, yaitu: 1. Melakukan pengawasan untuk mewujudkan tertib pelaksanaan jasa konstruksi. 2. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialami secara langsung sebagai akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Kewajiban masyarakat berdasarkan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, yaitu: 1. Menjaga ketertiban dan memenuhi ketentuan yang berlaku di bidang Pelaksanaan jasa konstruksi. 2. Turut mencegah terjadinya pekerjaan konstruksi yang membahayakan kepentingan umum.

E. Metode Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Pihak Pengangkut dalam Perjanjian Pengangkutan Pulp antara PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dengan CV. Anugrah Toba Permai Lestari (Studi pada CV. Anugrah Toba Permai Lestari)

0 119 99

Tinjauan Hukum Pembatalan Akta Perjanjian Kerjasama Pengadaan Barang Atas Dasar Wanprestasi (Studi PT.TNC)

3 102 129

Pelaksanaan Perjanjian Baku Dalam Perjanjian Pengangkutan Barang Melalui Perusahaan Angkutan Darat Di Kota Medan (Studi Di Perusahaan Pengangkutan Barang CV. Asi Murni)

1 37 159

Perjanjian Pengadaan Barang Dan Jasa Untuk Peningkatan Jalan Kereta Api Perlanaan – Gunung Bayu Antara Satuan Kerja Pengembangan Perkeretaapian Sumatera Utara dan PT. Wahana Adidaya Pertiwi

0 70 102

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGADAAN BARANG ANTARA CV. NADIA PERKASA DENGAN PT. KERETA API (PERSERO) DIVISI REGIONAL II SUMATERA BARAT.

0 0 9

Analisis Yuridis Perjanjian Pengadaan Barang dan Jasa Antara CV. Tugede Dengan Dispora Kota Tanjung Balai

0 0 7

Analisis Yuridis Perjanjian Pengadaan Barang dan Jasa Antara CV. Tugede Dengan Dispora Kota Tanjung Balai

0 0 1

SURAT PERJANJIAN ANTARA PT. ANGKASA PURA

0 0 5

BAB II PERJANJIAN PEMBORONGAN A. Pengertian dan Dasar Hukum Perjanjian Pemborongan - Perjanjian Pengadaan Barang Informasi Teknologi (IT) Antara CV. Dhymas Com dengan PT. Gapura Angkasa Dalam Pelaksanaannya.

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perjanjian Pengadaan Barang Informasi Teknologi (IT) Antara CV. Dhymas Com dengan PT. Gapura Angkasa Dalam Pelaksanaannya.

0 3 14